Rakyat Menderita di Balik Pesta Pora

Oleh: Devi Aryani (Ibu Rumah Tangga)


Banjir bandang yang menerjang sembilan kelurahan di kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (16/3) malam, telah memakan banyak Korban dan diperkirakan terus bertambah. Data terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (18/3) pukul 15.00 WIB, mencatat 79 orang tewas dan 43 korban belum ditemukan. Lebih dari 4 ribu jiwa terpaksa mengungsi.

Sementara itu,pada hari minggu, 17 Maret 2019 Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo menggelar acara Apel Kebangsaan di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang.Ganjar kerap mendapatkan kritik karena acara itu digelar dengan menggunakan dana APBD dan menghabiskan dana 18 M. Kritikpun datang dari aktivis kemanusiaan, Natalius Pigai yang merasa prihatin karena disaat rakyat Papua dilanda kepiluan, justru uang negara miliaran rupiah dihambur-hamburkan untuk penyelenggaraan apel kebangsaan. "Nalar publik tercederai! Disaat musibah menimpa bangsa saya, tim Jokowi berpesta pora 18 miliar uang negara, uangr akyat kecil untuk sebuah acara musik yang dihadirihanya 2 ribuan orang," ujarnya, Senin(18/3).

Inilah yang terjadi di negara yang menerapkan sistem kapitalis. Dimana sistem ini akan melahirkan sikap individual dan mengikis rasa kemanusiaan demi sebuah kesenangan. Memang pemerintah telah mengucurkan dana sebesar 1 M untuk korban banjir bandang di Sentani, namun tentu itutidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dana 18 M yang digunakan untuk Apel Kebangsaan. Ini membuktikan jika nilai kemanusiaan mulai hilang bahkan dimulai dari pemerintah itu sendiri. Padahal, bukankah penguasa dan pemerintahan itu dipilih oleh rakyat untuk mengurusi dan mengayomi urusan rakyat? Lalu dimana mereka saat rakyat membutuhkan bantuan?

Berbeda dengan Islam, di dalam sistem IslamBukan hanya rakyatnya saja yang merasa benar-benar diurusi dan diayomi, namun juga negara-negara lain yang membutuhkan bantuan. Contohnya ketika terjadi kelaparan hebatantaratahun1845-1852MdinegaraEropawilayahIrlandia.Peristiwaitudikenaldengan"theGreatHunger"atau‘TheGreatIrishFamine". MendengarperistiwaituSultanKhilafahOttomanTurkiAbdulMajidImenyatakankeinginannyauntukmengirimkanbantuansebesar10.000sterlingdemimembantuparapetaniIrlandia. Atas bantuan itu masyarakat Irlandia menyampaikan rasa terima kasih kepada Sultan Abul Majid I melalui sebuah surat yang hingga saat ini masih tersimpan rapi di musium arsip Turki. Dalam surat tersebut para pembesar dan bangsawan Irlandia menyampaikan pujian kepada Sultan, dan berharap agar tindakan Ottoman menjadi contoh bagi negara-negara lainnya di Eropa.

Jelaslah, hanya jika islam diterapkan dalam bingkai Khilafahlah rakyat akan benar-benar merasa diurusi, dan nilai kemanusiaan akan dirasakan bahkan oleh warga non-muslim sekalipun. Karena Khilafah yang akan mewujudkan islam rahmatan lil'alamiin.


Wallohu’alam Bi Shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak