Oleh : Eli Yulyani (Muslimah Peduli Umat)
Letak geografis Indonesia yang berada di posisi jalur gunung api dunia, memungkinkan Indonesia menjadi negara yang memiliki kekayaan sumber daya energi dan minneral. Kekayaan sumber energi diseluruh nusantara, bisa dijadikan peluang bagi Indonesia untuk menjamin ketersediaan energi bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kekayaan bumi Indonesia, menjadi daya tarik para investor asing, para pengusaha bahkan penguasa. Berdasarkan data tahun 2015 dari kementrian Energi Sumber Daya Alam dan Mineral, cadangan batu bara mencapai 32 miliar ton yang terbukti, sedangkan yang terkira mencapai 74 miliar ton. Hal ini tentu saja sangat menggiurkan dan dijadikan peluang bagi para pebisnis. Tetapi hal yang berbeda di nyatakan oleh direktur pembinaan mineral dan batu bara, kementrian ESDM Muhamad Wafid yang menyatakan bahwa "Indonesia bukan negara dengan batu bara yang melimpah, walaupun saat ini merupakan eksportir batu bara terbesar di dunia". ungkapnya dalam acara mining & engenering Indonesia di jl Expo kemayoran Jakarta, rabu (12/9/2018) detik.com
Kekayaan alam yang semestinya dikelola untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat, nyatanya malah menyengsarakan rakyat setempat. Rilisnya film dokumenter "sexy killers" tanggal 5 april 2019, yang merupakan hasil ekspedisi perjalanan dua orang jurnalis, Dhandy Dwi Laksono dan Ucok Suparta, telah membuka mata masyarakat negeri ini. Dengan fakta-fakta yang sungguh mengagetkan. Kekayaan alam yang semestinya menjadi hak masyarakat, malah menjadikannya petaka dan kesengsaraan bagi masyarakat setempat, berbagai problem mereka hadapi, dengan di bukanya lahan pertambangan batu bara di lingkungan pemukiman penduduk, mengakibatkan pengaruh buruk bagi lingkungan sekitarnya, mulai dari pencemaran lingkungan yang berdampak buruk pada kesehatan masyarakat setempat, sampai terancamnya jiwa, terutama anak-anak yang tidak paham akan bahayanya bermain disekitar lahan pertambangan yang sudah menjadi kubangan besar, tanpa ada pengawasan. Andai saja sumber daya energi dan mineral di negeri ini dapat dikelola dengan baik, tentunya negeri ini mampu menjadikan masyarakatnya sejahtera, menjadi negara kaya dan mandiri.
Tidak hanya sampai disitu, masyarakat dikejutkan dengan pengungkapan fakta-fakta dalam film dokunenter tersebut, tentang siapa saja pemilik saham dari perusahaan-perusahaan tambang batu bara itu, terbyata banyak sekali elit-elit politik negeri ini yang terlibat dalam proyek tersebut. Pantas saja, sewaktu acara debat Capres yang digelar 17 februari 2019, kedua kubu 01 dan 02, sepakat dalam permasalahan ini, tidak membahas konkrit mengenai nasib korban lubang tambang, karena ternyata mereka mempunyai kepentingan yang sama.
Lagi-lagi sistem Kapitalis Liberal yang menjadi penyebab semua ini terjadi. Kebebasan berkepemilikan yang tentu saja dimenangkan dan dikuasai orang-orang bermodal tebal, dan mempunyai kekuasaan di negeri ini, tanpa memperdulikan hak-hak rakyat yang semakin sengsara dan tertekan akibat ulah mereka.
Andai saja sistem Islam diberikan kesempatan untuk mengatur, dan mengelola seluruh sumber daya alam negeri ini, tentulah segala permasalahan dan penderitaan rakyat, karena dalam sistem Islam, kekayaan alam akan dikelola dengan sebaik-baiknya di bawah kekuasaan negara, hanya untuk kesejahteraan rakyatnya. Dan hanya sistem Islamlah yang akan menjadi solusi pasti untuk menuntaskan segala permasalahan dan problematika manusia, dengan Syari'at dan hukum yang sudah jelas.
Sebuah sistem yang bersumber dari Ilahi Robbi, Allah subhanahu wata'ala. Kesempurnaannya diterapkan secara kaffah oleh sebuah intitusi mulia, yaitu Daulah Khilafah Islamiyah. Adanya telah memberi bukti nyata selama lebih dari 13 abad. Membentang lintas benua. Menjadikan dunia penuh rahmat dengan keberadaannya. Memperjuangkannya kembali ada kewajiban setiap kaum Muslim. Insyaallaah, hidup penuh keberkahan di bawah naungannya.
Wallahu'alam.