Oleh : Liza Pratiwi
(Alumni Univ Muhammadiah Palembang)
Pemuda adalah tonggak peradaban Islam. Ditangan pemudalah letak awal kebangkitan dan tentu menjadi harapan umat. Masih teringat jelas saat Mush'ab bin Umair sebagai duta pertama yang diutus Rasulullah untuk mengajarkan al-Qur'an serta menyampaikan Islam di Madinah. Dengan kegigihan yang luar biasa dari Mush'ab bin Umair justru Islam tegak di Madinah.
Masih teringat jelas seorang khalifah muda sekaligus pemimpin pasukan jihad berumur 24 Tahun yang telah berhasil menaklukkan Kota Konstatinopel setelah ratusan tahun semenjak Rasul mengungkapkan kepada para sahabat, bahwa kelak akan ditaklukkan Kota Konstatinopel. Dan masih banyak lagi kisah pemuda yang gigih memperjuangkan Islam.
Kedua pemuda diatas sama-sama memiliki peran langsung oleh seseorang dibelakangnya, yakni pemimpin yang diatasnya. Mush'ab bin Umair dibina oleh Rasulullah SAW. sedangkan Muhammad Al-Fatih oleh ayahnya sebagai seorang khalifah kala itu. Mereka dibina agar menjadi pemuda yang berada dibarisan pejuang Islam dan menjadi penolong agama Allah.
Namun yang terjadi saat ini, anak muda bukan dibina dengan binaan Islam. Justru malah dilatih menjadi pembenci Islam. Seperti yang kita tahu bahwa, para guru Agama Islam beserta anak ROHIS (Rohani Islam) se-Kota Semarang yang tergabung dalam Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) mendeklarasikan untuk menolak paham Khilafah di Indonesia, dan dalam waktu bersamaan juga mendukung kepemimpinan petahana (16/03).
Guru agama serta siswa yang aktif dalam kegiatan Rohis disekolah yang seharusnya menjadi penggerak opini kebangkitan Islam justru dijadikan "alat" kepentingan politik sekuler saat ini untuk membendung kebangkitan Islam dinegeri ini. Pemuda yang menjadi harapan umat untuk kebangkitan Islam justru diperalat menjadi penentang agama Allah.
Ada dua kemungkinan kenapa guru agama serta siswa yang ikut aktif Rohis melakukan hal itu: Yang Pertama: Adanya tekanan dari penguasa. Kedua, Karena terjangkit penyakit SEPILIS (Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme). Kedua kemungkinan ini bisa terjadi, penyebabnya hanya satu, dampak dari demokrasi yang diterapkan dinegeri ini. Hukum buatan manusia ini membuat orang yang baik menjadi buruk. Jadi untuk apalagi dipertahankan? Selain itu, demokrasi juga melanggar aturan Allah, Sang Pembuat Aturan yang sebenarnya.
Penguasa didalam Islam punya peran untuk membina bahkan memfasilitasi pemuda agar taat kepada Allah SWT dan RasulNya. Dan itu kita temukan tatkala Rasulullah SAW menjadi seorang pemimpin serta para khulafa' Rasyidin dalam naungan Daulah Khilafah. Maka dari itu mari para pemuda, bersama-sama memperjuangkan tegaknya khilafah Rasyidah 'Alaa minhajin Nibuwwah! Allahu Akbar!