Oleh : Kusmiati, S.Pd
Debat capres ke-4 yang di selenggarakan beberapa hari yang lalu memuat tema pertahanan, keamanan dan hubungan Internasional. Pada debat tersebut salah satu calon presiden mengungkapkan bahwa ketahanan negara kita lemah dan anggaran nya sedikit. (TribunJateng.com)
Menelisik lebih jauh terkait dengan anggaran negara tidak bisa dilupakan bahwa sumber anggaran negara kita salah satunya dari investasi asing selain dari pajak.
Sepanjang tahun 2018 ada beberapa negara yang menjadi investor untuk Indonesia seperti yang di ungkapkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mencatat Singapura adalah negara yang Investasinya paling banyak mencapai 9,2 Miliar Dolar AS disusul oleh Jepang mencapai 4,9 Miliar Dolar AS, China mencapai 2,4 Miliar Dolar AS, Hongkong mencapai 2 Miliar Dolar AS dan Malaysia 1,9 Miliar Dolar AS.
BKPM tidak merinci seluruh Investasi tersebut di sektor mana saja tetapi ada sejumlah sektor usaha yang menjadi favorit seperti Listrik, Gas, dan Air dengan Investasi Rp. 117,5 Triliun. Pada sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi Rp. 94,5 Triliun, Pertambangan Rp. 72, 8 Triliun, Pada sektor makanan mencapai Rp. 68,8 triliun, dan pada sektor perumahan, Kawasan industri dan pertambangan mencapai Rp. 56, 8 Triliun (Kompas.com)
Investasi asing pada hakekatnya sangatlah berbahaya karena akan mengganggu kelangsungan ekonomi maupun generasi negeri ini. Mengapa demikian? Karena ketika para investor asing masuk ke dalam negeri ini, tidak semata-mata hanya menyerahkan sejumlah uang saja dalam balutan kata investasi melainkan juga membawa pemikiran maupun budaya yang akan merusak generasi.
Investasi sebenarnya merupakan alat bagi negara-negara maju untuk menjajah negara-negara berkembang. Ketika investasi ini ada secara otomatis itu akan semakin membuat kekayaan alam negara dikeruk oleh negara penjajah.
Lantas seperti apa pandangan Islam terkait hal ini?
Di dalam ekonomi islam, pembangunan maupun ketahanan negara tidak mengandalkan investasi ekonomi yang berbahaya tadi melainkan dari pemasukan negara melalui zakat, Kharaz, Jizyah dan lain-lain termasuk dari pengolahan Sumber Daya Alam (SDA) yang bersifat umum yang akan sangat cukup untuk memenuhi segala kebutuhan seluruh rakyat. Tidak seperti didalam negara Demokrasi - Sekuler sekarang yang mengandalkan sektor Investasi maupun sektor pajak. Jadi akan salah kaprah jika membangun kekuatan negara maupun kemandirian negara melalui investasi asing yang jelas-jelas akan semakin membuat negara tidak berdaulat karena akan terus dijajah oleh para negara investor.
Lantas bagaimana penyikapan kita atas hal ini?
Harus kita pamahami bahwa ekonomi islam tidak bisa dipisahkan dengan politik islam. Sebagai generasi bangsa, seharusnya kita menolak investasi asing karena bahaya yang akan ditimbulkan. kita juga berusaha dengan maksimal agar sistem politik islam ini bisa segera terwujud dengan tegaknya Khilafah yang mengikuti metode kenabian sehingga seluruh aturan-aturan islam bisa diterapkan secara menyeluruh (kaffah).
Wallahua'lam.