Nasib Kelam Negeri Kaya Sumber Daya Alam


Oleh : Ummu Antsurafi 

(Menulis Asyik Cilacap)


Leher terasa tercekik, dadapun kian sesak setiap harus mengulas Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia. Betapa tidak terbayang ketimpangan yang begitu tajam terasa, menghempaskan raga-raga yang kian lelah menghamba asa di negeri yang katanya kepingan surga. Semakin sesak semakin pekat rasa marah bercampur aduk menjadi satu. Andai dijabarkan satu per satu SDA Indonesia takkan cukup tinta ini untuk mencatatnya.  Negeri yang melimpah ruah hasil alam dan sumber energi buminya, kekayaan SDA kita tidak lepas dari kondisi geografis kita yang terletak di jalur gunung" api dunia, dan itu membentang dari ujung ke ujung penjuru nusantara.

 Sayangnya hampir semua SDA yang ada hanya dikelola oleh segelintir orang yang punya kuasa, karena bodohnya tak memahami "Ada apa dengan Indonesia yang sesungguhnya, akhirnya Negeri ini benar-benar buta dari kenyataan yang ada. Sistem kapitalis yang selama ini membuat anak bangsa invalid dari hak yang seharusnya dapatkan rakyat, anak bangsa sudah tidak lagi asing dengan kalimat "Siapa yang kuat Iya yang akan mendapatkannya". Kapitalis atau Para pemilik modal kian menggurita menguasai seluruh hajat public yang semestinya bisa dinikmati oleh seluruh rakyatnya.

Mereka tanpa malu, bahkan kian terang-terangan merampok seluruh kekayaan alam ini. dengan dalih negri ini tak punya SDM yang mumpuni untuk mengelolanya. Akhirnya pengusaha pengelola yang punya modal besarlah  yang mengambilnya dan penguasalah yang melegalkan nya.


Contoh paling nyata Freeport di Papua yang puluhan tahun kita hanya kebagian limbah dan royalti yang cuma sepersekian persen jauh dari yang seharusnya kita dapatkan,  padahal kita tahu dan sadar itu tanah kita, tapi kita tak bisa memilikinya. Newmont salah satu perusahaan pengelola asing terbesar yang ada di Indonesia dan masih banyak lagi. Tak hanya emas perak, tembaga, nikel, batubara dan lain sebagainya. Volume hasil tambang kita yang selalu masuk di angka 10 besar dunia, bahkan setiap tahun dapat dipastikan kita bisa menemukan tambang" mineral baru dan rasio kesuksesan eksplorasi, di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 8% namun dari semua itu ada.


Yang lebih membuat kita miris yang selalu luput dari perkiraan dan penglihatan kita adala, dampak buruk yang ditimbulkan dari eksplorasi besar" di berbagai pulau yang ada di Indonesia adalah timbulnya limbah limbah industri, dan kerusakan alam yang nyata. Gunung" yang menjulang berubah menjadi lembah" cekung menganga, seolah bertanya apa salahku hingga kau lukai aku? "Lautan" yang dipagari tiang" pancang penambang untuk memudahkan keluar masuk kapal tanker yang akan Mengangkut hasil produksi batubara dan yang lainnya akhirnya. Nelayan kecil lah Yang terpinggirkan semakin terusir dari negerinya sendiri susah untuk mencari sesuap nasi sekedar menghidupi keluarga saja mereka menghamba diatas derita...!! Asap" dan debu' dari pengolahan industri yang setiap hari terhisap warga, laun tapi pasti warga setempat teracuni limbahnya.

Belum lagi air serapan yang tak layak mereka konsumsi karena tercemari, semua akibat pengolahan sumber daya alam dalam sistem politik demokrasi dan sistem ekonomi kapitalis, dalam kendali korporasi dan lagi-lagi rakyat lah yang kena getahnya menderita karena rusaknya lingkungan dan alam.


 Pengusaha tak ambil pusing dengan imbasnya mereka hanya memikirkan hasilnya, bila semua ini berlanjut maka lambat laun tapi pasti, hancur nya negeri ini takkan terelakkan lagi. 

Contoh nyata baru-baru ini muncul film dokumenter dengan judul "Sexy Killer" yang menggambarkan semua ketimpangan" dari buruknya pengelolaan industri.


Dari semua yang terurai kita tak lagi melihat peluang untuk bisa berubah, & mengubah, tapi mau tidak mau kita harus bisa ambil solusi terbaik dalam pengolahan SDA dengan sistem yang terbaik, dan itu hanya ada dalam sistem  Khilafah Islam, seluruh SDA yang ada akan dikelola untuk sebaik-baik mensejahterakan rakyat dari berbagai segi.  Rakyat diberikan kesempatan seluas"nya menurut kemampuan di bidangnya masing", semua akan diberi tanggung jawab yang sama, demi negaranya demi kepentingan bersama.


Dalam Islam ada sistem kepemilikan yang dibagi menjadi 3 yaitu kepemilikan individu, kolektif dan negara. Semua akan terikat dengan aturan Allah, kita hanya punya tugas untuk melaksanakan perintahnya. 

 Pengelolaan alam dalam Islam, memberikan kedudukan proporsional antara ketiganya, meskipun hak milik ini sangat dilindungi tapi ketiganya bukanlah hak milik yang bersifat mutlak. Suatu saat akan berubah sesuai dengan kepentingan atau urgensinya. Namun tetap harus sesuai dengan yang dibenarkan syariat.


Contoh lain, Islam mengatur bahwa air, api, dan padang rumput adalah kepemilikan kolektif atau bersama.  Islam tidak membenarkan pihak swasta mengelola sumber daya alamnya, termasuk batubara negaralah yang memiliki hak mengelola bukan  pengusaha yang bersekongkol dengan penguasa.


Seluruh pengelolaan SDA akan di aktualisasi, dengan jaminan sandang, pangan, dan papan individu masyarakat, serta pendidikan, kesehatan, dan keamanannya secara kolektif di masyarakat. Dan ini hanya akan bisa dijalankan dalam sistem Ekonomi Islam, di mana negara mengimani Al Qur'an dan as-Sunnah sebagai asasnya. Karena hanya Al Qur'an lah seperangkat hukum yang bersifat lengkap sempurna dan relevan, untuk seluruh tempat dan umat di sepanjang masa.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak