Oleh: Ridha Zinnirah
Muhammad Al Fatih adalah negarawan muslim sejati. Sepak terjangnya dalam penaklukan dunia Islam tidak lagi diragukan. Beliau memimpin sekitar 30 tahun.
Di bawah kepemimpinannya berhasil menaklukkan Bizantium. Termasuk juga wilayah Asia. Serta menyatukan Anatoli dan wilayah-wilayah Eropa. Beliaulah yang merealisasikan hadits “Sesungguhnya akan ditaklukkan kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu“. (HR. Ahmad)
Muhammad Al Fatih juga sosok pemimpin yang memiliki komitmen kuat dalam menjaga ilmu pengetahuan. Beliau sangat mencintai ilmu pengetahuan. Salah satu penyebabnya sejak kecil beliau telah diberikan pengajaran yang baik oleh ulama-ulama terbaik.
Di masa kepemimpinannya beliau membangun madrasah, menyebarkan ilmu pengetahuan, dan membangun akademi-akademi. Sebagai seorang kepala negara, beliau langsung mengawasi kurikulum yang diajarkan, dan berkontribusi dalam mengembangkan model pendidikan.
Harta yang dimiliki diwakafkan untuk kemajuan pendidikan dari level kota hingga desa-desa. Selain itu beliau juga sering melakukan monitoring langsung ke sekolah-sekolah saat siswa ujian. Bahkan tidak segan mendengarkan guru yang sedang mengajar.
Semua level pendidikan diberikan gratis. Adapun materi-materi pembelajaran meliputi tafsir, hadits, balaghah, ilmu kebahasaan, aristerktur dan sebagainya.
Perpustakaan adalah hal yang tidak luput dari perhatiannya. Pengelola perpustakaan bukan orang yang hanya mampu mencatat dan mengawasi. Lebih dari itu. Seorang pustakawaan adalah orang yang memiliki ilmu pengetahuan, bertakqwa, mengerti seluk beluk judul buku dan pengarangnya. Pustakawan ini pula bertanggung jawab atas kelestarian dan kebaikan dari lembaran-lembaran buku.
Perhatian Muhammad Al Fatih lainnya yang dikaitkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan adalah memuliakan para ulama. Tidak tanggung-tanggung uang pribadi digunakan untuk kesejahteraan para ulama. Tujuannya agar mereka maksimal dalam pelayanan ilmu pengetahuan dan pengajarannya.
Sebuah kisah saat Qarman menjadi wilayah bagian dari kekuasaan beliau. Para pekerja dipindahkan ke Konstatinopel. Hanya saja seorang menterinya mendzalimi penduduknya. Diantaranya ada ulama dan orang-orang berakhlak mulia.
Mengetahui hal tersebut, Muhammad Al Fatih segera memohon maaf dan mengembalikan mereka ke negri asalnya dalam keadaan terhormat.
Muhammad Al Fatih juga tidak membiarkan ulama hidup dalam kesengsaraan dan kesulitan hidup atau kelaparan. Beliau tidak akan tinggal diam. Bersegera mendatangi mereka dan memenuhi semua kebutuhannya.
Sebuah pesan indah beliau kepada anaknya tentang ulama adalah " Ulama itu laksana kekuatan yang ada di dalam tubuh bagsa, maka hormatilah mereka. Jika engkau mendengar ada seorang ulama di negeri lain, ajaklah dia datang ke negeri ini dan cukupilah kehidupannya".
Hal yang menjadi kebiasaan Muhammad Al Fatih adalah di setiap bulan Ramadhan beliau bersama para rombongan ulama shalat dzuhur di Istana. Para ulama yang datang adalah yang dalam ilmu tafsirnya.
Salah seorang dari mereka akan menafsirkan ayat Al Quran. Setelah itu mereka akan mendiskusikannya dan bertukar pikiran terhadap tafsiran ayat yang dikaji.
Di bidang penerjemahan, Muhammad Al Fatih juga memberikan perhatian besar. Beliau merupakan khalifah yang menguasai beberapa bahasa.
Salah satu buku terjemahan beliau adalah Masyahir Al Rijal (Orang - Orang Terkenal) karya Poltark. Ada juga buku tentang kedokteran Al Tashrif Fit Thibbi. Buku ini karangan Abdul Qasim Al Zaharawi Al Andalusi.
Perhatian Muhammad Al Fatih pada bahasa Arab juga sangat tinggi. Ia merupakan bahasa Al Qur'an dan ilmu pengetahuan. Beliau meminta para pengajar pada masanya memiliki 6 buku yang terkait bahasa diantaranya Ash Shihah, At Takmilah, dan Al Qamus.
Demikianlah diantara kegemilangan ilmu pengetahuan di masa pemerintahan Muhammad Al Fatih. Besarnya perhatian beliau tujuan utamanya agar ilmu pengetahuan bisa tersebar luas ke seluruh rakyat.
Penjagaan ilmu pengetahuan juga bagian dari dakwah ke tengah umat. Agar umat semakin faham pada agama dan menjadikannya sebagai pandangan hidup yang sempurna.
------
Sumber rujukan : Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, karya Prof. DR. Ali Muhammad As Shalabi
#PostingBareng
#PeradabanIslam
#PeradabanLiterat
#Revowriter