Oleh: Nia Faeyza
(Menulis Asyik Cilacap)
Aliran kepercayaan tengah berkembang pesat di negeri ini. Meski aliran ini sudah ada sejak lama, namun negara pasang surut untuk mengakuinya sebagai agama. Sampai pada akhirnya aliran ini bebas berlenggang, setelah keluar putusan MK.
TRIBUNJATENG.COM, CILACAP- Sebanyak 16 siswa penghayat kepercayaan di Kabupaten Cilacap mengikuti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (UN/USBN). 16 terdiri dari 11 siswa SMP dan lima siswa SLTA.
Lima siswa SLTA itu bersekolah di SMK Yos Sudarso Sidareja, SMK N 2 Cilacap, SMK N 1 Kawunganten, SMA N 1 Bantarsari. Adapun 11 siswa besrekolah di SMP N 1 Adipala dan SMP N 2 Adipala.
Sekretaris Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) Kabupaten Cilacap, Muslam Hadiwiguna Putra mengatakan, Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2018 lalu yang hanya diikuti oleh lima siswa.
"Keseluruhan ada 16 anak. Tahun kemarin ada lima anak," katanya.
Menurut Muslam, materi ujian tahun ini sudah diatur dalam panduan kurikulum nasional yang ditentukan oleh Kemendikbud dan MLKI pusat. Materi ujian praktek diantaranya meliputi sungkem, mengheningkan cipta, mengenal simbol spiritual, seperti tempat ibadah dan lain sebagainya.
Pemerintah secara resmi melegalka pendidikan khusus untuk para penghayat kepercayaan di Indonesia melalui penerbitan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 27 Tahun 2016, tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa pada satuan pendidikan.
Jumlah penghayat kepercayaan di Cilacap cukup tinggi. MLKI mengklaim terdapat sekitar 99 ribu orang penganut kepercayaan yang terbagi menjadi 29 kelompok atau paguyuban. (*)
Beragama merupakan satu hal yang fitri dalam diri manusia. Jika dilihat dari segi fitrahnya, fitrah manusia itu lemah, serba kurang, dan terbatas. Sehingga membutuhkan pihak lain yang lebih agung untuk disembah. Beragama merupakan naluri yang bersifat tetap yang mendorong manusia untuk mengagungkan dan mensucikan sesuatu.
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui perantara wahyu. Islam adalah agama yang sempurna dan sebagai penyempurna bagi agama-agama sebelumnya. Aqidah yang dibawa Rosul ini bertujuan untuk mengalihkan umat manusia dari penyembahan terhadap makhluk-makhluk, kepada penyembahan terhadap Allah yang menciptakan segala sesuatu.
Aqidah itu ibarat pondasi keimanan. Jika seseorang memiliki pondasi keimanan yang kuat, maka bangunan keimanannya akan kokoh. Begitu juga sebaliknya.
Negara kita 90 persen masyarakatnya beragama islam.
Ketika aliran-aliran semacam penghayat kepercayaan berkembang pesat, maka bisa berpengaruh serius terutama di kalangan pendidikan. Anak-anak yang sedang dalam masa pencarian jati diri, akan terkecoh oleh ajaran-ajaran sesat ini. Karena aliran sesat ini sedikit banyaknya mempengaruhi pola pikir anak.
Jika ini terus berlanjut, anak tidak akan memiliki aqidah yang tetap. Aqidah yang berfungsi sebagai pondasi keimanan akan goyah.
Kondisi ini sebagai cermin bahwa negara ini tidak memiliki ketegasan dalam menyikapi urusan agama.
Urusan agama sejatinya menyangkut urusan inti dari aqidah. Tentang keutamaan dalam beiman.
Jika dalam urusan aqidah saja negara tidak mampu meri'ayah, bagaimana dengan urusan-urusan yang lain.
Masalah ini timbul karena negara menanamkan tsaqofah barat khususnya dalam bidang pendidikan. Standar kurikulum yang dipakai adalah standar kurikulum barat, buatan manusia. Bukan standar kurikulum yang datang dari Sang Maha Pencipta.
Ini merupakan skenario Barat yang ditanamkan di negeri-negeri muslim. Strategi penjajahan pemikiran , melalui pendangkalan pemikiran.
Anak-anak adalah kunci masa depan bangsa. Jika sejak dini ditanamkan nilai-nilai menyimpang, maka bisa dipastikan tidak akan melahirkan generasi penerus peradaban gemilang.
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rosul-Nya dan kepada Kitab yang diturunkan Allah kepada Rosul-Nya dan kepada Kitab yang diturunkan sebelumnya. Dan siapa saja yang mengingkari Allah dan Malaikat-Nya dan Kitab-Kitab-Nya dan Rosul-Rosul-Nya dan Hari Akhir maka ia telah sesat sejauh-jauh kesesatan" (TQS.An-Nisa: 136).
Umat islam saat ini memang sedang mengalami keterpurukan di segala lini kehidupan. Jalan satu-satunya untuk keluar dari keterpurukan ini adalah dengan mengembalikan lagi kehidupan islam. Menjadikan islam sebagai aturan dalam kehidupan. Yaitu dengan tegaknya kembali Daulah Islam.
Wallahu a'lam bish-showab