Oleh : Binti Adib
Islamofobia adalah istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka dan diskriminasi pada Islam dan Muslim.Istilah itu sudah ada sejak tahun 1980-an, tetapi menjadi lebih populer setelah peristiwa serangan 11 September 2001. Pada tahun 1997, Runnymede Trust seorang Inggris mendefinisikan Islamofobia sebagai "rasa takut dan kebencian terhadap Islam dan oleh karena itu juga pada semua Muslim," dinyatakan bahwa hal tersebut juga merujuk pada praktik diskriminasi terhadap Muslim dengan memisahkan mereka dari kehidupan ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan bangsa. Di dalamnya juga ada persepsi bahwa Islam tidak mempunyai norma yang sesuai dengan budaya lain, lebih rendah dibanding budaya barat dan lebih berupa ideologi politik yang bengis daripada berupa suatu agama.(Wikipedia)
Peristiwa yang belum lama ini terjadi yang dipicu Islamofobia adalah pemimpin partai sayap kanan Denmark Starm Kurs, Rasmus Paludan, membakar salinan Alquran, Jumat 22 Maret 2019. Hal itu dia lakukan sebagai bentuk protesnya atas sejumlah Muslim yang menunaikan Shalat Jumat di depan gedung parlemen negara tersebut.( REPUBLIKA.CO.ID)
Sebelumnya telah terjadi tragedi Cristchurch . Penembakan oleh seorang pria,yang merenggut 50 nyawa warga Muslim Selandia Baru,Jumat 15 Maret 2019. Pelaku penembakan menyiarkan aksinya secara langsung. Dia menyampaikan alasan penembakan sebagai aksi anti imigran dan kebencian terhadap kaum Muslim.(tirto.id)
Sementara di Indonesia sendiri, Islamofobia juga telah lama berkembang. Kaum Muslim yang berusaha menjalankan Islam kaffah diberi sebutan radikal, fundementalis , anti kemajuan,teroris, dan lain sebagainya. Propaganda terorisme semakin mencuat setelah terjadinya ledakan bom Bali, dan kasus bom Sarinah. Hasilnya berbagai macam tindakan anti-Islam atau Islamofobia kian marak. Belakangan ini terjadi pembakaran terhadap bendera Tauhid, persekusi terhadap Ustadz dan kegiatan pengajian terjadi di negeri yang mayoritas beragama Islam. Peristiwa yang terbaru munculnya bendera tauhid dalam sebuah kampanye di permasalahkan dengan alasan bendera ormas HTI.(TRIBUNNEWS.COM) Padahal bendera tersebut kalau diperhatikan dengan cermat itu bendera yang dicontohkan Rasulullah.
Sekertaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas berharap Selandia Baru bisa menjadi pelopor melawan islamofobia yang tengah melanda dunia. Anwar mengaku salut dengan adanya tindakan tegas dan rasa toleransi tinggi di Selandia Baru pasca teror di dua masjid, Kota Christchurch, Selandia Baru. (REPUBLIKA.CO.ID ) Selandia Baru diharapkan menjadi pelopor melawan Islamofobia ini disampaikan langsung Anwar kepada Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar Selandia Baru untuk Indonesia Roy Ferguson. Hal itu disampaikan dalam pertemuan antara MUI dan Kedutaan Besar Selandia Baru.
Benarkah tindakan yang dilakukan penguasa Selandia Baru akan mampu menghilangkan Islamophobia? Apakah Islamofobia bisa dihilangkan dari negeri-negeri kaum Muslim ?
Pada jaman dahulu,stigma negatif terhadap Islam dan Rasulullah juga terjadi pada perjalanan dakwah Rasulullah saw. Saat itu Rasulullah saw mendapat berbagai bentuk hinaan, ancaman, hingga kekerasan fisik. Kaum kafir Quraisy menuduh Nabi Muhammad memecah belah keluarga, Bahkan mereka menyebut Rasulullah saw sebagai orang gila dan tukang sihir.. Ancaman dan penistaan lain terhadap Islam dan diri Rasulullah kerap kali dilakukan oleh kaum Quraisy. Hal itu, terjadi karena ketakutan masyarakat jahiliyah terhadap Islam dan kaum Muslim.
Setelah Islam tersebar hingga Madinah,berdirinya negara Madinah ,Rasulullah dan kaumMuslim mempunyai kekuasaan. Islam diterapkan dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat. Masyarakat Arab melihat cahaya Islam. Tuduhan kaum kafir terhadap Islam dan Rasulullah tidak terbukti. Islam yang dibawa Rasulullah mampu mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat bermartabat. Masuklah manusia ke dalam Islam berbondong-bondong. Mereka menyadari Islam tidak seperti fitnah yang selama ini berkembang. Mereka yang memberi tuduhan negatif terhadap Islam dan pengikutnya tidak berani lagi bersuara.
Dalam masyarakat yang menganut demokrasi saat ini, berkembang kebebasan berpendapat. Sehingga orang bisa melontarkan pendapat apa saja. Meskipun pendapat itu bertentangan dengan Islam. Memberi label negatif terhadap Islam dan umat islam hal yang sangat mungkin terjadi. Para tokoh yang merasa resih dengan ajaran Islam tertentu,,tidak nyaman dengan ajaran Islam melakukan tuduhan keji terahdap ajaran Islam. Antara lain : jilbab budaya Arab,sistem pemerintahan yang dicontohkan Rasulullah tidak relevan. Sanksi bagi pezina dianggap tidak manusiawi. Dan lain sebagainya.
Menyebarnya Islamofobia ini tentu sangat berbahaya. Karena akan memperkuat pandangan dan sikap yang menyudutkan kaum Muslim. Selanjutnya akan mendorong sikap saling curiga, kebencian, dendam dan kemarahan yang berujung pada menguatnya konflik horisontal di tengah-tengah masyarakat. Terbukti, tidak sedikit masjid yang dilempari batu. Pengajian dibubarkan. Muslimah yang menggunakan hijab dilecehkan. Dan lain-lain.
Agar kita tidak terpengaruh oleh pemikiran Islamofobia maka kita harus mempelajari Islam secara menyeluruh. Mempelajari Islam dengan niat ikhlas. Mempelajari Islam salah satu kewajiban yang Allah fardlukan atas setiap Muslim. Allah mewajibkan setiap Muslim belajar mulai dari buaian sampai liang lahat. Mempelajari Islam dari guru yang menyakini Islam sebagai jalan hidup,bukan Islam hanya disikapi sebagai teori.
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS. Al-baqarah : 208-209)
Islamofobia akan benar-benar hilang dari benak umat manakala umat paham Islam secara menyeluruh. Manakala umat sadar bahwa opini yang selama ini berkembang adalah fitnah belaka. Manakala umat paham sebutan radikal,fundamentalis ,terorisme adalah istilah politik untuk menyudutkan umat Islam. Manakala umat benar-benar melihat Islam memberi kontribusi bagi peradapan manusia. Manakala umat merasakan Islam benar-benar menjadi rahmat bagi semesta alam.
Kapan hal itu terjadi? Itu akan terjadi saat Islam diterapkan dalam semua aspek kehidupan.. Ketika umat berada dalam naungan khilafah Rasyidah ala minhajinnubuwah. Khilafah akan memimpin dakwah keseluruh penjuru dunia.
Hari ini, tanpa khilafah umat seperti yang pernah diramalkan Baginda Rasulullah laksana hidangan yang diperebutkan. Umat harus menyadari Khilafah ajaran Islam. Khilafahlah yang akan menjadi perisai umat dari kezaliman.