Oleh: Resti Lestari
Mahasiswi Unisba
Akhir-akhir ini, kaum muslimin belahan dunia di luar Indonesia kembali mengalami penderitaan atas kedzaliman dengan berbagai bentuk penindasan. Tepat pada hari Jum’at, tanggal 15 Maret 2019, tepatnya di Selandia Baru terjadi penembakan atas kaum muslimin yang dilakukan oleh oarang Yahudi. Dikutip dari www.Matamatapolitik.combahwa Ketika suara tembakan pertama merusak kedamaian dalam masjid, Aymen Jaballah mengira itu hanyalah beberapa arus pendek listrik - bola lampu yang meledak, mungkin. Jaballah adalah manajer fasilitas Masjid Al Noor, dan dia berpikir, ketika dia salat, bahwa (masalah listrik) ini hanya perlu sedikit diperbaiki. Kemudian suara tembakan kedua terdengar, disertai dengan teriakan “Allahu Akbar, la ilaha illaallah“ - Allah maha besar, tidak ada Tuhan selain Allah. Jaballah yang suaranya serak, mengatakan bahwa ia kemudian menyadari bahwa orang-orang (dengan mengatakan Allahu Akbar) “pada dasarnya mengatakan, ‘Saya akan mati.'” Dengan peristiwa itu, Jaballah adalah satu di antara jutaan warga Selandia Baru yang terhuyung-huyung setelah serangan teror paling mematikan di negara pulau itu, dan mempertanyakan apa artinya ini bagi negara mereka.
Dalam hal ini, melahirkan suatu istilah Islamfobia. Bukan hanya terjadi pada masyarakat Selandia Baru saja, akan tetapi terjadi di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Dengan terjadinya suatu peristiwa ini, seolah-olah membuat umat Islam ketakukan akan suatu simbol Islam dan ajaran Islam. Salah satu contohnya, umat Islam trauma ketika melaksanakan ajaran Islam. Dan memiliki anggapan bahwa peneroran ini sering terjadi kepada umat Islam yang sedang melaksanakan Ibadah kepada Allah Swt. Peristiwa ini terjadi karena sistem yang ada saat ini, yakni penerapan sistem Kapitalis. Dimana pada sistem ini pada dasarnya memisahkan agama dari kehidupan, dan menghalalkan segala cara demi terciptanya suatu keuntungan atau manfaat bagi dirinya.
Dengan demikian, Islamfobia hanya bisa dihentikan apabila diterapkannya suatu sistem Islam secara kaffah. Karena Islam merupakan agama penyempurna dari agama sebelumnya, dan Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat Jibril. Nabi Muhammad Saw diutus untuk menyampaikan seluruh aturan yang ada dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia. Dengan Islam, maka seluruh kehidupan umat manusia akan sejahtera, selain itu juga akan membawa suatu kedamaian. Karena dalam Islam pemimpin berperan untuk melindungi umat tanpa terkecuali dari berbagai kedzaliman yang dilakukan oleh orang yang benci terhadap Islam. sebagai bukti sejarah penerapan Khilafah yang meniscayakan Khalifah mampu mengayomi semua agama dan ras, sehingga tidak ada rasa takut terhadap keberadaan orang asing. Oleh karena itu, inilah saatnya kita mencapakkan sistem Kapitalisme dengan sungguh-sungguh melakukan ‘amar ma’ruf nahyi munkar, sehingga akan terwujudnya suatu kehidupan Islam di bawah ke-Khilafah-an yang sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.
Wallahu’alam Bi Shawwab.