Menapaki Jejak Rasul di Mekkah

Oleh: Tita Rahayu S. 


Mekkah. Salah satu kota yang disucikan. Di sini tempat kelahiran Nabi Muhammad saw. Tapi, Nabi juga pernah terusir dari sini. Hingga harus hijrah ke Madinah. 


Jarak kota Mekkah ke Madinah cukup jauh. Kami menempuh perjalanan Madinah-Mekkah selama kurang lebih 5 jam dengan menggunakan Bus. Terbayang saat Nabi Muhammad SAW harus berjalan kaki beratus kilometer meninggalkan kota kelahiran. Hanya berbekal seadanya, ditemani sahabat s. Salah satu yang berperan dalam menyukseskan hijrah Rasul adalah Asma binti Abu Bakar, yang saat itu tengah hamil besar. Sang wanita dua ikat pinggang. Anak dari sahabat setia, Abu Bakr ra. Kehamilan tak menjadikan alasan untuk berpangku tangan dalam membantu agama Allah, membantu Rasulullah. 


Maka diri ini tak sanggup membendung air mata, ketika membayangkan perjalanan Hijrah Rasulullah dan para sahabat. Berjalan kaki beratus kilometer melintasi padang pasir yang panas. Demi memperjuangkan agama Allah. Yang kini bisa kita cicipi manisnya buah agama Allah. 


Suasana kota Mekkah sedikit berbeda dengan Kota Madinah. Di sini terasa sekali lebih banyak orang. Terutama di sekitaran Masjidil Harom, selalu ramai orang berlalu lalang. Baik yang bersiap umroh maupun bersiap Sholat dan itikaf di dalam Masjid. 


Ka'bah. Menjadi salah satu yang dicari, dirindu, dinanti semua orang. 

Hanya menatapnya saja mata ini langsung berembun. Dzikir yang kami lafadzkan membuat rindu semakin membucah. 


Ya Allah... kami datang...

kami datang penuhi undangan Mu Ya Allah..  


Maka, selanjutnya tiada kata yang terucap selain memohon ampunan, melangitkan harapan, serta sujud penuh syukur. 


"Disana Gua Hiro", seseorang menunjuk ke arah sebuah bukit bebatuan yang terlihat dari pelataran masjidil harom. Saya yang tak sengaja mendengar, turut melihat ke arah yang ditunjuk. 


Tampak dari kejauhan, sebuah bukit bebatuan. Yang katanya dibiarkan demikian adanya. Tanpa tambahan pembangunan apa-apa. Tidak seperti masjidil harom dan Masjid Nabawi yang sudah sangat berbeda tentunya dengan kondisi ketika jaman Nabi SAW dulu. 


Baik Mekkah maupun Madinah kini telah tumbuh menjadi sebuah "Kota". Hotel dan gedung-gedung menjulang tinggi di sekitaran masjid. Pemukiman dan pertokoan mengisi kekosongan lahan yang dahulu mungkin hanyalah padang tandus. 


Kemajuan peradaban ini, rasanya hampa. Karena tidak disertai dengan adanya penerapan Islam yang kaffah. Karena nafas islam tak sepenuhnya hadir disini. Bahkan, tak lama ini hati jutaan umat muslim tersakiti oleh Putra Mahkota Arab yang berjabat tangan bahkan mendukung rezim Cina yang tengah menindas muslim Uighur di Xinjiang sana. 


Semoga...Allah undang kami untuk kembali ke tanah suci. 

Semoga Allah undang keluarga, sahabat, dan kerabat untuk juga hadir disini. Dan semoga kehadiran Islam kaffah akan kembali kita rasakan.

Wallahu'alam alam bish shawab. 

45Zahra

Ibu, Istri, Anak, Pribadi pembelajar yang sedang suka menulis.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak