Liberalisasi Merebak, Generasi Semakin Rusak

 

Oleh: Rizka Agnia Ibrahim


Berita tentang banyaknya kasus pencabulan, rudapaksa, kerusakan-kerusakan generasi yang semakin tak terkendali bahkan sampai aborsi yang tak lagi terkesan keji karena saking terbiasanya terjadi di negeri ini. Berzina bukan lagi termasuk tindakan kriminal, tindakan asusila pun tidak dihukumi secara serius sehingga terus subur dan menjamur di setiap kalangan. Berita-berita di media bukan melahirkan efek jera, tapi seakan-akan memberi teladan dan menggiring arus rusak semakin nyata.

Salah satu informasi terbaru, mantan kepala sekolah di Kabupaten Soppeng, Sulsel, berinisial MT, diduga telah mencabuli 14 anak.

“Dari hasil laporan yang kami terima, sudah 14 anak berstatus pelajar diduga dilecehkan oleh oknum kepala sekolah di tempat pelaku menjabat sebagai kepala sekolah. Namun, kini MT bertugas di Dinas Pendidikan Kabupaten Soppeng,” kata Kasat Reskrim Polres Soppeng, AKP Rujiyanto Dwi Poernomo, kepada Detikcom, Minggu (14/4/2019)

Informasi lainnya tentang belasan anak di bawah umur asal Kampung Cipeuteuy, Margawati, Kecamatan Garut Kota, mereka melakukan adegan syur layaknya penyuka sesama jenis setelah menonton video porno.

“Sudah ada laporan, kami sedang bergerak mengusir kasus ini. Mudah-mudahan tidak lama lagi kasusnya terbongkar,” kata Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna. Minggu (14/4/2019)

Setiap hari, bahkan setiap menit, berita tentang kemerosotan kondisi umat terus berganti dengan berita yang nyaris sama bahkan lebih menggila. Ada ayah yang merudapaksa anak kandung hingga hamil, belum lagi kasus perundungan yang kian gencar terjadi di kalangan generasi, tanpa ada solusi yang mampu memberantas semua dengan pasti.

Liberalisasi di segala bidang untuk menghancurkan generasi agar tak mampu bergerak gemilang dan memiliki pemikiran yang cemerlang. Penggiringan roda peradaban umat Islam bergerak ke arah titik nadir, kerusakan secara sistemik yang tentu arusnya akan mengalir ke kanal-kanal  peradaban umat, jika kita tidak cermat, maka api kesengsaraan akan terus melumat.

Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam memberi nasihat yang begitu mendalam agar umat tidak terjerat peradaban yang penuh dengan manipulasi. Sabdanya:

“Sungguh kalian akan mengikuti ajaran-ajaran orang-orang sebelum kalian, sehasta demi sehasta, sedepa demi sedepa, hingga mereka masuk ke dalam lubang biawak kalian akan masuk ke dalamnya.” (HR. Ahmad)

Ketika ikatan-ikatan Islam itu terlepas tanpa kita sadari, umat semakin kebingungan dan menerima semua dengan pasrah. Inilah fase terberat, saat generasi ibarat ngengat yang masuk ke dalam api, begitulah seyogyanya saat peradaban sekuler ini berjaya. Penyakit sosial tumbuh dengan pesat, perzinaan, prostitusi, homoseksual, dianggap lumrah. Arah hidup semakin salah kaprah. Rasulullah pun bersabda:

“Simpul Islam akan terlepas satu demi satu, setiap kali terlepas satu ikatan, manusia akan berpegang berpegangan dengan tali berikutnya. Tali lepas yang pertama kali adalah hukum dan yang terakhir adalah salat.” (HR. Ahmad, Ibun Hibban, dan Hakim)

Ada bagian kelompok umat yang pro sekularisme berkata, Islam merosot karena inheren ajaran Islam itu sendiri. Benarkah seperti itu? Tentu kita harus membuka lembaran demi lembaran sejarah yang bisa menjadi pencerah. Sebagaimana tertulis dalam Alquran yang telah mengeluarkan manusia dari pekatnya kegelapan menuju terang benderang cahaya, Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Memperbaiki wajah peradaban dunia dari keterbelakangan. Sisa-sisa kemuliaan ajaran Islam masih tersisa, seperti keharusan menjauhi zina dengan segala bahayanya. Meski saat ini tanpa bangunan hukum yang jelas ditegakkan oleh negara.

Tak ada lagi solusi terbaik untuk mengembalikan generasi pada posisi yang seharusnya, yakni perlu tegaknya kembali Sistem Islam/ Khilafah yang mampu menjaga generasi secara komprehensif. Bukan sekadar menjaga biasa tapi di segala bagian penting yang luar biasa, termasuk mencegah rusaknya pengaruh media yang kencang menggerogoti pemikiran generasi, agar tidak terjerumus dalam kubangan pergaulan bebas serta rusak secara masif.

Hanya Khilafah yang kompatibel dengan Syariat Islam, insyaallah akan mampu menciptakan generasi muda setangguh Muhammad Al-Fatih, Umar bin Abdul Aziz, Abdul Malik, Usamah bin Zein, Abdullah bin Abbas, contoh generasi yang tidak menyia-nyiakan masa muda, sehingga di usia belasan sudah mampu menjadi bagian yang kompeten memberi solusi pada problematika umat.

Wallahu a’lam


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak