LGBT Jembatan Kemaksiatan

Oleh: Harti Ramdhanisa 

(Aktivis Kampus)


Belakangan ini kita kembali dikejutkan dengan kabar yang menyesakkan hati tentang penayangan  film LGBT yang berjudul “Kucumbu Tubuh Indahku”. Kabarnya rencana penayangan film ini menjadi viral hingga muncul petisi film tersebut.


Film karya Garin Nugroho tersebut mengungkapkan tragedi 65 dan homoseksual dalam tradisi Indonesia, yang mana dalam film tersebut mengisahkan tentang Wahyu Arjuno yang menjadi tokoh utama, narator bagi perjalanan film ini dari awal hingga akhirnya, film ini menguak beberapa simbol-simbol yang berkaitan dengan ‘seks’. Salah satunya simbol ‘lubang jangkrik’ yang dalam film tersebut menjadi simbol yang paling banyak diexplor oleh film ini. (Compasiana.com, 20/04/19).


Dari ungkapan tersebut jelas film ini dapat berdampak negatif yang akan menghancurkan generasi muslim di Indonesia.  Kita tahu bahwa mayoritas semua kalangan tidak terlepas dari update sosial media dan teknologi. Dengan kata lain, film ini merupakan film ajang maksiat yang akan  menyebabkan generasi muslim semakin rusak kehidupannya dan bertentangan  dari ajaran agama manapun. 

LGBT merupakan penyakit menyimpang yang melanggar fitrah manusia. Pasalnya, banyak masyarakat muslim di Indonesia menolak penyebaran budaya kaum Sodom tersebut. Namun berulangkali kaum LGBT ini terus berusaha bangkit di ranah publik demi memunculkan eksistensinya agar diakui oleh Negara.


LGBT Buah Sistem yang Rusak


Merajalela homoseksual dan lesbianisme adalah buah sistem yang rusak. Sistem kapitalisme dengan ide dasar sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) yang diadopsi oleh masyarakat dan diterapkan oleh pemerintah di Negeri ini telah membuka pintu lebar-lebar bagi perkembangan berbagai macam pemikiran rusak dan kufur. Para pengadopsi perilaku menyimpang seksual ini bisa gencar beraksi karena mendapat justifikasi dari ide liberalisme, kebebasan berekspresi yang dibangun di atas ideologi sekular yang menafikasi agama dari kehidupan. HAM (hak asasi manusia) sering digunakan sebagai tameng dalam seluruh kegiatan mereka. Para pendukung mereka pun selalu punya seribu satu alasan untuk membela mereka, salah satunya  ialah melalui penayangan film laknat tersebut yang juga didukung oleh peran media.


Islam Menolak LGBT


Sistem kehidupan Islam sangat bertolak belakang dengan gaya hidup liar yang diajarkan sekulerisme dan liberalisme. Islam lmemandang perilaku LGBT ini hukumnya haram. Semua perbuatan haram itu sekaligus dinilai sebagai tindak kejahatan kriminal yang harus dihukum. 

Allah Swt. sangat melaknat pelaku homoseksual karena lebih hina dari binatang. Sebagaimana firman-Nya:


وَ لَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَا يَفْقَهُوْنَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُوْنَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُوْنَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلٌّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُوْنَ.


“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi) neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih rendah lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.(QS.Al-A’raf:179)


 Dan sabda Rasulullah Saw:


لَعَنَ اللهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوْطٍ وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوْطٍ وَ لَعَنَ اللهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوْطٍ 

“Allah telah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth. Allah telah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth Allah telah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth”. (HR. Ahmad). 

Memberantas penyimpangan seksual ini seharusnya dilakukan mulai dari akarnya dengan mencampakkan ideologi sekuler, liberalisme kapitalis demokrasi. Karena sistem itulah yang memfasilitasi semakin merajalelanya kemaksiatan di Negeri ini. Hal itu hanya dapat dilakukan dengan penerapan Islam secara kaffah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak