Oleh : Asri Supatmiati
.
.
Boikot film Kucumbu Tubuh Indahku. Begitu Walikota Depok ambil sikap. Bagaimana tidak, baca judulnya aja udah bikin mual. Tadi gak sengaja lihat trillernya. Aduh, aktor kecil itu beneran adegan gitu (nempel tangan ke dada wanita dewasa)? Kasihan.🙄
.
Memang, secara sinematografi, siapa yang meragukan kepiawaian Garin Nugroho. Kelas festival bangetlah. Seperti film-film besutan lainnya, karya ini pun diakui di kancah internasional. 😑
.
Tapi, wait. Tentu saja tidak kaget. Selera internasional, sangat suka dengan isu-isu seperti ini. Budaya tradisional, dibalut dalam nuansa "budaya global." Kali ini mengeksploitasi sisi-sisi kelainan seksual. Ya, jelas saja meraih penghargaan. Kaca mata seni peran dari sudut pandang kapitalis liberal ya memang begitu standarnya. Dibilang bagus, kalau mempromosikan gaya hidup mereka.🤨
.
.
Tapi, bagi penonton Indonesia, konten yang tidak sejalan dengan agama tidak bisa jadi alasan kualitas. Harusnya, tetap bisa berkarya bagus tanpa melabrak norma agama. Juga, tanpa "promosi" budaya liberal. Kenapa kalau Muslim gak promosi budaya Islam saja? 😑
.
.
Ya, kalau produksi film sekadar berpikir kualitas, apalagi bicara moral, halal dan haram, bisa saja. Masalahnya, ini industri film kapitalis. Bukan sekadar membela award, juga ada pundi-pundi rupiah yang dikejar. Jadi, jangan berharap industri film steril dari nuansa liberal. Sebab kita masih hidup di peradaban sekular. So, gak usah ditonton. Tenggelamkan. Boikot ini boleh banget. Nasi Padang jangan 😁
.
.
NB: Maaf kalau ilustrasinya gak sreg 😄 itu asli headlinenya @radardepok .
.
#boikotfilm
#kucumbutubuhindahku
#kucumbutubuhindahkumovie