Oleh: Ummu Riski (Ibu Peduli Generasi)
Belum hilang dari ingatan, tragedi penembakan brutal di New Zealand, dan masih banyak lagi penganiyaan terhadap kaum Muslim di berbagai negara, seperti Palestina, Suriah, Uighur dan lain sebagainya. Kini, disusul dengan pembantaian Muslim di Mali, Afrika Barat, yang menewaskan 160 orang (Merdeka.com, 27/3/19). Penyerangan dilakukan dengan berbagai alasan yang dibuat-buat. Seperti Etnis Fulani dianggap telah menggantikan para ektrimis Islam di desanya dan masalah perebutan lahan.
Berbagai serangan, penganiyaan dan penyiksaan terhadap Muslim belum mampu membuka mata dunia terhadap pelanggaran HAM yang selalu mereka gaungkan. Para pemimpin negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim pun diam seribu bahasa, tak ada upaya untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Keadaan ini persis seperti yang digambarkan Rasulullah Saw pada 14 Abad silam, bahwa suatu masa nanti umat Islam seperti hidangan yang diperebutkan untuk disantap. Kemudian sahabat bertanya, "Apakah karena jumlah kami yang sedikit, Ya Rasulullah?" Rasul menjawab, "Jumlah umat Islam kala itu banyak tapi seperti buih di lautan."
Keadaan sekarang memang yang menjadi tujuan musuh Islam adalah untuk memecah belah umat Islam. Sebagaimana yang terdapat dalam Rand Coorporation, yaitu dengan memecah umat Islam dalam sekat-sekat yang lebih kecil akan mmemperlemah umat Islam sehingga akan mudah dihancurkan.
Umat Islam adalah bersaudara dan digambarkan Rasulullah seperti satu tubuh, bila ada anggota tubuh yang sakit, maka anggota tubuh yang lain akan merasakan sakit pula. Itu berarti bahwa bila ada Muslim yang terzalimi maka Muslim yang lain seharusnya membantu. Tetapi dengan kondisi sekarang ini dimana umat Islam terbagi menjadi beberapa negara-negara kecil, maka jika ada Muslim di suatu negara teraniaya,Muslim dari negara lain tidak bisa membantu karena batasan teritorial kenegaraan dan batasan birokrasi.
Untuk itulah perlunya persatuan umat Islam di dunia dengan satu kepemimpinan yang menerapkan seluruh syariat Islam. Sebagaimana digambarkan oleh Ustadzah Hj.Irene Handono pada acara buka bersama tokoh Muslim di Hotel Grand Aliya, Cikini, Jakarta, (29/5/2018) lalu. Beliau menuturkan bahwa salah satu kunci persatuan umat Kristen hari ini ditengah perbedaan kelompok dan aliran adalah karena mereka masih punya pimpinan yang bernama Paus. Sementara umat Islam terpecah belah dan mudah diadu domba karena tidak ada pimpinan pemersatu mereka sejak diruntuhkannya Khilafah.
Maka dakwah untuk mengajak umat Islam pada sistem Khilafah adalah kunci untuk mempersatukan dan memperkuat umat Islam di seluruh dunia.
Wallahua'lam.
---
[Like and share, semoga menjadi amal sholih]
---
Join Komunitas Muslimah Cinta Islam Lampung di:
⬇️⬇️⬇️
Facebook: fb.com/DakwahMCI
Telegram: t.me/MuslimahCintaIslam
Instagram: @muslimah.cintaislam
---