Khilafah, Dibenci Tikus Berpeci


Oleh Kanti Rahmillah, M.Si (Aktivis Revowriter Purwakarta)


Alkisah di sebuah negeri yang kaya, namun  mayoritas rakyatnya jelata. Para penguasanya sibuk dengan urusan perut mereka. Berupaya agar kebuncitannya, muncrat pada sanak dan saudaranya. Sikut sana, sikut sini, agar harta menumpuk pada rumah mereka.


Satu persatu mereka masuk penjara. Akibat kalah bernego. Atau menjadi tumbal politik transaksional “bos” mereka. Agar borok tak begitu terlihat nyata. Harta dan Tahta tak boleh lenyap dari dekapan mereka.


Rakyat? Ini urusan lain. Masuk bab pencitraan. Kebijakan populis adalah polesan tebal untuk menutupi skandal. Mereka tak sama sekali tertarik pada problema, perihnya hidup tanpa penghasilan. Apalagi sakitnya digugat cerai karena tak berpenghasilan. 


Agama? hanya dijadikan tameng teraihnya kekuasaan. Buktinya, politik identitas menjadi  wujud nyata cacatnya demokrasi. Ingin terlihat Islami, tapi kalam illahi dikangkangi. Ayat suci dinodai oleh segerombolan tikus berpeci.


Tikus berpeci? Ulama yang telah terbeli. Rela mencederai mafhumnya sendiri. Demi seonggok rupiah dan eksistensi diri. Mereka rela menjual diri pada penentang agama ini. Mulut mereka telah disumpal jabatan dan kekuasaan. Hatinya telah tertutupi debu ketamakan. Inilah meraka. Ulama su’ penghuni neraka abadi.


Khilafah mereka tolak setengah mati. Tapi demokrasi? mereka cium tiap hari. Padahal nyata, haramnya demokrasi. Begitulah jika telah menjadi pelacur ayat suci. Cari dalih untuk mengatakan Khilafah adalah sebuah ancaman. Agar disayang majikan, tak apa walau aqidah terancam.


Tapi, makar Allah begitu nyata. Disaat tikus-tikus berpeci gerogoti agama ini. Alih-alih ingin menenggelamkan ajaran Khilafah. Malah menjadi wasilah tersampaikannya dakwah Islam, yang selama ini ditutup-tutupi. Bahkan kicauan mereka, membangunkan para Ulama akhirat. 


Ulama aswaja. Ulama yang senantiasa terpaut hatinya pada sang pencipta alam raya. Kini mereka bangun. Mendengar agamanya dinodai, ajarannya dikriminalisasi. Mereka akan menjadi garda terdepan, memimpin umat, membasmi para cecunguk yang telah tergadai jiwanya. Dan bersama umat, mereka menyongsong tegaknya hukum Allah Swt.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak