Oleh : Ummu Hanif (Gresik)
Hari kartini adalah hari yang diyakini sebagai hari perjuangan emansipasi. Dalam pandangan masyarakat saat ini, kehidupan wanita berada di kelas kedua. Sehingga ide emansipasi dan keseteraan gender, menjadi bahasan yang sangat laku diperjual belikan.
Benar memang, dewasa ini berbagai macam kasus kekerasan terhadap wanita semakin marak dan beragam. Kasus pelecehan, pemerkosaan, perzinahan, pembunuhan, munculnya kasus incest oleh keluarga kandung, juga kasus- kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suami terhadap istrinya.
Pada laporan tahunannya, komnas wanita mencatat ada 406.178 kasus kekerasan terhadap wanita yang ditangani pada tahun 2019 (www.jurnalperempuan.org, 11/3/2019).
Sistem kehidupan kapitalis sekuler liberal yang menempatkan wanita hanya sebagai barang, obyek eksploitasi laki-laki, serta pemuas syahwat semata, telah membuka peluang besar untuk memunculkan berbagai macam bentuk kekerasan yang menimpa wanita.
Ide kesetaraan gender (ide persamaan antara laki – laki dan wanita), yang dimunculkan dan diadopsi dari sistem kehidupan sekuler, terbukti tidak mampu menyelesaikan masalah wanita. Justru yang terjadi adalah sebaliknya, kasus-kasus yang menimpa wanita semakin meningkat, sejalan dengan tuntutan kesetaraan gender yang terus di gulirkan.
Islam sebagai agama yang sempurna, telah datang untuk memerangi segala bentuk kezaliman dan menjamin setiap hak manusia tanpa kecuali. Begitupun Islam sangat menghargai dan memuliakan wanita. Rasul SAW bersabda: "Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada wanita" ( HR. Muslim). Juga sabda Rasul SAW yang lain: "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap istriku" (HR. Tirmidzi).
Islam memandang wanita adalah karunia, sahabat bagi kaum laki-laki, bersamanya kaum laki-laki mendapatkan ketenangan lahir maupun batinnya, membentuk rumah tangga sakinah mawaddah warahmah, saling bantu untuk mendidik dan membimbing anak-anaknya. Islam memandang, wanita adalah makhluk yang secara manusiawi, sama dengan laki-laki. Tapi secara fisiologi, organ dan fungsi tubuh, jelas berbeda antara wanita dan laki-laki. Ini yang lantas membedakan mereka dari sisi peran kodrati. Wanita ditakdirkan hamil, menyusui, diberi tanggung jawab di wilayah domestik. Sementara laki-laki, diberi tanggung jawab di wilayah publik, mencari nafkah, mendidik istri dan anak serta melindungi mereka. Perbedaan tugas ini bukan berarti diskriminasi. Inilah yang disebut dengan spesifikasi, untuk menjaga keseimbangan dan keberlangsungan hidup manusia.
Ide kesetaraan gender yang ditawarkan, justru semakin menjauhkah wanita dari Islam. wanita, selamanya wanita. Allah SWT menciptakannya dan telah memberikan aturan kehidupan untuknya. Sudah saatnya para wanita menyadari bahwa hanya dengan Islam mereka akan terjaga dan terlindungi kemuliaannya. Wallaahu a'lam.