Oleh: Dhila Sudarjo
[Ibu Rumah Tangga Peduli Umat]
Tidak terasa kini sudah bulan Sya'ban. Bulan ini termasuk salah satu bulan yang diagungkan dalam Islam. Sya'ban adalah bulan kedelapan dalam penanggalan hijriyah. Nama Sya'ban berarti 'pemisahan'. Disebut demikian karena orang-orang Arab pagan berpencar dan berpisah pada bulan ini untuk mencari air. (Wikipedia)
Sayyid Muhammad dalam pandangan ulama, dinamakan bulan Sya‘ban karena terdapat banyak cabang-cabang kebaikan di dalamnya. Sya‘ban berasal dari kata As-syi‘bu artinya sebuah jalan di gunung yang tidak lain adalah jalan kebaikan. Dengan alasan itu syariat Islam kemudian menjadikan Sya’ban sebagai bulan persiapan segala bekal dalam mencapai kebaikan menuju bulan Ramadhan.
Sayangnya, Bulan Sya'ban banyak dilalaikan dan dilupakan umat Islam. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai, yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR an-Nasa’i).
Padahal, jika umat islam dengan kesungguhannya beribadah pada bulan Sya’ban, dia akan memanen kesuksesan ketika Ramadhan. Sayyidina Ali bin Abi Tahlib khalifah keempat setelah Ustman bin Affan berkata, “Kebenaran yang tidak diorganisir akan dikalahkan oleh kebathilan yang diorganisir."
Ungkapan di atas dapat diartikan bahwa semua hal dan kebenaran jika tidak direncanakan dengan baik maka kemungkinan besar akan sia-sia dalam pencapaiannya. Sebab semua hal yang baik tidak bisa dicapai tanpa perencanaan yang baik pula.
Memasuki bulan Sya’ban, sebaiknya kaum muslim menyusun perencanaan. Tanpa adanya upaya mengorganisir diri dengan baik tidak, kesia-siaan akan mewarnai puasa Ramadhan.
Berikut beberapa persiapan menyabut Ramadhan:
Pertama, memperbanyak ibadah di bulan Sya'ban. "Aisyah r.a pernah mengatakan, belum pernah Nabi berpuasa satu bulan yang lebih banyak daripada puasa bulan Sya’ban. Terkadang, beliau hampir berpuasa sebulan penuh saat Sya’ban." (HR Bukhari dan Muslim).
Kedua, memperbanyak doa. Tidak ada doa khusus yang diajarkan oleh Rasulullah maupun para sahabat dalam menyambut Ramadhan. Hanya saja mereka menyambut bulan suci penuh kegembiraan dan suka cita. Mereka mengungkapkan euforia dengan kalimat-kalimat yang mengandung doa kebaikan dan harapan.
Berdoa merupakan wujud usaha seorang hamba meminta kebaikkan dari Allah. Berdoa itu baik dan merupakan ibadah.
Ketiga, mempersiapkan ilmu. Menjalan setiap amal perbuatan harus mengetahui ilmunya. Tanpa ilmu, amal akan sia-sia. Karenanya menuntut ilmu menjadi kewajiban. "Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” (HR. Ibnu Majah no.1690 dan Syaikh Albani berkata, "Hasan Shahih").
Setiap umat Islam tentu ingin menuai kebaikan dan kesuksesan di bulan Ramadhan kelak. Karenanya, jadikan bulan Sya’ban sebagai bulan latihan dan bulan peningkatan kapasitas diri. Karena kualitas amalan pada bulan Ramadhan dipengaruhi persiapan dan perencanaan pada bulan Sya’ban. Mari bersiap menyambut Ramadhan.
Wallahu'alam.
---
[Like and share, semoga menjadi amal sholih]
---
Join Komunitas Muslimah Cinta Islam Lampung di:
⬇️⬇️⬇️
Facebook: fb.com/DakwahMCI
Telegram: t.me/MuslimahCintaIslam
Instagram: @muslimah.cintaislam
---