Oleh : Ummu Zhafira
Member Akademi Menulis Kreatif
Bagi anak remaja zaman now penampilan menjadi segalanya. Muncul sebiji jerawat saja, bisa mengguncang dunia dan seisinya. Malu kan ya, kalau semua mata tertuju pada kita. Gara-gara keberadaan benda merah yang muncul tiba-tiba.
Akhirnya, banyak diantara mereka melakukan segala cara. Agar si merah bisa disembunyikan. Ada yang memakai plester luka agar jerawat tak terindera. Ada juga yang rela merogoh kocek dari puluhan ribu hingga berjuta-juta hanya demi bisa mengibaskan problema utama. Apa itu sahabat? Je-ra-wat.
Ide sekuler-kapitalis telah bercokol dalam tubuh umat muslim hampir di seluruh dunia. Membuat mereka sibuk pada urusan tak seberapa. Mereka lalai akan kebahagiaan sesungguhnya. Begitu juga dengan kaum muslim, khususnya generasi muda.
Mereka berlomba mengikuti gaya hidup para idola. Berhura-hura, membuang waktu dan energinya untuk hal sia-sia. Lihat saja, banyak ditemukan anak-anak sekolahan doyan nongkrong di kafe sehabis pulang sekolah. Padahal, kita tahu mereka dapatkan uang saku dari orang tua yang bekerja bersusah payah.
Mana mereka ingat semua itu? Kebahagiaan semu yang ditiru dari para idola itu segalanya. Mereka hanya tahu, bahwa semua ingin harus bisa diwujudkan. Jadi, gak heran ketika ada seorang anak yang tega menganiaya ibunya, gara-gara ibu tak mampu kabulkan permintaannya. Membelikan sepeda motor impian. Juga ada kasus anak-anak usia SMP menjajakan dirinya hanya demi berlembar rupiah. Untuk apa? Ya demi mewujudkan keinginannya yang tak mampu ia dapatkan dari kedua orang tua. Miris.
Demokrasi memang telah membuat mata generasi muda menjadi buta. Mereka terlena untuk mengejar sesuatu yang pasti sirna. Tak kan abadi selamanya. Ketika nyawa tak lagi bercokol dalam raga. Maka sesal tiada lagi gunanya.
Padahal Islam telah mengajarkan kepada kita bahwa dunia itu sementara. Tak perlu terbuai untuk mengejarnya. Karena surga itu penuh kenikmatan. Dan dialah sebaik-sebaiknya tempat kembali.
وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (QS. Al-Ankabut: 64)
Yuk sahabat! Kita mulai sadari bahwa diri ini hanya seorang abdi. Tugas kita sesungguhnya adalah mengelola bumi dengan aturan Illahi. Bagaimana mungkin kita malah sibuk pada urusan pribadi yang tak berarti. Mending kita ngaji. Yuk ngaji!
Firman Allah Ta’ala:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْأِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون
“Tidak Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz –Dzariyat: 56 )
Wallahu 'alam bi ash-showab.