Oleh: Nurhaima
Zaman sekarang, banyak yang berlomba-lomba untuk menjadi orang terkenal hingga lupa apa yang menjadi tujuan utama dia diciptakan.
Sedikit demi sedikit artis di dunia hiburan semakin ramai dengan munculnya Fenomena artis pendatang baru.
Namun, di sisi lain di tengah gencarnya masyarakat bawah untuk menjadi artis. Namun banyak dari kalangan artis yang berlomba-lomba untuk Hijrah dan meninggalkan dunia hiburan.
Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah:30 yang artinya :
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Oleh karena itu, kita harus bangkit dari keterpurukan dan harus melakukan perubahan yang berguna bagi ummat.
Seperti seorang pemuda yang membuktikan Bisyarah Rasulullah SAW dengan menaklukan sebuah kota Konstantinopel di usia yang boleh dibilang terlalu muda.
Seorang Al-fatih adalah sosok yang cerdas, taat ibadah dan mampunyai ambisi yang besar dalam memperjuangkan Islam.
Bagaimana tidak, ketika di umur yang ke 17 tahun dia mampu menguasi beberapa bahasa dan mempelajari bagaimana strategi perang.
Namun jika dilihat perbandingannya, justru terbalik dengan pemuda zaman sekarang.
Saat ini, Dilan menjadi sosok idola di kalangan para remaja hanya karena mampu menaklukan hati seorang wanita yang bernama milea.
Seorang Dilan yang sok ganteng, sok jagoan dan puitisan ternyata mampu membius remaja-remaja untuk mengikuti gaya dan cara puitisannya.
Tak bisa dipungkiri, sebab kata Dilan yang tengah populer di kalangan remaja ketika merayu kekasih pujaannya, diadopsi oleh remaja dan anak-anak.
Seperti yang kita dengar sekarang kata Dilan "Rindu itu berat, cukup aku saja. Karena engkau tak sanggup untuk menanggungnya".
Seharusnya Dilan sadar, yang berat itu bukan rindu. Tapi sakaratul maut.
Wahai sahabat, janganlah kau meniru Dilan dengan berbagai gaya dan tindak tanduknya. Itu semua dapat merusak moral kita.
Tapi tirulah para pejuang-pejuang yang mampu menoreh tinta peradaban Islam.
Yang memiliki peran penting bagi ummat dan tertulis dalam sejarah.
Seperti Sultan Muhamad Al-Fatih, yang menaklukan konstantinopel.
Sultan Salahuddin Al-Ayyubi yang mampu menaklukan Baitul Maqdis.
Abu Bakar As-Sidiq, Umar Bin Khatab, Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib yang terus memperjuangkan Islam hingga akhir hidup mereka.
Seperti Bilal bin Rabbah, Sumayyah, Yasir dan anaknya Amr. Yang rela disiksa demi mempertahankan keislaman mereka. Bahkan sampai harus mepertaruhkan nyawa.
Seperti Zaid Bin Haritsah yang tangannya dipotong dan rela mati demi mempertahankan panji Rasulullah saw.
Jadilah para ilmuan muslim yang mampu membawa perubahan. Seperti Ibnu Sina ilmuan Muslim ahli medis. Ibnu Khaldun ilmuan muslim yang di kenal sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Al-Khawarizimi ilmuan muslim ahli di bidang matematika. Dan masih banyak lagi ilmuan muslim yang lainnya seperti Jabbir dan yang lainnya.
Wahai sahabat, marilah bangkit dan teruslah melakukan perubahan. Jangan biarkan kaum kafir menguasai kita.
Tanamkan dalam diri anda kalimat ini "Hidup Mulia atau Mati Syahid"
Jadilah pemuda pendobrak yang mampu membawa perubahan besar bagi ummat. Bukan pemuda kaleng-kaleng yang merusak.
#Salam perjuangan.✊✊✊
🔄Free Share | Like | Comen
🍂Tag Sahabat Terbaikmu
Jangan lupa Follow
@remajaislamtangguh
@remajaislamtangguh_official
#remajaislamtangguh #tonggakperadaban #LanjutkanPerjuangan
#LetsHijrahToAllah
#HijrahKaffah
#yukngaji