Oleh : Lilik Yani
Sebagaimana indera mata butuh kepada cahaya untuk melihat, mata hati pun butuh cahaya untuk dapat melangkah di jalan yang benar. Allah telah menurunkan cahaya petunjuk berupa Al-Qur’an yang sejalan dengan fitrah kita.
******
Ketika kita berjalan ke suatu tempat yang belum pernah kita kunjungi. Tidak tahu arah utara selatan atau timur barat. Tanpa membawa petunjuk arah dan panduan yang benar. Kita berjalan saja tanpa pedoman, hingga masuk ke dalam hutan yang gelap tanpa ditembus cahaya matahari sedikitpun. Karena begitu banyak pohon-pohon rindang menghalagi masuknya cahaya.
Hingga kita tak bisa bergerak kemana-mana karena semakin masuk ke dalam semakin gelap. Mau berbalik arah juga tidak tampak sedikit pun bias sinar. Yang ada adalah kebingungan demi kebingungan menyelimuti hati.
Seperti itukah jika hati tanpa cahaya Islam? Maka Allah menurunkan al-Qur'an sebagai petunjuk arah dan pemberi cahaya agar kita bisa melangkah ke arah jalan yang benar.
Al-Qur’an adalah jalan yang lurus, yang tak pernah terpengaruh oleh berbagai kecenderungan apapun di alam ini. Jalan al-Qur’an selalu searah dengan keinginan fitrah manusia.
"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok, sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin.”
(TQS. al-Kahfi : 1-2)
Al-Qur’an adalah jalan Allah yang mengentaskan manusia dari kegalapan menuju cahaya. Andai manusia mengikuti akal dan fitrahnya maka ia akan menemukan jalan kebenaran. Tapi masalahnya, sampai dimana akal manusia mampu subjektif tanpa godaan nafsu dan tahan rayuan syetan yang menawarkan keindahan duniawi?
Karena itu Allah menurunkan al-Qur’an untuk membimbing akal dan fitrah agar tidak keluar dari jalur kebenaran yang hakiki.
"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (al-Qur'an) dengan petunjuk Kami. Sebelumnya engkau tidak mengetahui apakah Kitab (al-Qur'an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan al-Qur'an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk kepada siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus.
(TQS asy-Syura : 52)
Sungguh, betapa Allah sangat sayang kepada hamba-Nya. Allah tidak ingin melihat hamba-Nya berada dalam kebingungan dan tersesat dalam kegelapan. Maka Allah memberikan cahaya, lewat ayat-ayat mulia al-Qur'anul karim.
Allah swt mengharapkan agar hamba-Nya selamat ketika menjalani setiap aktivitas kehidupannya. Maka tak satupun bidang yang terlewat tanpa aturan Allah yang menjadi cahaya petunjuk arah. Jika setiap hamba menjadikan cahaya itu sebagai petunjuk jalan, maka hidupnya akan selamat dunia hingga akherat kelak.
Maka dari itu, agar kita bisa memanfaatkan cahaya itu, kita harus mempelajari al-Qur'an untuk bisa memahami makna dan kandungan al-Qur'an dengan benar.
Rasulullah saw bersabda :
“Al-Qur’an adalah hidangan Allah maka pelajarilah (raihlah) hidangan itu semampu kalian. Sesungguhnya al-Qur’an adalah cahaya dan kesembuhan yang sangat bermanfaat. Pelajarilah al-Qur’an karena Allah akan memuliakan kalian karena mempelajarinya.”
Saudara muslimku, pilihan tergantung kalian. Apakah mau berada dalam kegelapan dan kebingungan, berjalan tanpa arah hingga tersesat? Atau mau memilih untuk meraih cahaya dan petunjuk arah dengan mengikuti panduan al-Qur'an yang mulia karunia Allah?
Pasti semua manusia akan memilih selamat dan mendapatkan cahaya petunjuk hidup. Tapi masalahnya, apakah al-Qur'an bisa menjadi cahaya hidup jika tidak pernah disentuh untuk dibaca. Atau dibaca berulang-ulang tapi tak mengerti makna dan kandungannya.
Maka dari itu, harus ada kesadaran diri untuk meluangkan waktu dan energi untuk interaksi dan menjalin kemesraan dengan al-Qur'an karunia istimewa dari Allah swt ini. Kita luangkan waktu untuk membaca dan mempelajari isinya. Kemudian kita terapkan isi al-Qur'an dalam setiap lini kehidupan. Sehingga tak ada sedikitpun bidang yang tidak tersinari cahaya al-Qur'an.
Saudara muslimku, itulah konsekuensi kita sebagai muslim jika ingin hidup kita selamat dunia hingga akherat.
Wallahu a'lam bisshawab
Surabaya, 14 April 2019
#AlQuranCahayaHidup
#KonsekuensiMuslimTundukTaatAturanAllah