Oleh : Nurul Putri Kusmahadi
Ummu Warrabatul bait dan Pegiat Dakwah
Publik dunia terkaget dan mengutuk teror yang terjadi di Christchurch, apalagi disiarkan langsung. Brandon Tarrant, pelaku teror, bahkan sebelum kejadian itu, menulis catatan kecil di laman media sosialnya yang berisi hasrat menghabisi orang-orang selain kulit putih yang dianggapnya mencoba menginvasi tanah mereka.
Aksi solidaritas terhadap korban penembakan di Christchurch dilaksanakan di mana-mana. Kita berharap saudara-saudara kaum muslimin tidak menanggapi kejahatan berlatar belakang rasisme itu dengan balasan kebencian. Kita juga berharap saudara-saudara kaum muslimin tidak membalasnya dengan tindakan teror serupa. Jika benci dibalas benci, teror dibalas teror, maka dunia macam apa yang ada dalam bayangan kita?
Oleh karena itu, kita perlu menganalisa lebih jauh, apa yang sebenarnya terjadi di Selandia Baru. Apa yang sebenarnya memicu aksi-aksi teror dan kebencian terhadap minoritas muslim di berbagai belahan dunia? Apakah motif teror dan kebencian itu murni karena faktor ideologi agama, ras dan jenis kelamin ataukah ada faktor-faktor lainnya?
Kini persepsi negatif tentang Islam berkembang di Eropa.Negara-negara Eropa diselumiti wabah yang menjangkiti mental warga negaranya, yakni tentang kesalahpahaman memaknai Islam. Hal lain juga terjadi seperti yang terjadi di Denmark baru-baru ini, pemimpin partai sayap kanan Denmark Starm Kurs, Rasmus Paludan membakar salinan Al-Qur’an, Jumat (22/3). Hal itu dilakukan sebagai bentuk protesnya atas sejumlah Muslim yang menunaikan Shalat Jumat di depan gedung parlemen negara sebagai aksi solidaritas untuk para korban penembakan dua masjid di Christchurch, Selandia Baru.
Dengan kejadian kejadian tersebut virus Islamphobia pun meningkat bahkan terjadi pada umat Islam itu sendiri. Ini adalah salah satu bukti bahwa tidak adanya pemahaman tentang syariat Islam. Umat islam sendiri tidak memahami apa dan bagaimana seharusnya menjadi muslim yang kaffah. munculnya Islamphobia sebagai upaya untuk memadamkan cayaha Islam. Musuh-musuh Islam berupaya melakukan segala upaya agar Islam tidak berkembang diantara nya adalah dengan adanya konsep 4 F (Food, Fun, Fashion, Film).
Melakukan amar maruf nahi mungkar adalah solusi terbaik dalam mengentikan Islamophobia. Karena dengan cara yang ma'ruf Islamophobia hanya bisa dihentikan bila Islam diterapkan secara kaffah karena Islam berasal dari wahyu Allah yang membawa rahmat atas sekalian alam dan hukum yang fitrah, menentramkan, membawa damai.
Islamophobia dan bahkan antisemitisme, harus dilawan dengan memberi informasi yang utuh tentang cara beragama, sekaligus nilai-nilai kebaikan yang melingkupinya.
Kita perlu menghadirkan keindahan, menawarkan cinta, mewujudkan kasih sesama kaum muslimin dengan cara dakwah yang dilakukan melalui pendekatan pada umat. Jika konsep dakwah terus dilakukan maka Islamphobia lambat laun akan terkikis dan hilang dengan sendirinya. Karena semua fitnah akan dibuktikan dengan cara dakwah yang santun. Inilah Islam yang menebarkan rahmat ke alam semesta, rahmatan lil-alamin.
Kenapa hal seperti ini bisa dikatakan Islamphobia, karena mereka mengaku beragama Islam tetepi takut akan syariat Islam ketika diterapkan. Sehingga mereka menganggap bahwa ini tidak penting untuk dijalankan. Padahal ketidaktahuan sebaiknya yang dilakukan adalah mengkaji, dan menyempatkan diri untuk belajar syariat Islam. Sehingga akan muncul kecintaan dirinya pada syariah Islam. Bukan malah balik membencinya.
Menghadapi semua ini kita harus tetap sabar dan istiqomah dijalan dakwah. Tetap mengkaji Islam secara kaffah. Tetap menyerukan ajaran Islam, kepada masyarakat yang "tak tahu syariat Islam" sehingga mampu mendorong mereka yang tak tahu menjadi tahu, karena mengkaji Islam secara kaffah adalah solusi segala permasalahan dan mampu mengatur seluruh aspek kehidupan.
Wallahu 'alam bishawwab.