Oleh : Dian Puspita Sari
Member Akademi Menulis Kreatif
Islamofobia adalah istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka dan diskriminasi pada Islam dan muslim. Istilah itu sudah ada sejak tahun 1980-an, tetapi menjadi lebih populer setelah peristiwa serangan 11 September 2001. Pada tahun 1997, Runnymede Trust seorang Inggris mendefinisikan islamofobia sebagai "rasa takut dan kebencian terhadap Islam dan oleh karena itu juga pada semua muslim."
Hal tersebut juga merujuk pada praktik diskriminasi terhadap muslim dengan memisahkan mereka dari kehidupan ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan bangsa. Di dalamnya juga ada persepsi bahwa Islam tidak mempunyai norma yang sesuai dengan budaya lain, lebih rendah dibanding budaya barat, dan lebih berupa ideologi politik yang bengis daripada berupa suatu agama. Langkah-langkah telah diambil untuk peresmian istilah ini dalam bulan Januari 2001 di "Stockholm International Forum on Combating Intolerance". Di sana, Islamofobia dikenal sebagai bentuk intoleransi seperti xenofobia dan antisemitisme {wikipedia}.
Berdasarkan riset Citizen's Platform Againts Islamophobia (PCI) seperti dilansir dalam aljazeera, fenomena Islamofobia dilaporkan semakin meningkat.
Di Jerman misalnya, ada 950 kejadian serangan kepada sebagian umat muslim dan masjid sepanjang 2017 yang mengakibatkan 33 muslim terluka. Di Spanyol dilaporkan ada 500 kejadian yang menyasar masjid, bahkan wanita dan anak-anak. Laporan CPI, menunjukkan ada 48 persen serangan terjadi secara verbal. Sebanyak 21 persen menyasar perempuan muslim, 8 persen laki-laki, 4 persen anak-anak dan 7 persen lagi masjid.
Islamofobia juga bisa terjadi di Indonesia, negeri mayoritas muslim.
Ustadz Adnin Armas menyebutkan, Islamofobia bisa jadi tidak hanya terjadi di Eropa dan Amerika, tetapi juga di Indonesia. Hal itu disampaikan dalam tabligh akbar bertema "Untuk Indonesia yang Lebih Beradab" di Masjid Pondok Indah, Jakarta Selatan.
"Indikasinya sudah muncul. Orang-orang yang ingin berkontribusi dan mencintai agama ini bisa dituduh konservatif, fundamentalis, radikal, anti kemajuan, anti Barat, anti-NKRI, dan fitnah-fitnah serupa," ucapnya, Kamis (30/4) malam.
Ada gelombang ketakutan saat melihat saudaranya sesama muslim ingin membela agama. "Jika umat Islam lemah, hal itu akan berdampak pada kemanusiaan secara umum. Karena Islam adalah satu-satunya agama yang benar." (https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/05/01/nnmsbg-islamophobia-bisa-muncul-di-indonesia)
Islamofobia ini memang sengaja diciptakan _haters_ Islam untuk menebar ketakutan terhadap simbol Islam dan ajaran mulianya.
Islamofobia mustahil dihentikan dalam sistem kufur demokrasi sepilis. Karena demokrasi itu ajaran barat yang meniscayakan kebencian, fobia dan salah faham terhadap Islam.
Seruan kembali kepada Islam kaffah yang berpedoman kepada Alquran dan Sunah misalnya, dilabeli rezim "sepilis" sebagai gerakan makar yang merongrong kedaulatan negara. Padahal, fakta justru menunjukkan bahwa kebijakan pro asing dan aseng merekalah yang membahayakan kedaulatan negara. Termasuk sikap khianat kepemimpinan "sepilis" dan _habit_ _nyolong_ duit rakyat alias korupsi masif.
Ketika Islam datang untuk menghapus penjajahan neoimperialis di dunia, justru dituding penjajah sebagai agama penebar teror. Hal itu semakin menumbuhsuburkan fobia Islam.
Ketika Islam datang sebagai obat atau solusi, justru mereka tuding sebagai masalah.
Yang membikin masalah dan onar siapa? Yang mengatasi masalah itu siapa?
*Islam Menghentikan Islamofobia*
Islamofobia hanya bisa dihentikan bila Islam diterapkan secara kaffah. Karena Islam berasal dari wahyu Allah yang membawa rahmat atas sekalian alam, sesuai fitrah, menentramkan jiwa, dan membawa damai bagi dunia. Sejarah membuktikan bahwa penerapan khilafah yang meniscayakan khalifah mengayomi semua agama dan ras, hingga tak ada xenofobia (takut keberadaan orang asing).
Sudah saatnya kita kembali kepada seruan-Nya untuk menerapkan Islam secara kaffah, dalam naungan khilafah. Islam adalah satu-satunya obat mujarab dari Allah untuk mengatasi penyakit komplikasi yang ditimbulkan oleh hukum sekuler buatan manusia.
"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara kaffah. Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan adalah musuh nyata bagimu" (Q.S. al Baqarah : 208).