Iqra'! Wahyu Ilahi Pembuka Jalan Literasi

Oleh : Dian Auliya


Iqra'! Adalah wahyu Alquran pertama yang diterima Baginda Nabi Muhammad saw di gua Hira. Iqra' yang berarti bacalah, merupakan fi'il amr atau kata kerja bentuk perintah dalam bahasa Arab. Dari sini kemudian dipahami bahwa perintah pertama yang diserukan Allah kepada Rasululullah Muhammad saw adalah membaca. 


"Ma ana biqori'. Aku tidak bisa membaca." Kata Nabi pada malaikat Jibril. Perintah dan jawaban itu terjadi berulang hingga tiga kali. Barulah kemudian Jibril membacakan ayat:


Iqra' bismirabbikalladzi khalaq

Khalaqal insaana min 'alaq

Iqra' wa Rabbukal akram

Alladzi 'allama bill qalam

'Allamal insaana maa lam ya'lam


(Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu. Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah dan Rabb-mu lah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya). (QS. Al-'Alaq: 1-5)


Demikianlah, ayat demi ayat dalam surat Al-'Alaq dibacakan oleh malaikat Jibril. Seakan menjadi jawaban atas perkataan Nabi bahwa beliau tidak bisa membaca. Sekaligus menjelaskan apa yang harus dibaca. 


Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah telah memuliakan manusia dengan ilmu. Ilmu inilah yang telah menjadikan Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan Allah, memiliki kelebihan di atas para Malaikat. 


Masih menurut Ibnu Katsir, ilmu itu sendiri kadang berada dalam akal fikiran, kadang dalam lisan, juga dalam tulisan. Maka, secara akal, lisan dan tulisan mengharuskan perolehan ilmu. Maka Allah menurunkan ayat ini. 


Turunnya ayat-ayat ini juga menjadi awal bagi ayat-ayat Alquran selanjutnya yang turun secara bertahap kepada Nabi Muhammad saw. Dimana Alquran menjadi mukjizat kenabian beliau sebagai utusan Allah yang diberi amanah membawa risalah Islam ke seluruh penjuru alam.


Maka dimulailah fase dakwah Nabi, yang dalam sejarah terbagi dalam dua periode. Yaitu periode Makkah (berlangsung selama 13 tahun) dan periode Madinah (berlangsung selama 10 tahun).


Periode Madinah ditandai dengan terbentuknya institusi Negara Islam pertama di Madinah. Negara yang menjadi tonggak lahirnya peradaban Islam hingga kemudian tersebar ke berbagai penjuru alam. 


Tegaknya peradaban Islam ini melalui terlaksananya sistem Islam secara kaffah dalam seluruh dimensi kehidupan. Termasuk dalam bidang literasi. 


Rasululullah saw yang juga kepala Negara Islam pertama di Madinah mengambil kebijakan penting berkaitan dengan perkara baca-tulis kaum Muslim Madinah masa itu. Yaitu dengan membebaskan para tawanan perang Badar sebagai kompensasi mereka mengajarkan baca-tulis pada kaum Muslim.


Kebijakan ini menjadi tonggak inspirasi dan corak kebijakan para penguasa Islam setelahnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Termasuk dalam pengadaan sarana prasarana yang menunjang kegemilangan peradaban ini. Diantaranya hadirnya buku-buku karya para ulama dan ilmuan Muslim pada masanya. 


Kaum Muslim juga selama berabad-abad telah mengejawantahkan makna Iqra' dalam memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan yang tiada bandingnya demi keberlangsungan dan ketinggian martabat umat manusia. 


Tak hanya itu, mereka juga meninggalkan warisan berharga bagi zaman sesudahnya. Berupa karya-karya tulis, yang kini masih menjadi rujukan ilmu pengetahuan.


Pada mereka, seakan terus memantul gaung atsar dari para sahabat mulia yang menyebutkan bahwa "qayyidul ilma bil kitaabah; ikatlah ilmu dengan tulisan."

 

Maka, melalui ini pula kita menemukan dalam sejarahnya yang panjang, Islam telah menjadi peradaban gemilang yang menjadi mercusuar dunia selama berabad-abad. Juga hingga kini, masih memiliki warisan dalam dunia literasi yang terus mengalirkan pahala jariyah bagi para penulisnya hingga akhir zaman. (*)


#postingbareng

#peradabanIslam

#peradabanliterat

#miladrevowriter

#gemesda

#menyalabersamarevowriter

#IqraWahyuIlahiPembukaJalanLiterasi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak