Investasi Yang Menghancurkan Nilai Sebuah Negeri


Oleh: Sumiati  (Praktisi Pendidikan dan Member Akademi Menulis Kreatif )


Pada debat keempat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebutkan, bahwa Indonesia masih lemah dalam bidang pertahanan dan keamanan.

Hal itu disampaikannya saat penyampaian visi dan misi pada debat keempat Pilpres 2019, Sabtu (30/3/2019) malam.

"Bidang pertahanan keamanan, kita terlalu lemah. Anggaran terlalu kecil. Ini akan kita perbaiki," kata Prabowo.

Untuk bidang hubungan internasional, Prabowo berpendapat, 1.000 kawan terlalu sedikit, dan satu lawan terlalu banyak.

"Kita akan baik dengan semua negara, dengan semua kekuatan di seluruh dunia. Kita akan baik, akan cari hubungan saling menguntungkan. Tapi kita mempertahankan dan bela rakyat yang utama. Bagi kita, bela rakayat itu kehormatan sangat mulia," papar Prabowo.


Sesungguhnya fikroh membuka Penanaman Modal Asing bagian dari konspirasi untuk menguras kekayaan kaum muslimin, dan ini termasuk cara sangat keji dalam hal merampas kekayaan kaum muslimin. Ini bukan lahir dari krisis ekonomi didalam negeri dan bukan pula solusi baru hasil temuan terhadap permasalahan baru yang melanda perekonomian dinegeri ini. Hal tersebut merupakan cara lama asing dalam propaganda liberalisasi perdagangan internasional. Ini juga merupakan salah satu cara asing membuka pasar internasional bagi perusahaan-perusahaan multinasionalnya dan untuk mendominasi kekayaan dunia. Sungguh calon pemimpin negeri kita telah terkecoh dan ini menunjukkan  program pesanan. 


Inilah realitas konspirasi yang secara ringkas cengkeraman kafir terhadap kaum muslimin sangatlah penting untuk diperhatikan. 

Allaah SWT berfirman:


ٱلَّذِينَ يَتَرَبَّصُونَ بِكُمْ فَإِن كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِّنَ ٱللَّهِ قَالُوٓا۟ أَلَمْ نَكُن مَّعَكُمْ وَإِن كَانَ لِلْكَٰفِرِينَ نَصِيبٌ قَالُوٓا۟ أَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُم مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۚ فَٱللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ وَلَن يَجْعَلَ ٱللَّهُ لِلْكَٰفِرِينَ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا ﴿١٤١﴾


"(yaitu) orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu. Apabila kamu mendapat kemenangan dari Allah mereka berkata, "Bukankah kami (turut berperang) bersama kamu?" Dan jika orang kafir mendapat bagian, mereka berkata, "Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu pada hari Kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk mengalahkan orang-orang beriman."


(Q.S.4:141)


Sesungguhnya pembukaan pasar bagi investasi asing sangat berlainan dengan perdagangan timbal-balik, yang dilakukan antar berbagai negara dalam ekspor-impor barang, tidak menyebabkan dominasi tertentu selama mengikuti hukum-hukum syara yang berkaitan dengannya. Adapun pembukaan pasar bagi investor asing haram secara syar’i. Dilihat dari cengkraman dominasi politis dan ekonomis terhadap negeri-negeri dan harta kekayaan kaum muslimin.

Allaah SWT berfirman:


وَلَا تَرْكَنُوٓا۟ إِلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنْ أَوْلِيَآءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ ﴿١١٣﴾


"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan."


(Q.S.11:113)


Demikian pula sabda Rasulullah Saw dalam riwayat Imam Ahmad dari Khabab bin al Arts yang menyatakan:


“Saya duduk di depan pintu Rasulullah menunggu beliau keluar untuk menunaikan sholat dhuhur. Ketika beliau keluar menemui kami, seraya bersabda: ‘Dengarkanlah!’ Kamipun menjawab: ‘Kami mendengar’ Beliau bersabda lagi: “Sungguh akan ada para penguasa yang menguasai kalian, maka janganlah kalian menolong mereka dalam kedzaliman mereka, dan janganlah membenarkan kedustaan mereka, sebab barang siapa menolong mereka dalam kedzaliman mereka dan membenarkan kedustaan mereka niscaya ia tidak akan pernah masuk telaga al-haudl (di surga).’”


Wallaahu a'lam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak