Oleh : Zahra ( Aktivis remaja)
Sekarang kalau kamu ngelarang orang pacaran terus kalau orang jatuh cinta disuruh ngapain?, disuruh "mendem" gitu...?, kenapa sih kamu selalu mengasosiasikan pacaran dengan negatif, yah..haruskah langsung nikah?, misalnya tidak kenal satu sama lain gimana nanti? Kamu bisa bayangin kekeringan hidup kamu tanpa cinta gak? KERING,KERING,KERING.
Sedikit cerita yang ada diatas tadi, tidak semua yang berpacaran akan bahagia, malah pacaran inilah yang mengundang dampak yang bahaya bagi kaum remaja. Pacaran ini sama saja mendekati zina dan ALLAH tidak menyukai manusia yang mendekati zina, misalnya hamil diluar nikah, mungkin ada laki-laki yang tidak mau mempertanggung jawabkan anak hasil hubungan di luar nikah, maka tak heran jika aborsi menjadi jalan satu-satunya untuk menggugurkan janin tersebut, dan hasilnya anak yang tidak berdosa menjadi korban kekejaman prilaku seks bebas hari ini yang di akibatkan sistem sekuler, dan tak jarang bayi hasil zina tersebut di buang di tong sampah atau di toilet. Na'udzubilah min dzalik.
Misalnya jika kita jatuh cinta dengan seseorang atau suka dengan lawan jenis, pada dasarnya itu boleh -boleh saja, karena sebagai manusia normal itu hal yang wajar, bahkan Islam menjelaskan hal itu sebagai naluri nau' (ghorizah nau') yang telah Allah ciptakan untuk manusia yang didefinisikan dalam Islam sebagai naluri melangsungkan keturunan, naluri kasih sayang, rasa iba kepada para lansia. Namun, rasa suka ini harus diatur dengan perintahnya allah dan bukan berarti harus selalu berfikir tentang "dia", hal ini malah menimbulkan dosa bagi kita. Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah harus mengikuti langkah yang benar sesuai aturan-NYA.
Pada dasarnya Islam sudah memberikan teladan terbaik di masa Rasulullah, bagaimana kisah cinta seorang fathimah yang memiliki rasa suka dengan Ali bin abi thalib. Ketika Fathimah menyukai Ali bin abi Thalib disini Fathimah bisa menyembunyikan rasa suka ini agar setan tidak mengetahuinya, karena jika setan mengetahui hal ini, dengan sifat hakiki dari setan yang suka menggoda manusia, bisa jadi fathimah bisa tergoda bujuk rayu setan. Namun, karena Fathimah adalah wanita yang cerdas dan faham akan aturan Allah begitu juga dengan Ali bin abi Thalib, maka mereka (Ali dan Fathimah) lebih memilih taat pada aturan Allah dengan cara menikah. Begitulah hebatnya Fathimah menyembunyikan rasa sukanya terhadap Ali. Jadi bukan mengumbar kemesraannya dimana-mana atau bahkan sampai menjerumus kepada khalwat (berdua-duaan) atau yang saat ini dikenal dengan pacaran.
Jadi mengapa saat ini masih banyak manusia melakukan pacaran? padahal, pacaran sendiri sudah dilarang oleh Allah, karna pada dasarnya pacaran itu mendekati zina, kenapa? Karena zina ini adalah dosa besar yang di benci Allah, di tambah lagi sistem Islam tidak di terapkan di negri kita. Padahal pada dasarnya allah itu sayang dengan kita sebagai hambanya, dengan sedemikian rupalah Allah mengatur kita di dalam al-qur'an sebagai petunjuk hidup agar kita tidak salah jalan dalam menjalani "samudera kehidupan" yang penuh dengan fatamorgana. Aturan Islam di buat Allah agar manusia tidak berbuat dosa dan menjaga keamanan manusia yang akhirnya Allah menjaga manusia agar kita terjauhkan dari azab api neraka yang sangat panas dan pedih kelak di akhirat.
Bicara soal pacaran, apakah pacaran akan menjamin sepasang muda-mudi akan sampai ke jenjang yang lebih serius yaitu menikah? belum tentu, karena jodoh bukan seberapa lama kita bersama dengannya, kita tidak tahu jodoh kita siapa. Namun, manusia tetap berusaha mencarinya, tapi bukan dengan jalan berpacaran, dan hanya allah lah yang tahu jodoh kita itu siapa, karna Allah sudah menentukan itu dari sekian lama, sebab ketika seorang manusia di masukun ruh oleh allah ke dalam tubuhnya maka Allah sudah mengetahui ajal,rezeki dan jodohnya.
Dan ketika muda-mudi atau manusia berpacaran, misalkan sudah 2 tahun berpacaran, ini juga belum tentu jodohnya, kenapa? Karena pacaran aktivitas yang hanya terfokus pada maksiat (disibukkan dengan urusan pribadinya, umbar kemesraan bahkan tak jarang melakukan aktivitas seperti layaknya sudah jadi suami istri) naudzubillah min dzalik, tentu kita tidak bisa membiarkan generasi muda penerus bangsa rusak moralnya dengan pacaran.
Maka dampak jika pacaran masih saja dibolehkan di negri kita ini, maka hidup mereka akan hancur, bukan bahagia, dan laknat Allah pasti akan datang. Oleh sebab itu, mari sama-sama kita tolak budaya pacaran yang berasal dari kafir barat yang bertentangan dengan islam, karena Islam tidak mengenal budaya pacaran. Dan terbukti dengan tidak adanya pacaran pada masa Rasulullah, generasi umat Islam terjaga keturunan (nasab) dan kehormatannya. Seperti yang sudah dikisahkan pada cerita di atas. Dan masih banyak contoh generasi sahabat dan pemuda masa kegemilingan islam, mereka mulia bukan dengan pacaran, tetapi menorehkan prestasi besar dengan membebaskan negeri-negeri dengan Islam, unggul dalam ibadah pada Allah, berjiwa pemimpin serta gudang ilmu. Jadi bukan naluri jinsyi (seksual ) yang mereka kobarkan melainkan naluri tadayyun (beragama) yang lebih dominan di jiwa mereka. Sehingga wajar cahaya kemenangan dan mulianya peradaban Islam ada di tangan mereka.
Jadi solusinya tidak dengan pacaran, Islam sudah mengatur seorang hamba yang ketika muncul di dalam dirinya naluri nau' tadi jika dia serius maka dengan ta'ruflah islam mengatur serta menyegerakan dengan menikah.
Allah SWT berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰۤى اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗ وَسَآءَ سَبِيْلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk." (TQS. Al-Isra: Ayat 32)
wallahu a’lam bishawab.