Oleh: Muthia Hanif dan Al Khanza
Ibu mana yang tak miris membaca berita penganiayaan yang menimpa seorang anak bangsa bernama Audrey? -Terlepas dari kesalahan itu berasal dari kedua belah pihak- Hati kita tentu teriris di saat menyadari kasus kriminalitas remaja seperti ini sudah banyak terjadi.
Sebegitu ringannya mereka mengumbar kata kasar, tersulut emosi, mudah mengambil jalan pintas tanpa berpikir panjang, dan tergerusnya rasa kemanusiaan. Dimana ahlak remaja? Dimana keimanan?
Ibu, kejadian demi kejadian kriminal yang melibatkan remaja sebagai korban sekaligus pelaku semakin sering terjadi. Wajar bila muncul kekhawatiran akan keamanan anak-anak kita dan masa depannya.
Namun bersikap paranoid dan mengurung mereka tentu bukan sebuah pilihan. Para ibu harus berbuat sesuatu!
Kitalah Ummu Ajyal!
Ketika ingin mengakhiri permasalahan kriminalitas remaja, tentu kita harus menelaah terlebih dahulu, apa sumber penyebabnya?
Kriminalitas remaja adalah imbas dari penerapan sistem sekularisme-liberalisme di kancah kehidupan. Tiada menghadirkan Allah dalam tiap langkah, sehingga perbuatannya jauh dari standar halal haram.
Liberalisme telah menggiring generasi berbuat bebas. Memuaskan nafsu keduniawiannya. Tiada belas kasih dan cinta sesama.
Begitulah, semua tercermin dari media yang mereka indera setiap hari bahkan detik. Televisi, internet, sosial media, miskin kontrol terhadap konten amoral dan merusak.
Sistem pergaulan rusak ditambah sistem pendidikan kapitalistik-oportunistik semakin merusak generasi. Segalanya bisa dibeli dengan uang, diukur dari untung-rugi materi.
Ya, kita harus mendekap anak-anak kita dengan kasih sayang, menempa keimanan dan ahlaknya, mendidik mereka agar memiliki kepribadian Islam. Namun, cukupkah itu? Tidak, Bu! Seberapa banyak fakta anak baik-baik berubah menjadi beringas, anak manis yang hamil di luar nikah, si pintar yang tetiba bunuh diri tak kuat menghadapi tekanan lingkungannya.
Sadarilah Ibu, kita tidak hanya menjalani peran sebagai ummu wa rabbatul bayt. Tapi juga sebagai Ummu Ajyal -ibu generasi- meski mereka tak lahir dari rahim kita sendiri.
Ibu yang memiliki tanggungjawab membina umat, menciptakan suasana ketakwaan di lingkungannya. Pembinaan akidah, tsaqofah, kesadaran akan peran generasi tersebut bagi peradaban, dan bagaimana mencerdaskan mereka dengan ilmu yang mumpuni.
Ketika menyadari akar kerusakan generasi adalah penerapan sistem busuk kapitalisme liberalisme, maka Ibu juga punya kewajiban menyadarkan masyarakat turut serta mencabutnya dari tengah-tengah kehidupan mereka. Lalu menggantikannya dengan Sistem Islam dalam bingkai Khilafah.
Bukankah hanya Islam yang mampu menjaga fitrah generasi sebagai manusia?
Maka, jadilah Ummu Ajyal, ibu-ibu yang melahirkan generasi-generasi tangguh yang kokoh ketakwaannya serta cerdas akalnya. Generasi berjiwa pemimpin yang tak hanya mandiri, namun juga peduli.
Optimis, merekalah para pengusung peradaban Islam, peradaban emas yang menebar rahmat ke seluruh alam. InsyaaAllah
|Sumber: MuslimahNewsID
---
[Like and share, semoga menjadi amal sholih]
---
Join Komunitas Muslimah Cinta Islam Lampung di:
⬇️⬇️⬇️
Facebook: fb.com/DakwahMCI
Telegram: t.me/MuslimahCintaIslam
Instagram: @muslimah.cintaislam
---