Hipokrisi Demokrasi

Oleh : Listian subekti


KPU terus melakukan pendataan terkait jumlah petugas KPPS yang gugur dan sakit saat bertugas pada 17 April 2019. Data yang diupdate pada Senin (22/4) pukul 16.15 WIB, menunjukkan 90 petugas meninggal.


"Kemudian 374 orang sakit, (penyebabnya) bervariasi," ungkap Ketua KPU Arieupdate-data-kpu-90-petugas-kpps-meninggal-374-sakit

https://m.kumparan.com/@kumparannews/update-data-kpu-90-petugas-kpps-meninggal-374-sakit-1qwESraji'un 


Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un,sungguh ini adalah sebuah kejadian yang memilukan,terlepas dari kehendak Allah,seharusnya hal seperti ini tidak terjadi,apalagi ini adalah pesta demokrasi,yang katanya demokrasi senantiasa menjunjung hak asasi manusia,namun fakta yang saat ini terjadi justru sama sekali tidak memanusiakan manusia,ibarat hajatan seharusnya yang punya hajat siap dengan kondisi pasca hajat,bukan hanya ketika hajat,sudah seharusnya negeri ini belajar untuk lebih dewasa dan bertanggung jawab tidak grasah grusuh,aji mumpung,dan serabutan tidak karuan


Ilusi demokrasi


Istilah demokrasi selalu dinisbatkan kepada dua kata Yunani kuno, yaitu demo yang berarti rakyat dan kratosyang berarti kekuasaan atau pemerintahan . Kebebasan demokrasi diartikan demokrasi atau pemerintahan rakyat .Penisbatan itu untuk memberikan kesan demokrasi modern sekarang ini memiliki akar sejarah yang menjulur hingga masa Yunani yang ditentukan mewariskan berbagai kebajikan .   


Demokrasi sarat kelemahan dan kerancuan, bahkan tidak bisa diajukan sistem yang gagal . Demokrasi gagal merealisasi doktrin mendasarnya yaitu kedaulatan rakyat . Rakyat hanya memiliki wewenang langsung saat pemilihan untuk memilih penguasa dan wakilnya di Dewan Legislatif .  Itupun otoritas yang telah disetujui dan diarahkan oleh partai dan kapitalis melalui proses politik yang ada, sebab rakyat hanya memiliki otoritas memilih orang yang sudah diselingi oleh parpol dan proses politik . Setelah pemilihan, kedaulatan nyata tidak lagi di tangan rakyat, tetapi di tangan pemerintah atau penguasa dan anggota legislatif, dan di belakang semua adalah para kapitalis . Pasca Pemilu, kepentingan elit lebih diutamakan dari kepentingan rakyat .  Wakil rakyat tidak mewakili rakyat akan tetapi mewakili diri sendiri dan golongannya (para) dan para kapitalis .

Eforia demokrasi itu membius rakyat dan membisikkan mimpi-mimpi keadilan, kesejahteraan, kemakmuran, pemulihan harkat kesejahteraan dan mimpi-mimpi tentang kesejahteraan lainnya .  Bagaimanapun layaknya bius, begitu umat mendapatkan kembali kesadarannya, umat pun akan cepat menyadari bahwa demokrasi adalah solusi sempurna, bahkan demokrasi merupakan sistem yang gagal dan merusak dan sejak awal tidak dibutuhkan oleh umat Islam .


Campakan demokrasi ganti dengan sistem Islam


Demokrasi benar-benar khas barat dan muncul untuk menyelesaikan masalah penindasan atas nama gereja di barat .  Itu tidak dialami oleh umat Islam sehingga umat Islam tidak membutuhkan demokrasi .  Selain itu sistem nyata yang nyata, gagal dan rusak .  Semua itu wajar saja sebab demokrasi adalah sistem buatan manusia yaitu sistem jahiliyah .  Karena itu sistem demokrasi harus segera dibatalkan dan dicampakkan .


Allah SWT bertanya yang menjadi celaan terhadap siapa pun yang mengambil sistem jahiliyah .  Allah berfirman:


﴿ أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ ﴾


Apakah hukum Jahiliyah yang mereka inginkan, dan (hukum) siapakah yang lebih baik dari (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (TQS al-Maidah [5]: 50) 


Sudah keluar umat Islam kembali ke tuntunan dan aturan yang dikeluarkan dari Allah Yang Maha Bijaksana .  Hal itu tidak ada dengan jalan menerapkan syariah dalam bingkai Khilafah 'ala minhaj an-nubuwwah . WalLahu a'lam bi Shawab 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak