Oleh: Ummu Najma Althafunnisa
(Ibu Rumah Tangga Peduli Umat)
Hijrah bermakna perjalanan dari keadaan yang buruk menuju keadaan yang baik. Berpindah dari kondisi yang salah menuju kondisi yang benar. Bergerak dari keterpurukan menuju kebangkitan.
Saat ini kata hijrah sangat populer di berbagai kalangan. Baik kalangan anak muda, artis, publik figur dan lain-lain. Bahkan salah satu tim calon presiden juga menggunakan kata hijrah pada slogannya. Tujuannya tentu untuk menarik hati para pemilih.
Jika hijrah yang dimaksud hanya untuk menarik hati orang lain, tak ubahnya seperti artis yang sudah tidak tenar lalu heboh mengumumkan hijrahnya. Hijrah yang ditandai dengan pemakian hijab. Namun jika sudah tercapai maksudnya, maka dengan enteng membuka hijabnya. Perilakunya pun kembali seperti semula.
Begitu jumudnya kondisi masyarakat saat ini, sehingga mereka mencari jalan dan cara praktis agar bisa maju dan sejahtera. Terkadang hijrah dijadikan tameng, bukti diri menjadi lebih baik. Namun hijrah yang digadang-gadang akan membawa pada perubahan, tidak signifikan membuahkan hasil.
Karena azas dari ideologi yang diemban masih sama yaitu kapitalis sekuler. Tidak akan dapat membuat perubahan yang hakiki karena hanya berputar di sekitaran itu saja. Ibarat lingkaran setan yang terus menjebaknya pada problem dan masalah yang sama setiap saat.
Hijrah harus dilakukan dengan keikhlasan. Mengharap ridha Allah SWT semata. Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةً ۗ وَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
"Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An-Nisa: 100)
Manusia harus berjalan di muka bumi sesuai petunjuk Allah. Jika tidak, maka akan terjebak pada kesesatan. Allah akan memalingkan wajah-Nya hingga tidak lagi ada penolong bagi manusia.
Allah SWT berfirman:
وَمَا كَانَ لَهُمْ مِّنْ اَوْلِيَآءَ يَنْصُرُوْنَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ سَبِيْلٍ
"Dan mereka tidak akan mempunyai pelindung yang dapat menolong mereka selain Allah. Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, tidak akan ada jalan keluar baginya (untuk mendapat petunjuk)." (QS. Asy-Syura: 46)
Jika menginginkan hijrah yang hakiki maka harus berlandaskan Islam. Dien sempurna yang akan mengantarkan manusia kepada kemuliaan. Mulia karena hidup sesuai aturan yang diperintahkan Allah, Sang Pencipta manusia.
Wallahua'lam bish-shawab.
---
[Like and share, semoga menjadi amal sholih]
---
Join Komunitas Muslimah Cinta Islam Lampung di:
⬇️⬇️⬇️
Facebook: fb.com/DakwahMCI
Telegram: t.me/MuslimahCintaIslam
Instagram: @muslimah.cintaislam
---