GGM (generasi game online)

Hasil gambar untuk gambar kartun remaja yang bermain game online
oleh : Salwa Hidayah (Aktivis Remaja Serdang Bedagai) 


Disebuah negeri bernama negeri bebek, semua orang yang hidup di dalamnya baik anak muda maupun orang tua sangat suka mengikuti gaya negeri lain, bahkan tidak memperhatikan lagi apabila hal tersebut baik atau sebaliknya  menjerumuskan kepada keburukan.

Jumlah gamer di Indonesia saat ini diprediksikan sudah mencapai 34 juta orang. Dari jumlah tersebut , 19,9 juta diantaranya adalah gamer online berbayar dan rata – rata pengeluarannya mencapai 9,12 dolar Amerika Serikat(AS).(dilansir oleh: pikiran rakya tsenin, 6 agustus2018 )

“Anak muda sekarang senang jadi gamers. Pemerintah membangun infrastuktur digital. Broadband, palapa ring, 4G dan dari industri game ini perputaran uang mencapai 12 triliun, setiap tahun tumbuh 25 %, pungkas jokowi dalam debat capres dan cawapres yang berlangsung di The sultan Hotel. dilansir oleh: CNBC Indonesia sabtu 15/4 /2019)

Dari data di atas hampir 34 juta orang di tahun 2018 menjadi korban kecanduan game online. Ini masih di tahun 2018 yang pastinya akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Dan yang paling banyak menjadi korban dari game online ini adalah remaja. Sejatinya mereka adalah generasi bangsa yang kelak di tangan merekalah negeri ini akan menentukan arah tujannya. Jika  generasi negeri ini lebih banyak menggunakan waktu mereka untuk menatap layar android mereka  untuk bermain game online tersebut, kemudian mereka lupa dengan waktu, diri ,kesehatan dan yang lebih parah mereka lupa untuk beribadah kepada sang maha pencipta. Ini adalah masalah serius, ibarat penyakit yang sangat berbahaya yang hinggap di tubuh generasi negeri ini.

  Jika kita tinjau dari dampak game bagi anak – anak, baik dari kesehatan fisik maupun psikisnya sangatlah buruk. Misalnya saja dampak pada kesehatan fisik sang anak seperti penurunan konsentrasi belajar, mengganggu fungsi daya ingat, memicu halusinasi, bahkan bisa menyebabkan Atrofi(penyusutan otak), dan dampak dalam psikisnya seperti mudah cemas, sulit diatur  dan lainnya. Maka tak heran jika kita melihat anak yang  main gemes itu sulit untuk diarahkan bahkan lebih cendrung agresif (tempramental), kesulitan dalam bersosialisai yang akhirnya tidak mampu menjalankan kewajiban dengan baik seperti kuliah, bekerja, maupun sekolah. Dan yang menyebabkan ini semua adalah kecanduan pada geme online.

Namun sayang pemerintah juga belum menangani masalah ini, bahkan pemimpin negeri ini mengatakan jika geme online ini adalah salah satu aset negara yang paling besar pendapatannya. Sungguh ini adalah pemikiran yang sangat keliru, jika hanya melihat keuntungan dari pada kesehatan dan kepribadian, serta masa depan generasi negeri ini.

Ini menunjukkan bahwa pemikiran kapitalis yang menuhankan meteri itu telah mengakar kuat di pemikiran pemimpin negeri ini, yang menyebabkan ia tidak lagi memikirkan  kepentingan rakyatnya dan justru memikirkan kepentingan diri sendiri, padahal tugas pemimpin adalah meriayah (mengurusi)  setiap urusan rakyatnya.

Hanya islam yang mempunyai solusi untuk permasalahan di atas, dan itu semua bisa terwujud dengan kembali kepada idiologi (pandangan hidup) yang sesuai dengan fitrahnya manusia. Sebuah idiologi yang pernah berdiri kurang lebih 13 abad, dan telah melahirkan seorang pemuda hafiz quran diusia 5 tahun, menguasai 7 bahasa, diusianya yang ke 19 ia sudah menjadi gubernur di salah satu kota di Turki, dan yang lebih fantastis  ia adalah sang penakluk kota roma, kota yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya atas kemenangan kaum muslim. Pemuda tersebut adalah Muhammad Al-fatih. Bukan hanya itu, di zaman ini juga mengeluarkan banyak ilmuwan yang karyanya masih dijadikan rujukan oleh para ilmuwan saat ini, misalnya saja Ibnu sina (ahli kedokteran), Ibnu firnas (peletak dasar pesawat), Maryam asturlabe (pembuat kompas). sebuah generasi yang sangat hebat bukan?.

Dangan idiologi islam kita bisa melahirkan generasi secemerlang tersebut, sebab hanya islam yang memiliki metode pendidikan yang sangat unik dan mencerdaskan anak - anak ummat karena islam berasal dari sang pencipta yaitu Allah SWT. Dan idiologi ini hanya bisa diterapkan disatu wadah yang bernama khilafah rasyidah, cahaya yang  dinantikan oleh seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini.

Wallahu a’lam bishawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak