Oleh: Hamsina Halisi Alfatih
(Korda Muslimah Karim Kendari)
Perhelatan akbar pesta demokrasi yang diselenggrakan serentak diseluruh wilayah Indonesia bahkan sampai di beberapa negara dalam rangka pemilihan capres dan cawapres serta calon legislatif mungkin kini telah usai.Pesta demokrasi yang berlangsung pada tanggal 17 april 2019 menuai polemik tak hanya menghabiskan biaya hingga triliunan rupiah tetapi kecurangan pun mewarnai hasil dari voting antar kedua kubu yang dilakukan oleh pihak dari 01.
Tak hanya itu,hasil dari pesta demokrasi justru menjadi petaka jatuhnya korban petugas KPPS yang meningga hingga ratusan orang serta ratusan lainnya harus rawat inap di rumah sakit.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) merilis total petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang sakit dan meninggal dunia saat menjalankan tugas di Pemilu serentak 2019. Petugas KPPS yang sakit berjumlah 883 orang dan yang meninggal dunia berjumlah 144 orang.(Detik News.com)
Pesta demokrasi dengan biaya triliunan justru menghasilkan sebuah kecurangan,lantas apa yang bisa kita harapkan?
Pergantian pemimpin yang dilakukan setiap 5 tahun sekali sejak dari lengsernya soeharto,kebaikan apa yang kita dapatkan saat ini?justru hanyalah kerusakan-kerusakan yang kerap dilakukan oleh para penguasa serta orang-orang yang duduk di parlemen.
Korupsi,penguasaan SDA menjadi hal yang tak terhindarkan bagi mereka para pejabat-pejabat bermental maling yang haus akan materi dan kekuasaan.
Tragisnya,setiap pergantian pemimpin justru tak ada satupun yang mampu membawa perubahan di tengah-tengah masyarakat secara total.Sebab hal yang paling diutamakan oleh penguasa negri ini adalah mengutamakan kepentingannya serta kepentingan-kepentingan kaum kapitalis asing maupun aseng yang menjadi reptil atas kepemilikan hak milik rakyat.
Melihat wajah buruk sistem demokrasi hingga saat ini mungkinkah hanya cukup dengan pergantian pemimpin?jawabannya tidak.
Kenapa?dalam melakukan sebuah perubahan dari dalam dan luar yang justru harus kita lakukan adalah mengganti sistem yang menjadi pemicu adanya kerusakan,kezaliman serta banyaknya kejahatan yang tak hanya dilakukan oleh penguasa,tetapi masyarakat saat ini.
Karena sebuah perubahan dalam menerapkan syariat islam secara kaffah tidak akan terwujud selama sistem yang digunakan saat ini adalah demokrasi sekuler,yang memisahkan antara agama dan kehidupan.
Bukan pergantian pemimpin yang dibutuhkan saat ini untuk menyelamatkan ummat dari perpecahan,menyelamtkan SDA dari genggaman orang-orang kapitalis, tetapi melalui pergantian sistem ke sistem islam.
Bukan hanya sekedar gonta ganti pemimpin setiap 5 tahunnya untuk mencegah korupsi,kezaliman,serta kejahatan dikalangan para pejabat dan masyarakat tetapi dengan melalui pergantian sistem demokrasi ke sistem islam.
Karena hanya sistem islamlah yang paling sempurna yang memiliki seperangkap peraturan serta mampu membawa perubahan tak hanya di Indonesia tetapi seluruh dunia.
Dan hal ini terbukti selama islam memimpin dunia kurang lebih 13 abad lamanya.
_Wallahu A'alam bishshowab_