Oleh Reni Tresnawati (Pemerhati Generasi)
Sebelum menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, mengemukakan pendapat bahwa olahraga elektronik kata umum disingkat e-sport harus mulai masuk ke kurikulum pendidikan untuk mengakomodasi bakat-bakat muda.
"Kurikulum harus masuk dan pelatihnya harus masuk disana, kalau sudah seperti itu,tentu harus bekerjasama, berkolaborasi. Dan selain itu sudah menganggarkan Rp. 50 miliar untuk menggelar kompetisi-kompetisi dilevel sekolah",kata Imam saat ditemui pewarta disekretariat Kabinet Jakarta. Seperti yang dikutip dari CNN Indonesia, 28/1/2019.
Beberapa waktu lalu juga Telkomsel Indonesia dalam acara Digi summit di Jakarta (11/4) lalu memaparkan kerangka bisnis diberagam sector hiburan dan pendidikan, salah satu yang menjadi focus adalah industry game .Telkomsel memiliki ambisi besar untuk menjadi pemain besar diindustri game Indonesia.
Ambisi ini berdasarkan pada tren game, khususnya game yang banyak digandrungi masyarakat. Disampaikan oleh Joddy Hernady selaku EVP Digital dan Next Business Telkom. Industri game memiliki tingkat pendapatan yang paling tinggi dibanding jenis hiburan lainnya. Gaming itu pendapatannya bisa tujuh kali lipat dari pendapatan sebuah film, terang Joddy. Seperti yang dilansir Marketeers.com, 12/4/2019.
Saking membumingnya tren game online, sampai-sampai dibawa kedalam debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada putaran terakhir.
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah saat ini harus cepat tanggap dan responsive terhadap perubahan global yang terjadi saat ini. Hal ini disampaikan Jokowi menanggapi penjelasan Prabowo Subianto dari capres nomor urut 02 tentang strategi pengembangan e-sport dan mobile legend.
"Perubahan global yang terjadi saat ini, seperti Artificial Intellegence (AL), Internal of thing, vintual reality dan bhcoin. Ini profesi yang anak muda senangi. Dan ini permainan yang tidak bisa dikesampingkan lagi. Berdasarkan catatan ekonomi Indonesia e-sport turut menyumbang angka pertumbuhan dalam negeri.
"Kita lihat nilai ekonomi e-sport tumbuh sangat pesat. Catatan di 2017 perputaran 11-12 triliun pertahun tumbuh 35 persen. Oleh sebab itu pemerintah akan membangun infrastruktur digital, membangun ekosistem yang sama untuk bisa berusaha membuat game", ujar Jokowi saat debat pamungkas kelima capres-cawapres di Hotel Sultan, Jakarta Selatan. Sabtu 13/4/2019. Seperti dikutip IDN Times.com.
Memperhatikan debat capres-cawapres, dapat dilihat bahwa yang dibawakan dalam debatnya berbau bisnis. Bahkan Menpora akan memasukkan permainan games online ini ke kurikulum pendidikan. Sudah jelas kebobrokan system pendidikan sekuler yang diusung saatini, isinya hanya permainan dan semata-mata hanya untuk kepentingan bisnis. Telah terlihat pemerintah tidak bertanggungjawab melindungi generasi dari kerusakan media game online dengan memfasilitasi sarana tekhnologi tidak bermutu bahkan menjadi ajang lomba.
Tidak hanya anak-anak tapi orang dewasa pun banyak yang kecanduan game online, karena dikemas dengan sangat menarik perhatian, sehingga mereka menjadi ketagihan terutama ketika games online itu menyajikan ajang lomba yang tentu bisa menghasilkan uang, sampai pagi pun dijabanin. Dengan adanya ajang-ajang perlombaan seperti itu, secara tidak langsung telah merusak generasi muda.
Sejak ada games online di media-media, anak-anak menjadi kurang bersosialisasi dengan masyarakat, karena sudah merasa asyik sendiri memiliki teman di dunia maya, sehingga dunia nyata tidak dihiraukan. Mereka tidak semangat belajar dan malas mencari ilmu, seperti membaca buku, malas membantu orangtua karena asyik dengan gawainya.
Generasi muda harus bangkit dan menjadi generasi muda harapan umat. Untuk itu sejak dini harus dipahamkan bahaya gadget saat ini yang penuh dengan permainan-permainan yang tidak berfaedah yang bisa merusak mental generasi. Bahkan dari radiasinya sangat berbahaya untuk kesehatan manusia, terutama anak-anak. Jika mereka terkena radiasinya bisa menyebabkan pengecilan otak anak. Sebisa mungkin alat itu harus dihindari dari jangkauan anak-anak.
Media memang diperlukan untuk mengetahui berbagai informasi. Namun media saat ini sudah terkontaminasi dengan tsaqofah asing yang bisa merusak umat dan generasi.
Umat dan generasi akan terselamatkan hanya dengan Khilafah. Dalam system Islam anak-anak sebagai generasi umat sangat dilindungi dari berbagai hal yang membahayakan untuk masa depannya, terutama media karena media salah satu yang bisa menghipnotis yang menonton dan langsung bisa ditiru.
Media dalam sistem Islam sangat diperhatikan sekali. Sebelum disebar luaskan di tengah-tengah masyarakat, Khalifah menyortir dahulu acara-acara yang ada di media. Setelah dirasa aman untuk masyarakat baru layak ditayangkan. Jadi kemungkinan kecil masyarakat terutama anak-anak akan menonton tayangan yang tidak bermanfaat dan bisa merusak generasi umat. Islam satu-satunya solusi yang komprehensif melindungi warganya dari kerusakan yang diakibatkan oleh media,terutama media yang ada game onlinenya.
Wallahu a'lam.