Messy (Member Penulis Ideologis dan Aktivis Mahasiswa)
Siapa itu Milenial?
Milenial? Siapa yang tak kenal dengan gelar ini? Sebutan untuk mereka para pemuda yang lahir sekitar pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an. Yaps, tepat sekali. Generasi milenial tumbuh dan berkembang di tengah hiruk pikuk era digital. Milenial tentu tak asing lagi dengan berbagai jenis era digital yang tengah eksis kini. Apalagi yang menyangkut media sosial, milenial lah the winner nya.
Kenapa Milenial Begitu di Identikkan dengan Era Digital?
Zaman terus berputar menuju kemajuan. Yang menyebabkan milineal harus melek dengan perubahan life style yang ada. Selain itu, milenial tak perlu lagi sibuk mencari kesana kemari mengenai kebutuhan yang inginkan. Sebab, segalanya telah tersedia di ujung jari. Beranjak dari situlah, milenial begitu akrab dengan dunia digital.
Selain itu, yang membuat hati milineal berpaling dari media lain menuju media sosial. Sebab, media sosial mampu memberi cover yang seru dan mengasyikkan bagi milenial. Media sosial juga menyediakan berbagai sesuatu yabg unik. Misalnya, bisa interaktif, langsung responsif, sehingga lebih menyenangkan. Bikin milenial betah berlama-lama berseluncur dengan media sosial.
Era Digital Tengah Eksis. Milineal Tentukan Peranmu!
Kini, milenial tak lagi mencari informasi dari lembaran kertas koran. Melainkan menilik media sosial. Milenial tak lagi memandang tv melainkan menatap setelan youtube. Jadi, milineal mulailah tentukan peranmu dari sekarang.
Bijaklah dalam memilih peranmu ditengah eksisnya era digital. Jadilah jurnalis ideologis yang mempersembahkan seluruh potensimu hanya untuk Islam. Salah satunya melalui wadah tulisan. Biarkan tulisanmu menjadi penolong hisabmu di yaumil akhir nanti.
Selain itu, milenial juga harus paham dengan kode etik menjadi jurnalis ideologis. Misalnya tak boleh mempromosikan hoax, tak boleh membully apalagi melakukan body shaming terhadap fisik seseorang. Milenial juga harus bijak agar tak terbelenggu dengan UUD ITE. Kode etik tetap harus ditaati dan jaga diri agar tak kebablasan.
Menjadi Jurnalis Ideologis adalah Pilihan Terbaik
Kini, aktivitas jurnalistik kian merebak lebar. Pelakunya bukan lagi wartawan atau jurnalis. Sebab, semua orang kini beralih menjadi media informasi. Yaps. Setiap orang memiliki media sosial masing-masing. Setiap orang menjadikan akun medsos pribadi sebagai media informasi.
Begitulah selayaknya yang dilakukan oleh milenial yang memilih jalan menjadi jurnalis ideologis. Memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk kepentingan dakwah. Termasuk menjadikan akun media sosial pribadi sebagai ladang dakwah. Maka, optimal lah tehadap sesuatu yang mampu dikuasai.
Milenial, menjadi jurnalis ideologis yang menyebarkan opini mengenai Islam, tak sesulit yang dibayangkan. Aktivitas jurnalistik itu mudah, malah mudah banget. Milenial bisa dengan mudah menciptakan informasi. Membuat opini dan menciptakan opini.
Selain itu, milineal yang memiliki jalan menjadi jurnalis ideologis juga harus memiliki keunikan terhadap opininya. Agar mampu dilirik oleh masyarakat umum. Misalnya membuat opini yang makjleb, nendang, nampar. Supaya bisa mengisi ruang informasi di masyarakat. Menyingkirkan opini yang menyesatkan. Lalu mengantikannya dengan informasi yang benar.
Nah, milineal manfaatkan sebaik mungkin posisimu dibagian ini. Semoga apapun yang dikerahkan menjadi amal jariyah. Semoga opini yang bermanfaat menolong hisabmu di yaumil akhir nanti.
Milineal, tetaplah eksis menyebarkan kebaikan ditengah era dunia digital. Tetaplah dengan pilihan yang dipilih. Sebab pilihan menjadi jurnalis ideologis adalah pilihan terbaik. Semoga dengan pilihan ini akan mempercepat kemenangan Islam itu datang. Insyaa Allah.
#kuliahumumrevowriter
#gemesda
#melekmedia
#kompaknulis
#penulisideologis