Oleh syarifa Ashilah
Radikal sebuah kata yang bermakna negatif. Anti sosial, tidak mau bergaul, terlalu getol menyampaikan ilmu-ilmu dalam Islam terkait politik, ekonomi dan pemerintah, yang memakai burqoh, celana cingkrang dan berjenggot, terlalu fanatik terhadap agama U mengatakan ini haram itu haram adalah beberapa ciri-ciri orang yang terpapar radikalisme menurut pandangan masyarakat
Jika kita menengok KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata “radikal” memiliki tiga pengertian. Pertama, secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip); kedua, amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan); dan ketiga, maju dalam berpikir atau bertindak. Pada pengertian KBBI tersebut, kita dapat mengetahui bahwa sesungguhnya kata “radikal” tidak memiliki pengertian yang negatif dan buruk. Justru kata “radikal” memiliki pengertian yang bisa dibilang positif dan baik.Maka frasa “meningkatnya paham radikal” dapat diartikan menjadi “meningkatnya paham yang maju dalam berpikir”
Radikal haruslah di miliki oleh emak-emak jaman now. Radikal di sini bukan arti yang sesungguhnya. Namun saya memiliki arti lain
RaDIKaL (Rajin, berpenDIdikan, caKAp, Lincah)
Rajin
Ketika menjadi ibu rumah tangga adalah status baru yang kita sandang yaitu Ummu warobbatul bait ibu dan pengurus rumah tangga. Yang tadinya serba diurus kini kitalah pengurus tersebut. Rajin adalah suatu tuntutan bagi emak-emak. Menelantarkan tugas rumah tangga adalah suatu kemaksiatan karena termasuk melalaikan kewajiban. Maka harus berupaya sekuat tenaganya. Rajin dan emak adalah satu kesatuan yang dapat dipisah.
BerpenDIdikan
Menjadi Ummu warobbatul bait adalah posisi yang agung bagi perempuan. Dalam kepengurusan rumah, seorang emak pun membutuhkan ilmu. Misal bagaimana fiqih mencuci, fiqih memasak dan pengurusan yang lain dan ibu pun madrasah ula bagi ananda. Ibu Memberikan pengasuhan dan pendidikan terbaik sehingga dapat mencetak generasi gemilang pemimpin masa depan dan mustahil tanpa ilmu. Itu mengapa Allah mewajibkan menurut ilmu bagi setiap kaum muslim entah laki-laki maupun perempuan. Karena dengan ilmu kemuliaan hidup dapat dirasa. Dan tidak batasan dalam menuntut ilmu karena kita perlu mengupgrade diri.
caKAp
Seorang ibu haruslah caKAp dalam menyusun strategi pengurusan rumah misal strategi mendidik anak, cakap dalam mengurusi keuangan keluarga, kecakapan dan kehandalan berperan penting dalam kepengurusan tadi sehingga menonton tidak terjadi. Seorang ibu tidaklah hanya berperan di dalam rumah, karena selain peran menjadi ibu, pun sebagai insan muslim yang mempunyai kewajiban menutut ilmu dan menyampaikannya yaitu beramal makruf nahi mungkar (Al Imran:104). Namun menyampaikan ilmu pun dibutuhkan kecakapan dari penyampainya agar ilmu tadi mudah diterima.
Lincah
Selain rajin, berpendidikan, cakap, emak pun wajib memiliki sifat ini. Sudah disinggung di atas bahwasanya sebagai insan muslim mempunyai kewajiban menuntut ilmu(berpendidikan) &beramal makruh nahi mungkar (dakwah). Terkadang kesibukan menjadi kambing hitam ketika ajakan menuntut ilmu tiba. Mulai dari sibuk mengurus anak, rumah hingga suami. Pekerjaan seorang ibu tak ada habisnya, tinggal bagaimana kita mengatur dalam pelaksanaannya agar semua kewajiban Allah dapat berjalan, seiring sejalan sebagai hambanya allah maka kelincahan adalah jawaban.
Dan semoga kita semua dapat menjadi emak RaDIKaL yang bermoral dan meradikalkan diri agar menjadi bekal untuk membangun generasi emas untuk peradaban Islam.