Cahaya Islam Di Maroko


Oleh : Anna Ummu Maryam

(Pemerhati Media Dan Member Revowriter Aceh )

Orang Arab menyebutnya Al-Mamlaka Al-Maghribiya atau Kerajaan Barat. Para ahli sejarah dan geografi Muslim di era kekhalifahan Islam menjulukinya Al-Maghrib Al-Aqsa.

Sedangkan orang Turki memanggilnya Fez. Orang Persia mengenalnya Marrakech (Tanah Tuhan). Beragam nama itu disandang negara yang kini dikenal dengan nama Maroko.

Maroko adalah negeri yang memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran agama Islam di wilayah Afrika Utara.

Dari Maroko inilah Panglima tentara Muslim, Tariq bin Ziyad menaklukan Andalusia dan mengibarkan bendera Islam di daratan Eropa.

Pada masa kepemimpinan Abu Ya'kub Yusuf bin Abdul Mu'min (1163 M - 1184 M), kota Marrakech menjadi salah satu pusat peradaban Islam dalam bidang sains, sastra, dan menjadi pelindung kaum Muslimin untuk mempertahankan Islam dari serangan dan ambisi Kristen Spanyol.

Dinasti ini juga ikut membantu Salahudin Al-Ayubi melawan tentara Kristen dalam Perang Salib.

Maroko modern pada abad ke-7 M merupakan sebuah wilayah Barbar yang dipengaruhi Arab. Bangsa Arab yang datang ke Maroko membawa adat, kebudayaan dan ajaran Islam. Sejak itu, bangsa Barbar pun banyak yang memeluk ajaran Islam.

Ketika kekuasaan Dinasti Umayyah digulingkan Dinasti Abbasiyah, Maroko pun menjadi wilayah kekuasaan Abbasiyah yang berpusat di Baghdad.

Ilmuan Dari Maroko

Dia bernama lengkap Abd al-Wahid al- Murrakushi dan lahir pada 1185 Masehi. Ia menimba ilmu di kota kelahirannya, Fez. 

Kitab utama yang ia tulis adalah Jami’ al- Mabadi’ wal-Ghayat fi ‘Ilm al-Miqat yang digarap 1229-1230. Isinya mengenai astronomi, trigonometri, dan ilmu ukur astronomi.

Ia dipandang sejajar dengan ahli matematika dan astronomi besar lainnya. Seperti al-Khwarizmi, al-Farghani, al-Battani, Abu al-Wafa, al-Biruni, Ibnu Sina, al-Zarqali dan Jabir bin Aflah.

Ibnu al-Banna yang bernama lengkap Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Usman al-Azdi. Dia lahir pada 1256.

Geometri dan angka pecahan dikaji dengan baik dan pada masa selanjutnya ia menemukan teori matematika yang sangat menakjubkan.

Ibnu al-Banna juga menulis banyak karya. Sebanyak 82 di antaranya bukan tulisan tentang matematika.

Sebanyak 32 buah karya terkait matematika dan astronomi. Sedangkan, sisanya terdiri dari berbagai disiplin ilmu, seperti linguistik, retorika, astrologi, tata bahasa, dan logika. Ensiklopedi Tanbih al-albab menjadi panduan hitungan pembangunan irigasi.

Maka terbuktilah oleh kita bahwa peradaban Islam mampu membangun sebuah peradaban besar dimanapun negeri yang menerapkannya.

Cahaya Islam benar - benar telah menyilaukan peradaban barat dan membuat orang barat berhutang banyak pada Islam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak