Cacatnya Moral Guru, Bukti kegagalan Sistem Pendidikan


Oleh : Ratu Amalia Sari

(Mahasisiwi UIN Imam Bonjol Padang)


   Guru adalah profesi yang memiliki tugas dan fungsi penting dalam dunia pendidikan, ia sebagai transformator ilmu sekaligus ia juga harus mampu memberikan contoh baik kepada anak didiknya. Karena di tangannyalah akan terlahir generasi terdidik yang akan membangun sebuah peradaban gemilang. 


   Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 39 ayat (2) dijelaskan bahwa ”Pendidik (Guru) adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”


   Guru layak dikatakan sebagai manusia percontohan, ia merupakan objek tiruan anak didiknya dan sekaligus teladan masyarakat. Namun terlihat miris atas apa yang menimpa dunia pendidikan akhir-akhir ini. Parepare – Mantan kepala sekolah di Kabupaten Soppeng, Sulsel, ditangkap polisi. Ia kini bekerja di Dinas Pendidikan Soppeng, diduga telah mencabuli 14 anak. 

”Dari hasil laporan yang kami terima, sudah 14 anak yang berstatus pelajar diduga dilecehkan oleh Oknum Kepala Sekolah di sekolah tempat pelaku menjabat sebagai Kepala Sekolah. Namun kini ia bertugas di Dinas Pendidikan Kabupaten Soppeng,” Kata Kasat Reskrim Polres Soppeng, AKP Rujiyanto Dwi Poernama, kepada detik.com Minggu (14/4/2019).


Akar Permasalahan

   Dengan adanya kasus ini cukup menjadi peringatan dan tamparan keras bagi dunia Pendidikan hari ini. Bagaimana ini bisa terjadi pada sosok guru yang dimuliakan oleh masyarakat dan Allah karena keilmuannya? Saat ini sangat banyak celah untuk berbuat kejahatan dan penyimpangan dengan dalih HAM yang dijadikan sebagai pelindung dengan mengenyampingkan Allah SWT. Sebagai pengatur kehidupan. Inilah yang dinamakan kehidupan sekuler, akibat dari pemisahan agama dari kehidupan.


   Dalam kehidupan sekuler ini manusia hanya terfokuskan kepada dunia saja sehingga materi dan harta dijadikan sebagai makna kehidupan yang utama sehingga menyebabkan banyak manusia-manusia yang tak bermoral akibat tidak adanya iman sehingga sangat berpotensi sekali seseorang melakukan hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT. Halal Haram hantam terus. Padahal dalam Islam, seseorang yang menanamkan iman dalam dirinya pasti menjadikan Hukum Syara’ sebagai standar dan tolak ukur dalam berbuat atau melakukan segala sesuatu.


   Walau bagaimanapun tidak bisa dinafikan bahwa guru sejatinya adalah output dari sistem pendidikan. Dan sistem pendidikan yang diterapkan hari ini adalah sistem pendidikan yang memisahkan agama dari kehidupan. Artinya, pelajaran Agama hanya diberikan sebatas ritual saja tidak adanya tuntutan untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga Islam dalam sistem pendidikan ini dirancang sangat minimalis sekali. Urusan diluar ritual tidak perlu diatur dengan agama. Salah satunya dalam Pendidikan hari ini yang sangat jauh dari Agama.


   Sehingga kurikulum pendidikan hari ini dijadikan sebagai salah satu sarana untuk menyebarkan paham-paham barat seperti liberalisme. Akibatnya,  muncullah pemikiran toleransi yang membawa pada pengakuan bahwa semua agama itu sama, diberikan pemahaman kebebasan dalam berpikir, kebebasan berpendapat, dan kebebasan berekspresi. Sehingga tak heran banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.


Sistem Pendidikan dalam Islam

   Sedangkan sistem pendidikan Islam sangat berbeda sekali dengan sistem pendidikan barat. Dalam sistem pendidikan Islam bersandarkan kepada Aqidah Islam. Visi dalam pendidikan Islam ialah yang sudah ditentukan oleh syariat yaitu membentuk manusia yang bertaqwa yang berkepribadian Islam yang dengan sepenuhnya berpikir dan bersikap dengan Aqidah Islam.


   Hasil dari penerapan sistem pendidikan Islam adalah terlahirnya generasi yang Bertaqwa serta taat kepada Allah SWT. Serta tunduk dengan hukum-hukumNya. Sehingga terlihat bahwa kurikulum dirancang untuk mencapai Aqidah Islam, Pemikiran Islam, serta memiliki kepribadian Islam yang mana ia paham konsekuensi keimanan adalah keteguhan dalam memegang Hukum Syara’ dan menjadikan Hukum Syara’ sebagai standar dalam berbuat.


   Dan guru dalam sistem Islam adalah pemberi ilmu dan pencetak generasi berkepribadian utuh dan berkompetisi unggul. Ia sadar bahwa semua yang ia lakukan harus sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Maka menjadi sebuah hal yang penting untuk guru agar mengkaji Islam. Kesadaran seorang guru dalam menjalankan tugasnya adalah untuk meraih ridho Allah SWT. Juga membutuhkan peran dari lingkungan sekolah dan hendaknya sekaligus kebijakan Negara. Negara harus menata kembali sistem pendidikan yang diterapkan. Mulai dari tujuan hingga bagaimana pelaksanaanya di lapangan. Sehingga tidak ada solusi lain selain dengan Islam keseluruhan.

Wallahu a’lam bish shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak