Oleh:
(ummu Afifah- ibu Penggiat Opini Islam)
Seperti yang telah diberitakan, Jokowi Ngamuk di Yogyakarta Terkesan Depresi Tingkat Tinggi, Mentalnya sudah Jatuh. (Minggu /24 Maret/ 2019/08.29). Jokowi berpidato lebih dari setengah jam di stadion Kridosono.
Dalam pidatonya Presiden Petahana ini menegaskan tidak akan tinggal diam lagi. Menurutnya selama 4,5 tahun bertahan dan berdiam diri, kini ia akan melawan segala fitnah yang ditujukan kepadanya. Analis sosial Bung Karno (UBK) Muda Saleh heran menanggapi pernyataan terbuka Jokowi tersebut. Pasalnya, Pak Jokowi itu kan dikenal baik, ramah, loh ini saya lihat video yang di Yogyakarta beliau ngamuk, marah dan katakan ‘saya akan lawan’. Yang mau dilawan siapa?” ujar Muda dalam keterangan tertulisnya, Minggu (24/3).
Justru menurut dia, dengan berbicara seperti itu, Jokowi memperlihatkan mental dirinya sudah jatuh. Kemudian dia coba mengajak emosi masyarakat untuk ikut merasakan seperti apa yang ia rasakan, dan ini tontonan yang buruk sebagai kepala negara, padahal orang Solo itu halus-halus," tambah Muda.
Jokowi terkesan mengalami depresi tingkat tinggi karena orang-orang sekelilingnya terjerat kasus korupsi dan ditangkap oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Romy, mantan ketum PPP ditangkap KPK karena kasus korupsi, Setya Novanto dan Idrus Marham sudah duluan, kini dibidik Menpora Imam Nahrawi, setelah itu digadang-gadang Cak Imin soal kasus kardus durian, ketum Perindo Hary Tanoe soal Mobile 8, belum lagi Apel Kebangsaan ala Ganjar Pranowo yang dinilai berlebihan karena menghabiskan dana Rp 18 miliar, ini bisa jadi ketakukan yang sangat berlebihan bagi seorang yang ingin mempertahankan kekuasaan," urainya.
Muda mengingatkan Jokowi agar memahami kondisi bangsa Indonesia yang saat ini dilanda berbagai masalah. Mestinya, kata dia, Jokowi empati terhadap nasib petani di berbagai daerah yang terpuruk digempur impor.
"Jangan bicara sakit hati, jangan bicara soal kecewa, dihujat. Lihat dong, petani garam, petani beras, petani tebu, yang nangis di berbagai daerah pada saat panen, barang mereka nggak laku, karena impor berlebihan yang dilakukan menteri Jokowi. Kalau bicara sakit hati, kecewa, direndahkan, siapa yang paling direndahkan, mereka (petani) justru yang direndahkan oleh pemerintah,” tegasnya. Atas dasar ini,
Sikap seorang pemimpin tidak seharusnya demikian apalagi jika ada yang tak sepaham, diperiksa, padahal hujatan, kritikan, hinaan pada hakikatnya menguatkan kita secara pribadi dan evaluasi kinerjanya, serta menguatkan bangsa Indonesia.
Jadi jelas bahwa saat ini ummat sedang membutuhkan sosok pemimpin yang dicintai rakyat dan mencintai.
Sebagaimana Rasulullah pernah bersabda "Sebaik-baiknya pemimpin kalian adalah mereka yang kalian cintai dan merekapun mencintai kalian. Mereka mendoakan kalian dan kalianpun mendoakan mereka. Dan seburuk-buruknya pemimpin kalian adalah mereka yang kalian benci dan merekapun membenci kalian. Kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat mereka."(HR.Muslim, at - Tirmidzi, Ahmad, ad-Darimi).
Ternyata hadits tersebut saat ini terjadi karena sudah menjadi opini bahwa penguasa tidaklah menjadi pelindung rakyatnya, penguasa cuek dengan keadaan rakyatnya.
Maka wajar jika dalam islam ada beberapa syarat sah agar seseorang menjadi pemimpin yaitu Muslim, laki-laki, baligh, berakal, adil, merdeka, memiliki kemampuan. syarat tersebut kita juga membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki karakter inovativ yaitu layaknya orang jenius yang unik.
Bukan saja personalitinya terbaik namun mampu merubah sudut pandang rakyatnya yang biasa menjadi yang luar biasa. Membawa ummatnya kepada perubahan hakiki sehingga mampu membimbing ummat. Seorang pemimpin juga harus mampu menjadi perisai atau pelindung untuk ummat
Kalu kita ingat dijaman Rasulullah Saw dalam melindungi seorang wanita yang sengaja disingkapkan jilbabnya oleh orang yahudi kemudian ada seorang pemuda muslim yang berusaha membantu wanita tersebut hingga harus tewas dikeroyok orang yahudi. Namun pengaduan keluarga wanita yang dilecehkan tersebut langsung ditanggapi Rasulullah hingga dikirimkannya pasukan untuk mengepung kampung yahudi selama 15 hari dan mengusir kaum yahudi keluar dari madinah.
Begitulah kepemimpinan Rasulullah Saw dan para khalifah setelah Rasulullah Saw mereka menjadi perisai bagi ummatnya karena mereka menyadari bahwa kelak seluruh aktivitas penguasa akan dimintai pertangungjawaban dihadapan Allah di Yaumil akhir.
Oleh karena itu secara global dapat kita lakukan muhasabah bagi penguasa bahwa kepemimpinan dalam islam harus tegas dan berwibawa. Indonesia dan ummat Islam diseluruh penjuru dunia saat ini membutuhkan kepemimpinan yang inovatif. Karena ummat Islam sudah terlelap lama dalam tidur panjang. Mereka harus disadarkan dan diajak menyusuri jalan kebangkitan, kemerdekaan dan kemajuan mereka walau tidak mudah. semua uraian diatas adalah faktor personal dan kepemimpinan seseorang. Dengan kriteria personal dan kepemimpinan seperti itu maka seseorang akan kredibel untuk menjadi pemimpin.
Namun, semuanya belumlah cukup jika sistem yag digunakan bukanlah sistem yang baik.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."(QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
sistem yang penuh keberkahan adalah sebuah sistem yang menerapakan Syariah Islam secara kaffah. Sistem ini digunakan untuk mengatur seluruh aspek kehidupan. Baik dalam aspek pemerintahan, sosial, ekonomi, pendidikan, sangsi hukum.
Ada pun sumber bagi sistem itu sendiri berdasarkan dari : al qur´an, as sunnah, ´ijma´sahabat dan Qiyas. Hanya dengan Syariah Islam Kaffahlah, kehidupan kita dipenuhi keberkahan.
wallahu bisshowab
Personalnya baik sesuai Tuntunan Syar'i + Sistemnya juga Baik sesuai dengan Fitrah manusia... InsyaAllah Indonesia Berkah...
BalasHapus