Belajar dari Ustadzah Ires

Ires Restu Indah Fauziah namamu. Engkau masih muda, umur 24 tahun dan baru menikah 9 Maret kemarin. Walau masih muda tapi engkau sungguh luarbiasa.


Engkau mampu membiayai sekolah kelima adekmu dan menjalani status sebagai mahasiswi master sambil mengajar di sebuah pondok pesantren/ma'had bernama al Abqary. Tidak hanya itu, engkau juga seorang aktifis dakwah dan aktif menjadi narasumber di berbagai acara seminar.


Itulah sedikit kisah yang aku ketahui tentang dirimu dari beberapa sahabatmu.


Ires Restu Indah Fauziah. Namamu sebagus dan seindah akhir hidupmu. 

Aku memang tak pernah bertemu denganmu. Sehingga aku juga tak mengenalmu.


Beberapa hari sebelum kepergianmu, sempat beredar kabar sakitmu di group AMK yang dishare Cikgu Apu. Aku dan teman-teman pun memanjatkan do'a untuk kesembuhanmu. 


Walau jarak dan waktu memisahkan kita hingga tak saling kenal dekat, tapi cukuplah aqidah Islam yang menjadikan kita bersaudara. Karena Rabb kita telah berfirman.


اِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌفَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ


“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” 

(QS. Al Hujurot: 10)


Apalagi ketika mengetahui bahwa engkau adalah seorang pejuang syari'ah dan khilafah. Saudara seperjuanganku dalam membela dienullah dan menegakkan kembali Khilafah 'ala minhajji nubuwwah. Maka bertambahlah rasa cintaku padamu. Rasa cinta karena Allah semata.


Kecintaan dan kekagumanku padamu makin bertambah setelah mengetahui sedikit kisah tentangmu. Sungguh engkau luarbiasa mbak Ires. 


Di group AMK, kubaca do'a-do'a untukmu terus dipanjatkan teman-teman. Do'a mohon kesembuhan dan kesehatan untukmu. Kami semua berharap engkau segera sembuh dan bisa kembali beraktifitas bersama kami. Bersama-sama berjuang mewujudkan mimpi dan cita-cita yang mulia.


Namun, pada hari kamis pagi, 18 April 2019, ketika kubuka WA ku kudapati beritaduka bahwa engkau telah berpulang ke rahmatullah pada dini hari itu.


"Innalillahi wa innailaihi rooji'uun"


Ya Allah....betapa sedih hatiku seketika itu. Tak terasa airmataku jatuh membasahi pipiku mendengar kepergianmu. Aku telah kehilangan saudaraku. Saudara yang aku cintai karena Allah.


Bertambah terharu diriku ketika melihat video proses pemakamanmu. Sungguh akhir hidup yang indah. Akhir yang baik. In syaa Allah husnul khatimah untukmu mbak Ires Restu Indah Fauziah.


Malu diriku belum bisa sebaik dirimu.

Malu diriku belum setangguh dirimu.

Kau terus berjuang tanpa mengeluh ditengah-tengah kondisimu yang demikian.


Kepergianmu meninggalkan banyak kebaikan dan pelajaran bagi kami.


Pelajaran untuk lebih baik lagi dalam menjalani hidup ini.

Pelajaran untuk lebih semangat dan serius dalam berdakwah demi segera tegaknya daulah khilafah yang dicita.

Belajar untuk bersabar dan lapang dada atas apa yang ada.


Terimakasih mbak Ires,

Terimakasih atas semuanya.

Atas teladan yang kau contohkan pada kami, khususnya aku pribadi.


Semoga kami bisa mencontohmu. Menjadi hambaNya yang taat hingga akhir hayat.


Semoga Allah tempatkan engkau ditempat yang terbaik disisiNya. Dan mengkumpulkan engkau bersama dengan orang-orang yang shalih. 


Aamiin...aamiin yaa Rabbal'alamiin.


Sidoarjo, 19 April 2019


Penulis : Anisya Dimyati


#AMK

#DoaUntukUstadzahIres

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak