Oleh : Tuti Rahmayani
Bila Hogwarts memiliki perpustakaan unik dengan tangga bergerak, maka dunia Islam memiliki perpustakaan yang menjelma menjadi lembaga riset. Dari sinilah kegemilangan peradaban Islam kian bersinar.
Adalah Baitul Hikmah (House of Wisdom), dibangun oleh Khalifah Harun Ar Rasyid pada tahun 813 M. Bangunan yang dipenuhi dengan kitab-kitab ilmu pengetahuan ini memiliki banyak ruangan dan berdiri tepat di sebelah istana Baghdad, pusat kekhalifahan Abbasiyyah.
Walau awalnya mirip perpustakaan, namun semangat kaum muslimin untuk mengkaji ilmu menjadikan Baitul Hikmah lebih tepat disebut lembaga riset. Di sanalah tempat berkumpulnya para ilmuwan, bertebaran pusat kajian, penterjemahan, laboratorium penelitian dan tempat penerbitan buku.
Di tempat ini, buku-buku dari Barat dan Timur dikaji, didiskusikan, dikritisi, diterjemahkan dan kemudian ditulis ulang. Beragam ilmu mengalami kemajuan pesat. Baik ilmu naqli (tafsir, hadits, fiqh, ushul fiqh, dll) maupun ilmu eksakta (matematika, astronomi, fisika, kimia, kedokteran dll).
Tercatat banyak ulama polymath menjadi "alumni" di Baitul Hikmah. Diantaranya, Al Khawarizmi, Al Kindi, Ahmad bin Musa, Al Biruni, Ibnu Sina, Al Farabi, Ibnu Kholdun dsb. Hasil karya mereka berpengaruh besar tak hanya di dunia Islam, namun juga Barat dan Eropa.
Selama 400 tahun lebih, Baitul Hikmah kokoh berdiri. Hingga akhirnya pada tahun 1258 M, tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan, cucu Genghis Khan, dengan kejamnya menghancurkan Baitul Hikmah dan membuang buku-bukunya ke sungai.
Konon, warna air Sungai Tigris yang melalui Bagdad, berubah menjadi merah dan hitam selama seminggu. Merah dari darah para ilmuwan yang terbunuh, sedangkan hitam dari tinta buku-buku berharga koleksi Baitul Hikmah yang luntur setelah dibuang ke sungai itu.
Walhasil, kegemilangan peradaban Islam sungguh pernah terwujud dan akan terwujud kembali dengan izinNya.
#peradabanIslam
#peradabanliterat
#miladrevowriter
#revowriter