Oleh: Arin RM, S.Si
(Pengamat Sosial Media)
Sobat sholihah, tentu sudah tidak asing lagi kan ya dengan istilah aborsi? Yup, aborsi alias pengguguran kandungan adalah berakhirnya kehamilan dengan dikeluarkannya janin (fetus) atau embrio sebelum memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim, sehingga mengakibatkan kematiannya. Aborsi yang terjadi secara spontan disebut juga "keguguran".
Sebenarnya sobat, ndak ada masalah sih dengan keguguran atau aborsi yang dilakukan demi penyelamatan jiwa ibu. Asalkan kejadiannya pada wanita yang sudah berstatus menikah. Bahkan Islam pun memberikan apresiasi berupa pahala bagi ibu yang kehilangan janin di kandungannya. Rasulullah bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, sesungguhnya janin yang keguguran akan membawa ibunya ke dalam surga dengan bersama ari-arinya apabila ibunya mengharap pahala dari Allah (dengan musibah tersebut).” (HR. Ibnu Majah)
Yang jadi masalah adalah ketika aborsi dilakukan oleh mereka-mereka yang belum menikah. Yups, mereka yang hamil akibat sex bebas. Sudah pasti kan ya gak boleh dalam aturan Islam. Mengapa? Sebab mereka membunuh janin tanpa ada alasan yang dibenarkan. Islam menetapkan pembunuhan janin dikenakan diyat 10 ekor unta, yaitu 1/10 diyat pembunuhan orang dewasa. Kedua, karena mereka berzina, yang dibuktikan dengan adanya kehamilan, padahal dalam posisi belum menikah.
Inilah sobat yang sekarang ini sedang marak di negeri ini. Banyak banget kasus aborsi, dan remaja pun juga menjadi bagian pelakunya. Di Indonesia, ada 2,3 juta orang yang melakukan aborsi tiap tahunnya dan 30% merupakan remaja. Bahkan angka kematian akibat aborsi lebih besar dibandingkan korban bencana alam (video.metrotvnews.com, 28/2/2016).
Sungguh sangat disayangkan ya sobat muslimah. Oleh karena itulah, sebagai bagian dari bangsa ini, kita perlu peduli dan ambil bagian. Setidaknya kita sedikit berkontribusi, meski hanya lewat opini. Agar generasi muda pada sadar akan bahaya dan dosa aborsi. Lalu mau berbenah diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Syukur-syukur kalau bisa punya kepribadian yang Islami.
Sebagaimana sobat shalihah ketahui, aborsi sebenarnya bukan problem pangkalnya. Aborsi hanyalah kasus lanjutan dari freesex yang telah menyusup masuk ke dalam gaya hidup generasi muda. Freesex sendiri adalah bagian lanjutan dari gaya hidup hedonis yang serba bebas. Bebas berbuat apa saja, termasuk bergaul dengan lawan jenis hingga melanggar norma agama. Kebebasan ini sendiri adalah konsekuensi dari sekularisme yang tengah dijalankan di negeri ini.
Dengan prinsip sekular, manusia enggan menjadikan agama sebagai aturan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Agama hanya dikandangkan pada ranah ibadah spiritual semata. Sedangkan untuk aturan hidup lainnya, kesepakatan sesama manusia lah yang dipakai. Kesepakatan ini pula yang kemudian harus menjamin empat kebebasan dalam kehidupan. Kebebasan beragama, berekspresi, berpendapat, dan kepemilikan.
Dengan keempat kebebasan itu, setiap jiwa merasa berwenang untuk bertindak apa saja. Termasuk gaul bebas lalu freesex lalu aborsi jika kecolongan. Semuanya menjadi bagian dari kelamnya gaya hidup sekular. Dan tentu saja memberikan dampak yang luar biasa buruk bagi eksistensi generasi mendatang. Degradasi moral pasti akan terjadi, sebab tanpa norma yang diambil dari agama, pastilah akan terjadi kehidupan yang liar. Dan tanpa arahan pasti, hobi aborsi akan berpotensi mengurangi populasi. Sebab aborsi tak selamanya mulus dengan berakhirnya kematian janin.
Sejauh ini ancaman akibat aborsi sungguh mengerikan. Selain resiko kematian seperti informasi di atas, aborsi juga berisiko terhadap kesehatan fisik dan mental pelaku. Trauma psikologis pasca tindakan bila tidak disertai pengarahan dan pendampingan tepat tentu akan menjadi bumerang bagi eksistensi generasi berkualitas di masa mendatang. Jika berhasil selamat dari aborsi tidak menutup kemungkinan untuk mengulanginya lagi. Jika terus aborsi maka ancaman lost generation jelas menghantui.
Miris sekali bukan? Untuk itu segala tindakan yang bisa berakibat aborsi haruslah dihentikan. Akar masalah berupa pergaulan bebas dan sekularisme harus dikikis habis dari kehidupan generasi muda. Generasi muda haruslah dikembalikan pada indahnya aturan yang menghormati dan memuliakan setiap orang. Aturan Allah dalam bentuk syariat Islam. Dan so pasti ngaji Islam lah pintu awal pengenalannya.
Dengan ngaji Islam intensif, generasi muda akan dibina dan dikokohkan keimanannya. Mereka akan dibantu paham dan menggenggam nilai-nilai Islam sebagai syarat utama menumbuhkan sikap imun (kebal) terhadap semua bentuk serangan kemaksiyatan. Dengan pembinaan akidah dan hukum-hukum Islam, diharapkan generasi muda mampu mengatur perilakunya sehingga tidak terjerus pada pergaulan bebas.
Selanjutnya segala model rangsangan media porno atau aktivitas apa saja yang mengarah pada perzinahan harus dihilangkan. Perzinahan merupakan dosa besar dalam Islam, dan pelaku zina akan mendapatkan hukum rajam atau cambuk, sesuai dengan status pernikahan pelaku zina. Islam memiliki serangkaian aturan untuk mencegah zina sejak awal. Islam mengatur pergaulan antara laki-laki dan perempuan seperti melarang mendekati zina, larangan khalwat (berdua-duaan tanpa mahram) dan ikhtilat (campur baur).
Antisipasi Ancaman aborsi dengan ngaji dan pemberlakuan aturan Islam ini tentu membutuhkan dukungan semua pihak. Selain generasi mudanya yang dibina, semua pihak keluarga perlu memantau pergaulan anak-anaknya. Masyarakat juga harus peduli dan saling mengingatkan agar paparan pergaulan bebas tak mewabah di lingkungan masing-masing. Dan yang lebih penting negara juga harus ambil peran. Sebab dengan regulasi dari negara segala rangsangan pemicu pergaulan bebas berupaya tayangan porno bisa diblokir. Dengan kekuasaan negara pula sekularisme bisa digantikan oleh Islam. Sinergi antara ngaji dan kompaknya semua elemen inilah yang akan menjadi kunci sukses ancaman aborsi bisa diantisipasi. [Arin RM]