Oleh : Lilik Yani
Al-Qur'an adalah mukjizat dari Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah Muhammad saw, untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Al-Qur'an adalah karunia Allah bagi hamba-Nya yang beriman, sebagai pedoman hidup, petunjuk jalan, yang akan membawa kepada keselamatan hidup di dunia hingga akherat.
Al-Qur'an mengandung berkah dan rahmat bagi hamba yang selalu interaksi dan menjalin kedekatan dengan al-Qur'an. Dimana keberkahannya bisa membuat hati tenang, menghilangkan kegalauan, menghalau kesusahan, memberi penerangan hati yang gelap, menghapus kerisauan, hingga segala penyakit hati akan pergi menjauh dan hilang. Yang ada tinggallah hati yang tenang, tentram dan berbinar penuh syukur.
Dalam hal ini, keberkahan ayat-ayat al-Qur'an bisa menjadi syifa (obat atau penawar) terhadap penyakit.
"Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian." (TQS al-Isra' : 82)
Menurut kalamullah tersebut, al-Qur'an bisa menjadi syifa dan rahmat. Manfaat tersebut akan dirasakan bagi manusia yang mengharapkannya. Yang perlu dipastikan adalah apakah yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan utama untuk memperoleh penawar dan rahmat tersebut?
Semakin terpenuhi persyaratan utamanya, maka semakin besar peluang untuk mendapat syifa dan rahmat dari Allah. Demikian sebaliknya, jika persyaratan utama tidak terpenuhi maka semakin tipis harapan untuk memperolehnya. Syarat utama yang dimaksud adalah keimanan.
Obat atau penawar yang dimaksud ayat tersebut meliputi obat untuk segala penyakit, baik penyakit ruhani maupun jasmani. Rahmat disini dipahami sebagai pertolongan dari Allah. Sehingga ketidakberdayaan dalam bentuk apapun bisa ditanggulangi atas ijin Allah.
Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Jika Allah sudah menurunkan rahmatnya, maka penyakit apapun bisa disembuhkan dengan kekuatan Allah, untuk hamba yang dikehendaki-Nya.
Oleh karena itu, rahmat Allah akan dilimpahkan kepada umat yang beriman dengan diberikannya kebahagiaan hidup sebagai akibat dari Ridlo-Nya. Dalam hal ini, jika al-Qur'an dipahami sebagai rahmat bagi umat Islam, maka maknanya adalah limpahan karunia berupa kebajikan dan keberkatan yang disediakan oleh Allah bagi mereka yang memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai yang diamanatkan oleh Allah dalam al-Qur'an.
Menurut Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyatakan bahwa sesungguhnya al-Qur'an sebagai syifa dan rahmat bagi kaum yang beriman. Bila seseorang mengalami keraguan, penyimpangan dan kegundahan yang terdapat dalam hati, maka al-Qur'an-lah yang menjadi obat (penawar) semua itu.
Disamping itu al-Qur'an sebagai rahmat yang membuahkan kebaikan dan mendorong untuk melakukan ketaatan.
Manfaat tersebut baik sebagai penawar maupun rahmat, tidak akan diperoleh kecuali bagi orang yang mengimani (membenarkan) serta mengikutinya.
Maka dari itu, bagi orang beriman, al-Qur'an akan berfungsi sebagai obat (penawar) sekaligus rahmat baginya. Adapun bagi orang kafir yang telah dengan sengaja mendzalimi diri sendiri dengan sikap kufurnya, maka tatkala mereka mendengarkan dan membaca ayat-ayat al-Qur'an, maka tidaklah bacaan itu berguna bagi mereka melainkan semakin jauh dan semakin menjadi kufur. Karena hati telah tertutup oleh dosa-dosa yang mereka perbuat.
Dan yang menjadi penyebab bagi orang kafir menjadi semakin jauh dari kesembuhan terhadap suatu penyakit dan rahmat Allah itu, bukanlah karena kesalahan bacaan ayat-ayat al-Qur'annya, tetapi disebabkan oleh sikap mereka yang salah terhadap al-Qur'an.
Sebagaimana firman Allah swt :
"Katakanlah : Al-Qur'an itu adalah petunjuk dan obat (penawar) bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan sedang al-Qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh. (TQS Fushilat : 44)
Perlu ditegaskan lagi bahwa al-Qur'an sebagai obat (penawar) bersifat umum. Baik untuk penawar penyakit hati seperti kegelisahan hati, pemikiran yang menyimpang kearah kejahilan, kegalauan atas segala masalah, dan berbagai penyakit hati lainnya.
Selain itu al-Qur'an juga menjadi obat berbagai penyakit jasmani. Walaupun tata cara yang digunakan tidak seperti tata cara yang lazim dipergunakan untuk terapi penyakit jasmani. Melainkan menggunakan tata cara yang specifik melalui terapi spiritual yang bisa berdampak pada orang-orang beriman karena pengaruh atau sugesti yang diakibatkan oleh keyakinan mereka terhadap al-Qur'an sebagai penawar.
Misalnya penyakit sesak nafas, dada terasa tertekan atau tertindih benda berat. Dalam hal ini kita bisa menyarankan kepada pasien muslim untuk membaca ayat-ayat al-Qur'an untuk memberi sugesti agar pasien merasa tenang dan nyaman. Dengan jiwa yang tenang, maka akan mendorong fisik menjadi sehat dan bugar.
Adapun rahmat bisa dimaksudkan sebagai karunia Allah yang bisa diraih oleh setiap orang yang beriman dengan cara membaca, memahami, menghayati, dan mengamalkan isi al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.
Karena sesungguhnya di dalam bacaan ayat-ayat al-Qur'an terkandung sebab-sebab dan sarana untuk meraihnya. Kapan saja kita melakukannya, maka akan beruntung dengan hasil nyata yaitu meraih rahmat dan kebahagiaan yang abadi serta pahala terbaik dari Allah swt.
Wallahu a'lam bisshowab
Surabaya, 22 April 2019
#AlQuranSebagaiSyifadanRahmat
#SyaratUtamaAdalahKeimanan
#MesraBersamaAlQuran22