Ajaran Islam, Janganlah Di Benci


Oleh : Ruri. R

Ibu Rumah Tangga, Pegiat Dakwah

     Sudah seharusnya konsekuensi keimanan dari seorang muslim yaitu mencintai seluruh ajaran Islam. Tidak boleh mencintai hanya sebagian ajaran Islam saja dan membenci sebagian lainnya,  menerima sebagian hukum Islam, tetapi menolak sebagian yang lain, menjalankan sebagian amalan Islam, tetapi anti terhadap sebagian yang lainnya. Seperti misalnya : seorang muslim melaksanakan shalat tetapi menolak zakat, mencintai ibadah haji namun membenci kerudung dan jilbab yang sudah pasti hukumnya wajib untuk menutup aurat, menerima sistem ekonomi syariah tetapi anti terhadap penerapan hukum syariah secara formal dalam negara. Ironisnya lagi, menerima sistem politik demokrasi tetapi anti alergi terhadap khilafah.


    Mencintai seluruh ajaran Islam merupakan bagian dari totalitas mencintai Allah SWT. Firman-Nya : "Orang-orang beriman amat dalam cintanya kepada Allah." (TQS Al-Baqarah[2]:165)

Mencintai Allah SWT tentu harus dibuktikan dengan menerima, mengikuti dan mengamalkan seluruh ajaran dan tuntunan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman : "Katakanlah, jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian." ( TQS Ali Imran[3]:31)

Mencintai Allah SWT tentu harus dibarengi dengan mencintai Rasulullah Saw  sebagai kekasih-Nya : "Belum sempurna keimanan salah seorang diantara kalian sampai ia menjadikan aku lebih dicintai dari kedua orangtuanya, anaknya, dan seluruh manusia."(HR Al-Bukhari)

Cinta kepada Nabi Saw merupakan pokok (prinsip) keimanan dan ia bersanding dengan cinta kepada Allah 'azza wa jalla. Allah SWT juga mengaitkan cinta kepada Nabi-Nya dengan cinta  Kepada-Nya. Allah SWT pun mengancam orang-orang yang mendahulukan cinta kepada keluarga, harta dan tanah air dari pada cinta kepada Allah 'azza wa jalla dan Rasul-Nya Saw. Maka itu, seorang muslim tidak layak jika beriman kepada Allah SWT tetapi tidak mencintai Rasul Saw, kekasih-Nya. Tidak layak pula jika ia mengklaim mencintai Rasulullah Saw tetapi tidak mencintai bahkan membenci ajarannya, mengabaikan hukum-hukum yang beliau bawa apalagi sampai memusuhinya, seperti seorang mukmin yang berperilaku seperti kaum kafir yang selalu menentang ayat-ayat- Nya. Allah SWT berfirman. : "Jika dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat kami yang terang benderang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu."(TQS Al-Hajjah[22]:72)

 

     Adapun tanda-tanda seseorang yang mencintai agama Allah SWT:  Pertama; Mentauhidkan Allah SWT dan mentaati segenap aturan-Nya, serta tidak menyamakan-Nya dengan kecintaan dan ketaatan kepada selain-Nya. Allah SWT berfirman : "Di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintai tandingan-tandingan itu sebagaimana mereka mencintai Allah. Orang-orang yang beriman amat dalam cintanya kepada Allah."(TQS Al-Baqarah[2]:165)

Kedua; Mengikuti risalah Nabi Muhammad Saw secara totalitas. Allah SWT berfirman: "Katakanlah, jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(TQS Ali Imran[3]:31).

     Tentu suatu kemungkaran memisahkan rasa cinta kepada Allah dan RasulNya dengan menolak hukum-hukum Islam baik sebagian, apalagi keseluruhan. Melarang permainan judi, tetapi membiarkan sistem ribawi. Menerima hukum zakat dan haji, tapi menolak hukum pidana potong tangan bagi pencuri. Menerima keharaman zina, tapi menolak rajam atau cambuk sebagai sanksi atas pelakunya. Menginginkan kepemimpinan, tapi menolak sistem kepemimpinan Islam (Khilafah), bahkan menuding Khilafah sebagai ancaman, sudah usang dan tak laku.

Ketiga; Mendahulukan Allah SWT dan Rasul-Nya di atas segalanya. Orang-orang beriman tidak akan 

memberikan loyalitas, berkasih sayang dan pergaulan dengan orang-orang yang justru memusuhi Allah SWT dan Rasul-Nya. 


     Mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya tentu mengharuskan setiap muslim tunduk pada seluruh ajaran Islam baik dalam akidah maupun syariah secara ikhlas. Baik dalam urusan ibadah, muamalah, pernikahan, sosial hingga politik dan pemerintahan.  Inilah konsekuensi keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Demikianlah sikap yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Semoga kita termasuk di dalam nya. Aamiin.

Wallahu a'lam bish-shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak