A Love Storry Between Ottoman and Ireland


Oleh: Nandang Wuyung


       Bicara tentang cinta, pasti sangat indah terasa. Begitu juga dengan kisah nyata tentang sebuah sejarah yang meninggalkan jejak cinta didalamnya.


Salah satu jejak cinta itu sangat membekas di Irlandia. Ya, jejak cinta yang telah ditorehkan Khilafah Turki Utsmani di Irlandia.


Tahukah Anda...? 


Antara tahun 1845-1852, sebagian besar Eropa dilanda kelaparan hebat. Peristiwa itu dikenal dengan "The Great Hunger". Saat itu, wilayah yang terkena kelaparan yang sangat hebat adalah Irlandia.


Kelaparan ini disebabkan panen kentang yang berulang kali gagal. Sementara, persediaan kentang yang ada diserang jamur berbahaya sehingga tidak dapat dikonsumsi. Selain itu, kelaparan juga disebabkan oleh kebijakan pemerintah Inggris yang mengekspor bibit kentang ke wilayah utara serta pemberlakuan tanam paksa dengan harga sewa tanah yang tinggi terhadap petani Irlandia yang saat itu berada di bawah kekuasaan Inggris.


Akibat bencana kelaparan ini angka kematian meningkat. Lebih dari 1 juta orang meninggal dunia. Terjadi imigrasi besar-besaran yang membuat jumlah penduduk Irlandia berkurang sebanyak 25%.


Mendengar kabar itu, Sultan Abdul Majid I (Khalifah di masa kekhilafahan Turki Utsmani) menyatakan keinginannya untuk mengirimkan bantuan sebesar 10.000 sterling. Karena gengsi, Ratu Victoria sebagai penguasa Irlandia waktu itu meminta Sultan untuk mengirimkan 1.000 sterling saja. Hal ini dikarenan Ratu Victoria tidak ingin terlihat rendah, karena sebelumnya Ratu Inggris hanya memberi bantuan 2.000 sterling. Jumlah yang jauh lebih kecil dibanding bantuan Sultan Abdul Majid I. Sultan pun sepakat dengan permintaan tersebut. Dia hanya mengirimkan 1.000 sterling. Namun, secara diam-diam Sultan mengirimkan 5 kapal besar yang memuat makanan, sepatu dan keperluan lainnya setara dengan 10.000 sterling.


Mengetahui hal itu, pemerintah Inggris berusaha memblokade kapal yang membawa bantuan tersebut. Hanya saja tidak berhasil. Akhirnya kapal-kapal itu sukses berlabuh di pelabuhan Drogheda Irlandia dengan aman. Setelah mengantarkan kapal-kapal tersebut, para pelaut  utusan Khilafah Turki Utsmani meninggalkan pelabuhan Drogheda dan kembali ke Turki.


Atas bantuan itu masyarakat Irlandia menyampaikan terima kasih kepada Sultan Abdul Majid I melalui sebuah surat yang hingga saat ini masih tersimpan rapi di museum arsip Turki. Dalam surat tersebut para pembesar dan bangsawan Irlandia menyampaikan pujian kepada Sultan, dan berharap agar tindakan kekhilafahan Turki Utsmani menjadi contoh bagi negara-negara lainnya di Eropa.


Pada tahun 1853, pendeta Kristen Rev. Henry Natal menulis tentang bencana kelaparan tersebut dan tentang Sultan Abdul Majid I, Khalifah negara Islam:


"...Selama tahun kelaparan di Irlandia, Sultan mendengar penderitaan yang ada di negara bagian Inggris itu; ia segera menyampaikan kepada Duta Besar Inggris keinginannya untuk membantu sejumlah besar uang."


Hingga kini peristiwa bersejarah itu masih sangat membekas di hati masyarakat Irlandia, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar pelabuhan Dogheda. Sejak peristiwa itu pula masyarakat Irlandia menganggap Turki seperti saudara sendiri, sehingga tak jarang y yang pernah berkunjung ke Irlandia khususnya ke Drogheda dapat dengan mudah menyaksikan hal-hal yang bernuansa Turki. Bahkan, salah satu klub sepak bola Irlandia Drogheda United Fc menjadikan lambang kekhilafahan Turki Utsmani sebagai lambang klubnya. Hal itu sebagai wujud penghormatan terhadap kekhilafan Turki Utsmani. Mereka bangga Dengan lambang tersebut.


Indahnya bila Khilafah berkuasa.


Biarkan sejarah bicara yang senyatanya.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak