Wanita Selalu Dilanda Duka dalam Sistem Kapitalis


Oleh: Sumiati  (Praktisi Pendidikan dan Member AMK )


Wanita adalah diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Sehingga wanita tidak bisa diperlakukan semena-mena. Kasar akan membuatnya patah hatinya, terlalu lembek juga akan membuatnya berani melawan. Maka dari itu wanita menjadi sosok yang unik. Keberadaan memiliki peran penting dalam kebangkitan suatu negara. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah saw: Jika wanita disuatu negara rusak, maka negara tersebutpun menjadi rusak.


Bagi seorang wanita di Negeri Kapitalis tidak mudah menjalani kehidupan. Rusaknya sistem karena bukan sistem Islam semakin memperparah kaum wanita. Disaat Negara abai terhadap para suami yang bekerja, namun hasilnya tidak sebanding, membuat para istripun bergerak, bagaimana caranya menambah penghasilan agar kebutuhan terpenuhi tanpa harus merengek dan mengeluh pada suami. Karena seorang  istri yang mencintai suaminya tentu tidak seenaknya membebani pundak suami. Istri shalihah akan berupaya sekuat tenaga untuk membuat para suami tetap tersenyum dan bahagia walaupun hidup sederhana. 

Namun begitulah setan menggoda manusia dengan berbagai hal. Banyak rumah tangga yang berantakan hanya gara-gara istri bekerja. Padahal masalah utamanya bukan karena istri bekerja kemudian tidak menjalankan tugasnya sebagai istri dirumah. Pada faktanya banyak para suami yang egois, merasa kalah pamornya dibanding istri ditengah-tengah masyarakat, hingga banyak para suami kemudian bermaksiat dengan alasan yang tak pasti, lebih pada egois semata, dan menjadikan banyak wanita terdzalimi, dirampas kebahagiaannya dengan ego para lelaki.  Seorang wanita yang telah terluka akan sangat berat untuk kembali memulihkan luka yang terlanjur menganga, dan bisa jadi luka itupun tak kunjung hilang.


Bagaimana dengan Islam? Islam begitu indah dalam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk rumah tangga.


ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا ﴿٣٤﴾


"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar."


(Q.S.4:34)


Jika seorang istri sudah menjalankan kewajibannya, maka berdosalah suami yang mencari-cari alasan untuk menyalahkan istri hanya berdasarkan egoisme saja.

Sepasang suami istri bukan atasan dan bawahan, tetapi partner yang saling melengkapi dan saling memberi bukan saling menuntut satu sama lain.

Wallaahu a'lam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak