Umat Islam Menderita Dalam Sekat Nasionalisme: Khilafah Solusinya


Oleh: Iin Kurniawati (Ibu Rumah Tangga)


Belum lama ini berita internasional mengabarkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman berkunjung ke Cina guna memperkuat kerjasama internasional diantara kedua Negara tersebut. Disisi lain, ada muslim Uyghur yang masih terluka dengan perlakuan pemerintah China sendiri. Alih-alih diperhatikan, namun dalam pertemuan ini Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman mendukung pembangunan kamp konsentrasi untuk Muslim Uighur. Dia mengatakan bahwa tindakan China itu dapat dibenarkan.


Presiden  hina, Xi Jinping, mengatakan kepada putra mahkota bahwa kedua negara harus memperkuat kerja sama internasional tentang deradikalisasi guna mencegah infiltrasi dan penyebaran pemikiran yang dianggap ekstrim (kiblat.net, 24/02/2019).


Ketika mendengar kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi tersebut, muslim Uyghur tentu memiliki harapan yang sangat besar pada mereka. Selain muslim Uyghur, kerajaan besar yang beridentitas Islam ini tentu sangat diharapkan pula oleh kaum muslimin agar mengambil sikap terhadap apa yang dirasakan saudara-saudaranya di Xinjiang, China. 


Namun, setelah mendengar peryataan Putra Mahkota yang mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah China tersebut, membuat harapan-harapan ini sirna. Harapan yang digantungkan kepada para pemimpin negeri muslim saat ini memang menjadi tidak berarti.

Muslim Uyghur akan terus menjerit. Penderitaan muslim Uyghur sampai kapanpun tidak akan pernah dilirik jika setiap negeri muslim masih menganut ide nasionalisme. 


Bukan hanya muslim Uyghur, tetapi saudara-saudara muslim yang berada diluar sana akan terus merasa hilang harapan karena melihat para penguasa negeri muslim hanya diam tanpa berbuat sesuatu. 


Umat Islam, sebagai umat terbaik yang disematkan Allah dalam Al-Qur’an surah Ali-Imran ayat 110, akan terlihat jika umat Islam telah menerapkan aturan Islam secara Kaffah dalam setiap sendi kehidupan. Menggunakan Islam dalam mengatur kehidupan bukan hanya perkara aqidah dan ibadah. Tetapi mulai dari sosial, politik, pendidikan, maupun ekonomi juga bersumber dari Islam.


Umat Islam harus mampu merasakan penderitaan saudaranya, memiliki rasa simpati dan empati terhadap saudaranya, hingga memberi pertolongan terbaik yang mampu diberikan kepada saudaranya. Sehingga, menutup mata hati dari penderitaan saudara bukanlah hal yang dibenarkan dalam Islam. Itulah yang Islam ajarkan. Kaum muslimin yang “Satu Tubuh” seperti digambarkan Rasulullah SAW menjadi tidak terwujud dengan adanya nasionalisme.


Oleh karena itu, hanya Islam yang mampu menyelesaikan penderitaan kaum muslimin saat ini. Dengan menerapkan Islam secara menyeluruh dalam bingkai Daulah Khilafah menjadikan kaum muslimin bagaikan “Satu Tubuh” dan bangunan yang kokoh. Karena sistem Islam terbukti mampu menaungi sekaligus melindungi umat manusia dengan aturan Islam yang luar biasa tanpa memandang sekat-sekat negara, tanpa memandang kepentingan bisnis duniawi atau pun laba-rugi. 


Allaahu a'lam bi ash-shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak