The Lost My Guardians 1924


Oleh : Dwi Agustina Djati, S.S

(Members of Revowriter)


Tiga Maret 1924 tidak akan dilupakan oleh kaum muslimin. Tepat pada dua puluh delapan Rajab institusi global kaum muslimin di hancurkan oleh laknatullah Kemal Attaturk. Dimulai dari propaganda ketidakpercaayaan pada khalifah, melakukan kerjasama dengan banyak aparatur negara yang terbaratkan, Attatruk menghapus bentuk sistem pemerintahan Islam lewat sidang majelis tinggi Ottoman. Khilafah diganti menjadi Republik Turki. Khilafah dianggap sistem usang yang yang tak bisa mengikuti jaman. 

Dunia Mengalami Kegelapan Peradaban

Runtuhnya pelindung kaum muslimin dunia ini menyebabkan duka mendalam. Para Ulama Turki Utsmani melakukan protes keras saat Attaturk menghapusnya untuk digantikan dengan Republik. Demikian juga para ulama India. Namun semua terlambat, mereka termakan propaganda. 

Hasilnya banyak dari para ulama dieksekusi untuk dibunuh. Attaturk mengangkat dirinya menjadi pemimpin tertinggi Republik Turki. Sejak saat itu dunia memasuki era kegelapan. Setelah sebelumnya banyak negeri yang dulunya bergabung memisahkan diri menjadi negara merdeka. 

Eropa Balkan lebih dulu pecah menjadi banyak negeri kecil. Tanah Hijaz pecah menjadi Arab Saudi, Yaman, Oman, Bahrain dan Uni Emirat Arab. Negeri Syam terberai menjadi Suriah, Libanon, Yordania, Palestina.

 Lembah Mesopotamia, Afrika Utara, Tanah Hindustan hingga Asia Tengah menjadi negeri yang terkoyak oleh perang saudara. Nestapa kaum muslimin di mulai. Kegelapan peradaban menaungi umat Islam.

Negeri-negeri yang dulunya bersatu di bawah satu kepemimpinan menjadi negeri kecil tanpa kekuatan. Satu persatu negeri kecil tersebut di aneksasi oleh negara-negara penjajah. Inggris, Italia, Rusia, Perancis, Spanyol, Portugis dan Belanda menjarah mereka. Kekayaan alam hisab, pemerintahannya dikendalikan dan rakyatnya dijadikan budak yang tak merdeka.

Dalam sembilan dekade dunia Islam telah mengalami abad kesengsaraan, kehinaan dan kemelaratan. Sejak 1948 Palestina jatuh ke tangan Yahudi melalui Inggris. Impian Yahudi menjadi kenyataan setelah sebelumnya gagal memintanya dimasa Abdul Hamid II, penguasa Ottoman terakhir. 

Sampai hari ini Palestina berjuang sendirian melawan penjajah Israel. Berapa korban yang jatuh? Bisa dibanyangkan sendiri. Suriah, negeri yang diberkahi sejak di bawah rezim keluarga Bassar Assad terus berada dalam perang saudara. 

Tangan besi Assad berlumur darah para syuhada. Afganistan,  puluhan tahun berada dalam konflik bersenjata akibat perang dengan Rusia.

Lalu Yaman, negeri para Nabi terus menerus dibombardir oleh jet-jet tempur Saudi, sekarang mengalami kelaparan akut. Iran-Irak naik turun eskalasi ketegangan diantara dua negara bersaudara. Selanjutnya Hindustan. 

Hampir sama dengan Irak-Iran, Pakistan-India bahkan hanya dibatasi oleh pagar berduri wilayah geografisnya saat ini sedang mengalami ketegangan, sehingga terjadi konflik bersenjata. Masuk ke wilayah Asia. Uyghur dan Rohingya mengalami genocida. 

Mereka diburu untuk dibunuh. Masuk kamp konsentransi untuk menerima doktrin komunisme. Dihalangi dalam melakukan ibadah. Nestapa itu demikian kentara, tidak ada satupun yang tergerak untuk menolong. Tentara kaum muslimin berada di asrama dan barak mereka. 

Inilah dampak signifikan saat Junnah hilang. Kaum muslimin tak lagi punya pelindung. Para lelaki berangkat ke medan perang dengan hati berat. Berat bukan karena enggan atau malas. Namun karena meninggalkan Kaum perempuan dan anak-anak tanpa perlindungan. 

Sewaktu-waktu tentara penjajah melakukan serangan ke rumah rumah warga sipil. Mereka menghabisi rakyat tanpa ampun. Diamnya dunia Islam atas kesengsaraan saudaranya akibat sekat nasionalisme yang mereka agungkan sejak menjadi negara 'Merdeka'.

Mewujudkan Kembali Kepemimpinan Global

Kapitalis-Demokrasi sebagai ideologi pengganti tak mampu menyelesaikan problem Umat. Kelaparan, kemiskinan, pembunuhan, perang saudara, pemerkosaan bagi perempuan, perdagangan anak hingga hancurnya institusi keluarga menghantui dunia Islam.  

Jeritan minta tolong mereka  dibiarkan oleh para rezim negeri-negeri Islam. Sedang kaum muslimin secara perorangan ataupun komunitas hanya mampu menolong semampu kekuatan mereka. Bantuan logistik lewat kapal kemanusian itulah kiprah muslim saat ini. 

Kegagalan Kapitalis-Demokasi menjadi peluang kembalinya sistem Islam naik ke panggung Dunia. Saat dunia muak dengan segala ketidakadilan, penghisapan sumber daya alam dari hulu hingga hilir, genosida dan perang berkepanjangan bukan tidak mungkin akan menjadi pemicu perubahan fundamental.

Sebagaimana saat Rasulullah SAW melakukan langkah-langkah efektif dalam tiga fase dakwah yang fenomenal. Makkah sebagai pusat kekuasaan terguncang. Dakwah pemikiran yang disusun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya telah menampakkan hasil progresif.

Rasul kemudian mengarahkan pandangan ke Madinah sebagai awal membamgun peradaban mulia. Nyatanya Heraklius dan Kisra tak sanggup menhadapi pasukan Islam. Hingga empat belas abad lamanya bertahan menjadi sebuah institusi pelindung bagi berbagai ras dan suku bangsa di dunia. 

Menaungi banyak negeri dari Afrika hingga Asia Tenggara. Kekuasaan membentang dari barat hingga timur dunia. Menyatu dalam satu kepemimpinan tunggal.

Semua akan bisa terealisasi jika kaum muslimin bersatu dalam satu pergerakan dakwah. Mahkota kewajiban menjadi target utama arus dawah. Mengarahkan pandangan pada musuh utama yakni Barat kafir yang membenci Islam, bukan antar sesama kelompok Islam sendiri. 

Mengikuti metode dakwah yang sudah digariskan oleh Rasulullah SAW. Bukan tidak mungkin peradaban gemilang itu akan kembali berkuasa, setelah sembilan puluh lima tahun dikubur dengan berbagai narasi jahat

Umat Islam akan menjadi umatan wahidah, merebut kembali peradaban yang hilang menuju khilafah Nubuwah yang kedua. Semoga tidak akan lama lagi masa tersebut akan kembali. Wallahu'alam bi Showab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak