Teroris Brutal, Di mana Pemuja HAM?

Oleh : Hilda Yulistiyanita (Komunitas Pena Islam)


Lagi dan lagi, umat muslim kembali berduka. Nasib kaum muslimin kian tak punya tempat di dunia, baik karena sistem kapitalisme maupun komunisme yang makin menggerogoti kaum muslim dunia. 

Kali ini, muslim dibuat kaget dengan penembakan brutal di dua Masjid di Cristchurch, New Zealand (Selandia Baru). Aksi ini merenggut nyawa 49 orang muslimin yang sedang melaksanakan sholat jum'at, dengan 41 orang meninggal di masjid Al Noor, Deans Ave dan 7 orang lainnya meninggal dalam penembakan di Masjid di pinggiran Linwood dan satu orang meninggal saat dirawat di rumah sakit. 

Aksi tersebut dilakukan bak bermain game di dunia digital. Tersangka membabat habis musuh di depan matanya yang sedang sholat jum'at. Tanpa ada rasa kemanusian, peluru menyasar siapa saja yang dilihat oleh tersangka. Kejamnya, yang membuat dunia tak habis pikir adalah pelaku melakukan aksi ini dengan menyiarkan secara live streaming. 

Detik news (15/03/2019) mengungkapkan pelaku ada beberapa orang dan salah seorang pelaku adalah pria kulit putih usia 28 tahun kelahiran Australia. Diketahui dari akun facebooknya mengarahkan pada postingan sebuah manifesto setebal 87 halaman yang dipenuhi pandangan anti-imigran dan anti-muslim. Kejadian ini menunjukan bertambahnya deretan pemberangusan terhadap kaum muslimin di dunia. Sebelumnya telah terjadi di Suriah, Palestina dan Rohingya. Pembunuhan keji tanpa ampun ini dilakukan pada kaum muslimin, bukan yang lain.

Detik news (18/03/2019) menambahkan bahwa Anning, Senator Autralia menyebutkan penembakan di New Zealand adalah kesalahan imigran muslim yang menimbulkan ketakutan komunitas baik di Australia ataupun Selandia Baru atas meningkatnya keberadaan muslim. Namun, ujaran ini disayangkan oleh PM New Zealand. 

Di lain sisi, dunia dirasa bungkam dengan aksi ini. Penggiat HAM yang biasanya vokal jika ada aksi seperti ini pun lenyap entah kemana. Tak ada kehebohan pemberitaan. Berbeda ketika yang menjadi pelakunya adalah kaum muslimin. Diskriminasi sangat jelas terlihat. Monsterisasi istilah teroris pada Islam pun mudah dilihat. Ini adalah wujud Islamofobia dan sikap-sikap ini menunjukan adanya standar ganda bahwa ketika kaum muslim menjadi korban, maka sikap dunia serasa lamban untuk merespon. Ketika non muslim yang disasar, seolah dunia gempar dan langsung mengarahkan bahwa aksi itu adalah terorisme dan radikalisme. Bukankah ini menunjukan kemunafikan HAM?

Bisunya dunia dan adanya Islamofobia adalah wujud bahwa dunia ini tak menginginkan keberadaan kaum muslim. Karena Islam dianggap ancaman, anti-barat dan musuh bagi Barat. Karena Islam menawarkan peradaban yang damai, tentram dan adil bagi rakyat. Kondisi ini membuat umat sadar bahwa sistem yang ada sekarang bukan untuk masyarakat Islam, namun untuk yang berkepentingan. Kondisi ini juga menunjukkan urgensi Khilafah sebagai junnah, yaitu imam yang melindungi orang-orang yang berada di bawah kekuasaannya. Khilafahlah yang kan menjadi perisai umat, penjaga umat.

Kenapa Khilafah? Lalu, bagaimana dengan kaum non muslim? Sangat jelas dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya. Jika seorang imam (khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah 'azza wa jalla dan berlaku adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan jika ia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapat siksa (HR. Al-Bukhari Muslim, An-Nasa'i, Abu Dawut, Ahmad).

Ini berarti bahwa ada rasa aman masyarakat karena kepemimpinannya, kepemimpinan yang memiliki rasa takut terhadap Tuhannya, ketika tak berlaku adil dan tak sesuai syari'at. Khilafah (kepemimpinan atas dasar aturan Islam) merupakan sistem yang sangat menghargai darah manusia. Islam mengajarkan bahwa darah seorang manusia yang tertumpah seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia. Harga itu tak hanya ditujukan kepada muslim, tapi juga non muslim. Itulah sebabnya mengapa dunia butuh Khilafah dan merindukan kepemimpinan Islam. Semoga kepemimpinan Islam ini segera tegak di muka bumi. 

Wallahua'lam bishshowwab.


*sumber gambar : sindonews.com

Sang Mentari

Assalamualaikum sahabat... Aku hanya seorang biasa yang sedang belajar tuk jadi pribadi yang tak biasa. Setiap desain adalah passionku, menulis dan bercerita merupakan kesukaanku, berbagi hal yang bermanfaat adalah kegemaranku. Islam sebagai way of life adalah dienku. Semoga dengan izinNya segera kan tegak kembali di bumi Allah ini. Aamiin @naybeiskara

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak