Takut Alloh, Kenyataan ataukah Pencitraan??

                                 Oleh:Heni Andriani



Pernyataan calon presiden Jokowi membuat ingatan setiyardi Budiono kembali ke ruang persidangan. Di dalam debat capres kedua bersama penantangnya Prabowo Subianto, Jokowi mengatakan dirinya hanya takut pada Tuhan (R. Mol 18/02/2019 )


Memiliki rasa takut kepada Alloh itulah ungkapan Jokowi.Takut kepada Alloh berarti dalam tiap aktivitasnya tidak akan mau melakukan melakukan hal -hal yang bertentangan dengan aturan Alloh Swt. Namun sayangnya,ungkapan takut kepada Alloh tidak sesuai dengan kenyataan bahkan hanya hoax semata.Berbagai ungkapan manis dan janji sering terlontar dari para  pejabat dan penguasa bangsa ini,bukan semata -mata lahir ungkapan tersebut karena ketulusan tetapi sebenarnya ada maksud tertentu.Tiada lain adalah untuk mencari simpati dan pencitraan semata di saat elektabilitas capres 01 ini mulai menurun. 

Berbagai cara pun dilakukan agar meraih suatu tujuan apalagi menuju detik-detik pilpres yang tinggal beberapa bulan lagi.

Hal yang wajar di sistem demokrasi politik menghalalkan segala cara selalu di lakukan karena memang dari segi asasnya pun fasluddin anil hayat telah mengakibatkan pejabat-pejabat dan penguasa ini berebut kekuasaan tanpa mengindahkan moral dan akhlak.

Dengan prinsip sekulerisme telah mengakibatkan seseorang jauh dari nilai-nilai agama bahkan semakin mendekatkan kepada kemaksiatan.


Sejatinya rasa takut kepada Alloh merupakan penampakan dari naluri mempertahankan harga diri(ghorizatul baqo)dan rasa takut kepada Alloh hal yang wajib dimiliki setiap muslim.Dia akan merasa diawasi terus oleh Sang Penciptanya.Apalagi seorang pemimpin wajib memiliki hal tersebut dalam mengurusi rakyatnya.Akan tetapi di sistem demokrasi sekuler berbagai pernyataan lebih banyak hoax dan pencitraan dibandingkan realitanya.Lihat saja berbagai kebijakan dalam bentuk RUU ,perpu banyak menzholimi rakyat sebut saja UU ITE,UU terorisme,UU Minerba,perpu ormas atau UU lainnya yang hanya menguntungkan para antek kapitalis.

  

Padahal dalam hadist disebutkan bahwa

"Siapa saja seorang pemimpin yang mengurusi urusan kaum muslimin kemudian dia meninggal sedangkan ia berbuat curang terhadap mereka maka Alloh mengharamkan surga baginya.(HR.Bukhori Muslim,dari Miqel bin yasr,lafadz bagi Bukhori).disebutkan pula dari Abu Hurairoh ra dari Nabi Saw,tentang perkara yang diriwayatkan beliau dari Tuhannya.Alloh berfirman :

"Demi kemuliaan-Ku,Aku tidak akan menghimpun dua rasa takut dan dua rasa aman pada diri seorang hamba. Jika ia takut kepada-Ku di dunia,maka Aku akan memberikannya rasa aman di hari kiamat.Jika ia merasa aman di dunia dari -Ku di dunia ,maka Aku akan memberikan rasa takut kepadanya di hari kiamat(HR.Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya).


Dari paparan di atas bahwa ketika seorang pemimpin takut kepada Alloh semestinya akan mengurusi urusan umat dengan sebaik-baiknya bukan malah menzolimi.Ketika ada kelompok ataupun ormas,komunitas mengkritisi berbagai kebijakan yang merugikan rakyat seharusnya jangan di zalimi dan di bungkam suaranya.Karena sejatinya mengingatkan penguasa sebagai bentuk kasih sayang dan pemimpin yang takut kepada Tuhannya akan senantiasa berbuat adil kepada rakyatnya.ungkapan rasa takut kepada Alloh bukanlah sebuah pernyataan semata apalagi pencitraan tetapi di buktikan dengan aktivitas kehidupan.Pemimpin yang takut kepada Alloh telah banyak di contohkan oleh para khalifah di masa lalu.Maka oleh karena itu,mengharapkan pemimpin yang benar-benar takut kepada Alloh swt hanya di sistem islam bukan yang lain.

Wallohu 'alam bi showab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak