Sistem Sekuler Merusak Pemikiran Umat

Oleh: Nurul Putri

(Ummu Warabatul Bait dan Pegiat Dakwah, Bandung)


Wacana yang bergulir menghebohkan terkait "yang gaji ibu siapa", kini menjadi polemik yang bercabang.

Polemik bermula dari voting desain stiker sosialiasi pemilu, Menkominfo Rudiantara menyindir salah satu pegawainya yang memilih paslon 02 dengan menyinggung soal gaji untuk ASN. (CNN Indonesia/Jonathan Patrick)

Pernyataan sindiran Menkominfo Rudiantara terhadap seorang aparatur sipil negara (ASN) mengundang protes dari berbagai kalangan. Pernyataan tersebut dianggap tak wajar karena sebenarnya gaji ASN, termasuk gaji Rudiantara sebagai menteri, bersumber dari uang rakyat. Tak seharusnya pejabat berucap dan bertingkah semacam itu dihadapan rakyat yang notabene penggaji menteri. 

Betapa jumawanya seorang menteri, karena sebab ingin membela jagoannya tak sadar ucapannya itu menjadi blunder. Tak cuma pada dirinya pribadi tapi juga kubu yang di unggulkannya.

Beginilah potret penguasa sekuler. Pemisahan aturan politik dan aturan sebagai individu yang bersifat sosial, sama-sama ciptaan Allah Swt dengan segala hak dan kewajibannya semakin terlihat nyata.  Semuanya dianggap milik penguasa. Uang negara dianggap uang pribadi. Para pejabat bermain-main atas nama negara. Ironis memang, tapi itulah fakta yang kini terjadi di negara kita. Seolah rakyat terbiasa dengan gaya sekulerisme yang telah merusak generasi dari mulai anak-anak hingga dewasa. 

Islam hanya sebagai atribut untuk keperluan identifikasi, sekedar pengetahuan belaka, bahkan baru baru ini salah satu pejabat negara mengatakan bahwa akan menghapuskan pelajaran Agama dari pendidikan. Islam bukan saja sebagai agama tapi juga politik identitas muslim dengan seperangkat aturan Illahi. 

Tata kehidupan dan pergaulan manusia tanpa aturan agama tak kan pernah membawa kebaikan apalagi kemaslahatan. Individu masyarakat menjadi hilang kendali, tanpa arah dan tujuan pasti. Mau dibawa kemana generasi kita kelak jika dijauhkan dari pemahaman Agama dan syariat Allah. Tentulah kita akan menyaksikan potret generasi muda kita semakin hancur di masa yang akan datang karena jauh dari pemahaman aqidah. Terutama aqidah Islam. Pun halnya tidak akan sampai pada mereka pemahaman konsep keridhoan Allah SWT sebagai standar kebahagiaan tertinggi yang harus diraih. 

Pendidikan juga menjadi sarana untuk memasukkan paham-paham sesat arahan Barat seperti pluralisme dan liberalisme. Masyarakat ditanamkan pemikiran toleransi yang mengarah pada pengakuan kebenaran semua agama. Ditanamkan paham kebebasan dalam berpikir, berpendapat, kebebasan kepemilikan, berkeyakinan dan bertingkah laku. Bila pemikiran semacam ini sudah ada maka, akan mudah bagi Barat untuk menancapkan ideologinya di negeri muslim. Karena para generasi selanjutnya yang kelak akan mewarisi negara ini sudah menjadikan Barat sebagai kiblat. Mereka berpikir dengan cara berpikir Barat, bertingkah laku dengan perilaku Barat, dan melangkah dengan arahan Barat. Islam hanya sekedar baju luar saja, isi dalamnya adalah pemikiran barat. Di samping itu, Islam hanya dipahami sebagai agama yang mengatur urusan akhirat, bukan sebagai sistem kehidupan yang mengatur dan memberikan solusi atas setiap persoalan kehidupan manusia. 

Dari fakta di atas tampak betapa sistem sekuler ini merusak cara berfikir masyarakat muslim karena masuknya ideologi kapitalis beserta anak-anaknya liberalisme dan sekulerisme. Selama sistem kapitalis yang mendominasi negara ini tidak dihilangkan, selama itu pula semua persoalan kerusakan generasi yang terjadi tidak akan bisa terselesaikan secara tuntas. Rezim yang berganti hanya menciptakan kegagalan demi kegagalan akibat sikap represif anti Islamnya. Ajaran Islam sebagai solusi terbaik dari Yang Maha Sempurna  kalah hebat dibanding aturan kufur atas nama demokrasi sekular. Menjadikan aturan buatan manusia sebagai makhluk lemah, lebih tinggi dari pencipta alam semesta. Meski faktanya kerusakan dan kebobrokan terus merajalela disebabkan aturan tersebut.

Islam pada dasarnya menolak segala bentuk sekularisme. Bahkan, Islam menolak penerapan apa pun mengenai konsep-konsep sekuler, karena semuanya bukanlah milik Islam dan berlawanan dalam segala hal. Islam adalah agama yang sempurna. Sudah waktunya kita berpaling dari sistem kapitalis-sekuler, kembali pada Islam yang telah Allah jadikan sebagai solusi bagi setiap permasalahan kaum muslimin. Sebagaimana ditegaskan dalam ayat berikut:

Allah jelaskan dalam Al-Quranul Kariim, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya. Dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu,” (TQS al-Baqarah: 208).

Kami telah menurunkan kepadamu (Muhammad) al-Quran sebagai penjelas segala sesuatu; juga sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang Muslim (QS an-Nahl [16]: 89).

Wallahu a'lam bi ash Shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak