SIPILIS LEBIH BAHAYA DARI PENYAKIT FISIK


Oleh: Oom Rohmawati 

(Muslimah Pembelajar Islam Kaffah) 



Terkait Rencana Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang ingin mensosialisasikan penghapusan sebutan "kafir" kepada Non Muslim Indonesia. 

Menjadikan pembahasan inti pertemuan para Kiai dan Ulama, pada acara Halaqoh ke- 6 Komite Khittah (KK) 265. NU yang berlangsung di Pondok Pesantren-Qutub.   Cipadung, Cibiru, Bandung. Rabu  (6-3-2019).   Halaqoh ke-6 ini di tunggui  tuan rumah. (Prof), Dr H Juhaya. S Praja, MA. Pengasuh PP AL Qutub dan KH Salahudin Wahid  (Guslah)  Ketua KK 26 NU. Dihadiri juga Kapolsek Cibiru, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Jayasman, sampai selesai. Sebelumnya di jelaskan oleh ( Prof) Juhaya bahwa acara ini di tilisik wartawan.  Kendati demikian, peserta halaqoh tetap leluasa menyampaikan unek-unek. 


Penggunaan istilah kafir atau menyebut kata kafir kepada orang-orang di luar Islam, selama berabad-abad nyaris tidak menimbulkan problem.  Baik di internal umat Islam sendiri maupun di kalangan eksternal nonMuslim.   Dalam kitab-kitab nya para ulama terbiasa menyebut orang-orang nonMuslim dengan istilah kafir. Maka sangatlah aneh bila sekarang ini istilah kafir di permasalahkan dan yang lebih anehnya kata-kata nyeleneh ini keluar dari orang Islam sendiri yang notabene berpredikat ulama. Paham sepilis/sipilis ternyata begitu dahsyat bahayanya ketimbang penyakit fisik. Jika area tubuh luar  yang sakit, tentu yang merasakan  langsung sakitnya adalah si empunya . Tapi manakala akal dan pikirannya  sakit, yang kena imbasnya tidak cuma dirinya tapi pengikut/jamaahnya. Baik dilevel masyarakat atau negara. Ironis. Jasadnya Muslim, namun akal dan perbuatannys sekular.

Bukankah hanya orang-orang yang "tidak beriman"  saja yang meragukan isi Al-Quran karena banyak ayat-ayat Al-quran yang menyebutkan kata kafir.  Non Muslim di luar Islam wajar  saya tidak keberatan tapi anehnya ini muncul dari orang yang Islam sendiri yang setingkat ulama berarti ke ilmuwan tetang Islam tidak di ragukan lagi, pantas kalo  kata Habib Abdullah bin Ali Alhadad dari Jakarta menyampaikan bahwa Nu harus segera di selamatkan dari tangan politisi. "Hari ini, NU sudah di rusak oleh pengurusnya sendiri."


Ketika di telusuri secara mendalam ternyata masuknya kaum SIPILIS ketubuh ormas mereka semakin berani sampai ayat Al-quran pun di otak atik. Jadi kaum SIPILIS ini emang sangat merusak berbaya yang akan mengacaukan tatanan masyarakat, mengubah paham dan pemikiran terlebih-lebih berpengaruh pada keimanan *Aqidah*. 

Virus terkait Sepilis (Sekularisme . Pluralisme. Liberalisme). 

Telah semakin menggurita dan meracuni pemikiran umat Islam saat ini. 

Sekularisme yang di usungnya adalah paham pemisahan agama dari kehidupan, agama di anggap hanya untuk mengatur urusan pribadi manusia dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesama manusia di atur sesuai kesepakatan,dan suara terbanyak. Sementara pluralisme adalah paham yang mengajarkan semua agama sama.   Dan setiap pemeluk agama tidak boleh mengklem agama nya paling benar,bagaimana bisa karena Allah SWT sendiri yang menyebutkan lewat Firmannya  TQS: Ali-imran [3]:19

"Sesungguhnya agama yang di sisi  Allah adalah Islam".

Penyetaraan agama dan toleransi yang kebablasan.     Sedangkan Liberalisme adalah paham kebebasan, baik bebas berprilaku, bebas berpendapat, bebas bergaul, sehingga makin banyak pelaku kemaksiatan dalam memahami isi Al-Quran dan penafsirannya, sesuai akal pikiran semata seperti dalam menafsirkan istilah kafir. Untuk menyebut non Muslim karena mengandung unsur kekerasan teologis tentu tidak relevan, dan tidak mendasar pasal saat ini justru kekerasan itu di rasakan oleh umat muslim bukan hanya teologis bahkan psikis,  fisik.    Apakah bukan kekerasan teologis namanya saat umat Islam hari ini terus di pojokkan dengan label  terorisme,  radikal, intoleran, mengancam NKRI,  dll  hanya karena menolak pemimpin kafir dan ingin menerapkan syariah Islam secara kaffah, anti terhadap neo liberalisme, atau para Muslimahnya berjilbab syar'i dan bercadar. Ulama yang menyampaikan Islam kaffah di bulli bahkan tak sedikit yang di penjarakan. 


Upaya mereka para kaum Sipilis/ Sepilis untuk merusak Islam akan terus terjadi sepanjang Rezim sekuler dan Sistem pemerintahan Demokrasi berkuasa di tengah umat. 

Maka dari itu kita saat ini  membutuhkan satu institusi Negara yang bisa menangani dan menuntaskan masalah-masalah sipilis ini sampai ke akar-akarnya, dan institusi negara itu tidak lain adalah Daulah Khilafah yang menerapkan syariat Islam secara keseluruhan aspek kehidupan, solusi bagi semua permasalahan yang ada dan dapat menjaga aqidah umat, tak terkecuali penyebutan "kafir". 


Dalam kamus bahasa Arab juga di nyatakan: Orang kafir adalah siapa saja yang tidak mengimani keesaan Allah SWT dan kenabian Muhammad SAW, atau risalah Islam, atau ke tiga-tiganya (Kamus AL-Mujam al-Wasith, || /891).    Dan dalam Islam, istilah kafir terbagi menjadi beberapa jenis yakni  : Kafir dzimi, kafir harbi dan kafir   mereka di perlakukan beda secara fiqih.  Namun sejarah mencatat khalifah memberikan jaminan rasa aman dan tentram pada non Muslim mereka bisa hidup berdampingan. 

 

Untuk itu sudah saat nya kita harus kembali kepada Islam kaffah dan meninggalkan Rezim yang menolak untuk tunduk pada Islam, niscaya paham SIPILIS tidak akan masuk dan berkembang lebih jauh.  Dan Islam sebagai rahmatanlil'alamiin. rahmat bagi seluruh alam akan terwujud dan dirasakan hingga penjuru dunia.     Wallahualam bish-shawab []

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak