Oleh Lulu
Jika Allah membenci seorang hamba, Dia memanggil Jibril dan berfirman, “Sesungguhnya Aku membenci si fulan, maka bencilah dia sehingga Jibril pun membencinya.”
Rasulullah bersabda, “Lalu, Jibril menyeru penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah dia.’” Penduduk langit pun membenci si fulan, kemudian dia pun dibenci penduduk bumi.
(HR Bukhari dan Muslim).
Imam Muslim juga telah meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
"Apabila Allah membenci seorang hamba, maka Allah akan memanggil Jibril dan berfirman, 'Sesungguhnya Aku membenci si Fulan, maka bencilah ia'.
Rasulullah bersabda "Kemudian Jibril pun membencinya dan menyeru kepada penghuni langit, sesungguhnya Allah telah membenci si fulan, maka bencilah ia",
Rasul SAW bersabda, "Kemudian mereka pun membencinya. Dan setelah itu kebencian baginya akan diletakkan di bumi".
**************
Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kelak akan kembali pada-Nya. Akan tetapi, 'kembali' seperti apa yang kita inginkan. Apakah kembali dalam keadaan dimurkai Allah? Atau dirindukan? Pilihan itu ada pada kita, karenanya kita dihisab.
Melakukan muhasabah setiap waktu, agar terukur aktivitas kita. Masih dalam koridor syara' atau mengambil ruang yang lain. Jika kemudian kita temukan kekeliruan, maka segera istighfar. Putar balik, ganti arah, segera mencari jalan menuju rida Allah.
Jangan sampai kita salah menghukumi sesuatu. Merasa benar, on the track. Tapi ternyata berada dalam kehinaan sebab mendapat murka Allah. Hingga seluruh penghuni langit dan bumi membenci kita. Sungguh kita harus segera berlindung pada Allah dari yang demikian.
Oleh sebab itu sempatkan untuk belajar, menuntut ilmu. Ilmu adalah bekal kita untuk memperbaiki keimanan kita dari waktu ke waktu. Kemudian mencari lingkungan kondusif agar keimanan tetap terjaga. Sebab kelak kita ingin 'kembali' selamat.
Semoga Allah tidak membenci kita, semoga penduduk langit tidak murka terhadap kebodohan kita. Semoga itu bukan kita. Tidak ada tempat di langit dan di bumi bagi orang-orang yang dibenci Allah Subhaanahu wa ta'ala.